Suasana Seminar Bawang Merah yang digelar Dirjen Hortikultura di Hotel Orchid Kota Batu
(Tingkatkan Kesejahteraan)
Kota Batu, Bhirawa
Pemerintah Pusat terus mendorong petani untuk menanam bawang merah dengan hasil panen yang berkualitas. Hal ini untuk mengubah status Indonesia sebagai Negara pengimpor bawang merah menjadi pengekspor bawang merah. Karena itu, Direktorat Jendral (Dirjen) Hortikultura Kementerian Pertanian (Kementan) berupaya memberikan kebijakan peningkatan kualitas produksi bawang merah milik petani.
Data di Dirjen Hortikultura, pada tahun 2014- 2015 Indonesia merupakan pengimpor bawang merah dengan jumlah hingga 75 ribu ton. Dengan kualitas hasil panen bawang merah dari petani yang terus membaik, maka saat ini Indonesia sudah tidak perlu mengimpor lagi.
Untuk terus melakukan perbaikan kualitas bawang merah ini, Dirjen Hortikultura akan mengembangkan pembibitan bawang merah menggunakan biji. Diharapkan pembibitan ini bisa lebih menyejahterakan para petani. Hal ini menjadi materi seminar yang digelar Dirjen Hortikultura di Hotel Orchid Kota Batu, Kamis (2/11).
“Kelebihan menggunakan pembibitan biji ini hasilnya terbukti lebih bagus. Tidak membutuhkan banyak pupuk kimia sehingga petani tidak perlu mengeluarkan pengeluaran yang banyak,”ujar Kadirjen Hortikultura, Spudnik Sujono.
Ia menjelaskan, untuk penanaman satu hektar bawang merah membutuhkan biaya Rp 12 juta. Dengan ditambah pembelian pupuk maka total biaya diperkirakan bisa Rp 20 juta. Namun kalau menggunakan pembibitan pakai umbi biaya yang dikeluarkan bisa membengkak menjadi Rp 25 juta hingga Rp 30 juta. Karena itu nantinya petani diharuskan melakukan pembibitan menggunakan biji.
Namun ada kelemahan jika menggunakan pembibitan dengan biji. Yaitu, petani membutuhkan waktu lebih lama yaitu 3,5 bulan. Sementara dengan pembibitan umbi hanya dibutuhkan waktu 2 bulan.
Dalam perkembangan penanaman bawang merah, saat ini Indonesia tidak perlu mengimpor bawang merah lagi. Bahkan saat ini Indonesia sudah melakukan bisa mengekspor bawang merah ke Thailand, Singapura, Malaysia dan Taiwan.(nas)
