Ajak Tenaga Pendidik Lebih Familiar dengan IT

3-Foto Konjen AS_tam (2)Dindik Jatim, Bhirawa
Penguasaan teknoogi komunikasi dan informasi (IT) tampaknya masih menjadi momok di dunia pendidikan. Keterbatasan perangkat teknologi dan jaringan internet menjadi persoalan utamanya. Hal ini pun memantik perhatian Konsulat Jendral Amerika Serikat (AS) untuk bekerjasama dengan Dinas Pendidikan (Dindik) Jatim.
Kerjasama dilakukan agar tenaga pendidik dan kependidikan lebih familiar dengan perangkat IT dan fitur gratis berbagai layanan di internet. Perwakilan Konjen AS Rudy Rubio menjelaskan, penerapan teknologi dalam pendidikan selalu menemui kendala. Diantaranya hambatan biaya, budaya, perangkat keras IT, perangkat lunak (program) dan kompetensi guru.
“Kebutuhan teknologi dalam pendidikan sangat vital. Sebab kemampuan murid mendengar dan menyimpan informasi dalam memori sangat terbatas,” kata Rudy saat mendatangi Kantor Dindik Jatim Jalan Jagir Sidoresmo 5 Surabaya, Senin (3/11).
Menurut Rudy, untuk mematahkan persoalan biaya, banyak fitur di internet yang dapat diakses secara gratis. Fitur-fitur tersebut bahkan sangat efektif untuk mendukung proses belajar mengajar di luar kelas. Misalnya fitur penyimpanan berkas, sharing materi ajar, evaluasi siswa yang tersedia secara online.
“Tidak usah jauh-jauh, seperti produk google yang ada fitur googledoc, google drive dan google hangout. Semuanya gratis dan bisa digunakan oleh guru,” kata dia.
Dia mencontohkan, di sejumlah negara bagian AS, pemerintah disana juga memanfaatkan layanan internet sebagai pendukung proses belajar mengajar. Hanya saja, program yang digunakan terbatas untuk wilayah itu.
“Namanya bloom board. Ini program yang memungkinkan para guru mengevaluasi diri dan siswanya. Sekaligus dapat diakses oleh pemerintah. Sehingga pemerintah juga dapat memantau perkembangan pendidikan di wilayahnya,” tutur Rudy.
Upaya pemanfaatan teknologi IT ini, menurut Kabid Tenaga Pendidik dan Kependidikan (Tendik) Dindik Jatim Gatot Gunarso telah berjalan meski belum secara serentak di Jatim. Bahkan para guru yang telah menerapkan e-learning sudah memiliki program khusus untuk menjalankannya. Seperti moodle open source dan Microsoft open office.
Meski demikian, Gatot menagku penerapan teknologi tidak dapat dilakukan secara semena-mena. Sebab, dalam kenyataannya, user yang tidak bijak menggunakan perangkat IT justru dapat menghambat proses belajar mengajar. “Terus terang saja, kalau ada guru mengajar siswa dengan laptop atau tablet, apakah siswa benar-benar mengikuti materi pembelajaran?. Boleh jadi yang dibuka melalui perangkat itu adalah game online,” kata dia. Sehingga, perlu ada pemantauan khusus dari guru yang menerapkan e-learning. [tam]

Keterangan Foto : Kabid Tenaga Pendidik dan Kependidikan Gatot Gunarso berdiskusi dengan perwakilan Konjen AS Rudy Rubio dan Carolina Escalera di Kantor Dindik Jatim. [adit hananta utama/ bhirawa]

Tags: