Ajak Warga Batu Waspadai HIV/AIDS Meningkat

Laura Wulandari saat memberikan materi tentang pencegahan dan penanganan HIV/AIDS

Laura Wulandari saat memberikan materi tentang pencegahan dan penanganan HIV/AIDS

Kota Batu, Bhirawa
Penularan penyakit HIV Aids di Kota Batu perlu mendapatkan perhatian khusus. Karena penularan penyakit ini di Kota Wisata ini mengalami peningkatan pesat. Hal ini memotivasi Rumah Sakit (RS) Karsa Husada harus menyelenggarakan Edukasi dan Diskusi Interaktif pada Generasi Muda Kota Batu.
Diketahui RS milik Pemerintah Provinsi Jatim yang berada di Jl Ahmad Yani Kota Batu, setiap sebulan sekali selalu menerima pasien HIV Aids. Mereka berasal dari berbagai daerah di Jawa Timur, termasuk dari Kota Batu.
“Penularan HIV Aids di Kota Batu juga begitu pesat, siapa yang harus menyelamatkan generasi kita dari penyakit ini, ya adik-adik SMA ini, karena itulah kita selenggarakan kegiatan edukasi dan diskusi interaktif ini,” ujar Koordinator Program HIV Aids RS Karsa Husada, Dokter Diah Retno, Rabu (31/8).
Ia menjelaskan tidak semua korban HIV Aids menjadi pelaku aktif, namun kebanyakan adalah pelaku pasif. Artinya, mereka tidak tahu persis kenapa ia tertular penyakit HIV Aids dan tidak tahu apa yang harus dilakukannya.
Kebanyakan penularan terjadi di usia 20 tahun. Padahal masa inkubasi penyakit HIV cukup panjang antara 5 hingga 10 tahun.
“Kita berharap pengetahuan adik-adik soal HIV Aids ini bertambah, hingga membuat mereka semakin waspada, tidak melakukan seks bebas, termasuk LGBT dan tidak menjadi penyalahguna narkoba,” jelas Diah.
Sementara, Koordinator Sekolah Program RS Karsa Husada, Widi Agustin menjelaskan, selain HIV Aids penyakit yang juga harus diwaspadai adalah penyakit Tuberculosis (TB). Penderita penyakit ini yang ditangani RS Karsa Husada cukup banyak. Bahkan jumlah pasien yang ada di rumah sakit ini, 23 persen adalah penderita TB.
Lewat edukasi ini, ia berharap siswa SMA bisa menjadi kader yang membantu rumah sakit untuk menemukan penderita TB, termasuk mengedukasi penderita. Pasalnya saat ini masih banyak masyarakat yang enggan memeriksakan diri.
Ada yang menganggap batuk biasa, namun ada juga yang masyarakat malu kalau ketahuan orang lain sebagai penderita TB. Padahal kalau ada satu penderita TB di rumah, kemungkinan anggota keluarga yang lain tertular.
Dalam beberapa kasus, ada guru yang menjadi penderita TB, sehingga ketika mengajar anak rentan tertular penyakit ini. “Karena itu harus dibersihkan semua, penderita TB ditangani, begitu juga anggota keluarga yang lain. Selama dua bulan mereka harus menjalani pengobatan. Untuk guru yang menjadi penderita TB, harus mengajar dengan menggunakan masker,” pesan Widi.
Ditambahkan Pengolah Program HIV Aids di Dinas Kesehatan Kota Batu, Laura Wulandari, dulu penderita HIV Aids kebanyakan adalah pengguna narkoba. Namun saat ini sudah bergeser penderita HIV Aids karena hubungan seks. Dari sisi profesi pun, dahulu kebanyakan merupakan wanita penghibur, namun kini kebanyakan penderita HIV Aids adalah ibu rumah tangga.
Dinas Kesehatan mencatat sejak tahun 2003 di terdapat 185 penderita Odha dengan 7 orang yang tidak diketahui secara jelas alamatnya.
“Jumlah penderita Odha meningkatkan, karena itu layanan untuk penderita Odha kita tingkatkan, kini seluruh puskesmas di Kota Batu bisa melayani penderita Odha, termasuk RS Karsa Husada,” terang Laura. [nas]

Tags: