Ajak Siswa Senang Membaca, Hadirkan Pencerita Muslim

Anggota Persaudaraan Pencerita Muslim Indonesia (PPMI), Kak Hadiyan Mariadi SPdI bercerita sosok sahabat Nabi Muhammad SAW bernama Zahid Bin Tsabit ditemani alat peraga berupa boneka monyet bernama Molli dikelilingi para siswa. [trie diana]

Hari Aksara di SD Muhammadiyah 9 Surabaya
Surabaya, Bhirawa
Hari Aksara Internasional (HAI) yang jatuh setiap 8 September diperingati SD Muhammadiyah 9 Surabaya dengan berbagai acara. Mulai dari pertunjukan boneka tangan oleh siswa, mengdengarkan kisah nabi dari Kak Hadiyan Mariadi SpdI, Lomba Mengarang untuk kelas IV, V, dan VI dengan tema Aku Bisa Karena dan lomba menyusun gambar berseri untuk kelas I, II, dan III.
Menurut Koordinator Kesiswaan, Ustadzah Aries Wahyuningsih, peringatan HAI ini kedepannya diharapkan para siswa bisa menjadi lebih senang membaca, lebih senang menulis, lebih suka bercerita dan tahu makna Hari Aksara. Agar bisa memberikan inspirasi kepada anak – anak itu maka didatangkan Kak Hadian, salah satu anggota PPMI (Persaudaraan Pencerita Muslim Indonesia) ini yang bercerita kisah – kisah nabi dan sahabatnya.
“Dengan peringatan HAI ini. Kami berharap siswa kami tahu Maknanya HAI itu apa? Bahwa tujuan pencanangan HAI ini agar masyarakat melek aksara bagi individu, komunitas dan masyarakat. Serta mengingatkan perlunya upaya dalam pemberantasan buta huruf,” jelas Ustadzah Aries.
Sementara itu, Kak Hadiyan menjelaskan, dirinya menceritakan sahabat Nabi Muhammad SAW yakni Zahid Bin Tsabit kepada anak – anak ini, agar ke depannya mereka menjadi semangat menuntut ilmu. Sebab Sahabat Nabi yang masih sangat muda ini pemuda cerdas dan bersemangat untuk belajar, maka bakatnya itu diberi amanah oleh Nabi Muhammad. Apa amanahnya itu, pertama mempelajari Alquran, kedua mempelajari Bahasa Yahudi dan ketiga belajar Bahasa Romawi. Karena pada fase itu Umat Islam kuat di Kota Madinah, namun bersinggungan dengan orang – orang Yahudi dan orang Romawi dalam perkembangan Agama dan Umat Islam.
“Sedangkan Rasulullah yang Ummi itu membutuhkan asisten yang menguasai multi bahasa dan itu ada pada diri Zahid Bin Tsabit. Dan Rasulullah tepat memilih sahabat termuda itu sebagai asisten pribadinya. Setiap ada surat dari Romawi dan Yahudi maka Zahid Bin Tsabitlah yang menterjemahkan dan membalasnya,” kata Kak Hadiyan.
Hingga Zaman Kekalifahan Ustmani Sahabat Zahid ini mendapat amanah besar untuk membukukan surat – surat Alquran yang berserakan dimana -mana. Diantaranya ditulis di tulang atau ditulis di atas kulit untuk dikumpulkan dan dijadikan mushaf untuk pertama kalinya dan dinamakan Mushaf Ustmasni yang ada sampai saat ini. Nah momentum hari yang dirayakan anak – anak itu menjadi inspirasi bahwa Bahasa itu anugerah dari Allah kepada bangsa – bangsa dan suku – suku. Nah, kalau di Indonesia pemersatunya Bahasa Indonesia dari bermacam – macam suku dan bahasa. [fen]

Tags: