Ajak Warga Tak Buang Kotoran ke Sungai

Bupati-Amin-Said-Husni-Saat-membuka-Lokakarya-di-Pendopo-Kabupaten-Bondowoso-kemarin.

Bupati-Amin-Said-Husni-Saat-membuka-Lokakarya-di-Pendopo-Kabupaten-Bondowoso-kemarin.

Bondowoso, Bhirawa
Untuk meningkatkan kesadaran kesehatan masyarakat Bondowoso sesuai dengan visi dan misi Bupati Amin Said Husni yang ingin menciptakan masyarakat Bondowoso Beriman, berdaya dan Bermartabat yang berkelanjutkan, Dewan Riset Daerah (DRD) bekerja sama dengan Dinas Kesehatan Bondowoso menggelar Lokakarya Upaya Peningkatan Program Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) dengan menghadirkan seluruh pengelola Puskesmas se-Bondowoso bertempat di Pendopo kemarin.
Acara tersebut dibuka langsung oleh Bupati Amin said Husni dengan didampingi para pengurus DRD Bondowoso, serta Kepala Dinas Kesehatan Dr H Mohammad Imron serta pemateri dihadirkan dari Dinas Kesehatan Propinsi Jawa Timur.
Dalam Sambutannya Bupati Amin Said Husni mengaku bahwa hingga saat ini, masyarakat Bondowoso masih melakukan buang air besar di sungai. Oleh karena itu, ia mengharapkan agar mulai saat ini, masyarakat memiliki jamban sendiri demi menjaga kesehatan mereka masing-masing.
Bupati juga mengaku tidak menginginkan peristiwa beberapa tahun yang lalu kembali terjadi lagi di Bondowoso dimana pada tahun 90-an masyarakat Bondowoso terserang wabah hipatitis B yang diakibatkan oleh prilaku masyarakat yang melakukan buang air besar di sungai sehingga hal itu menular ke masyarakat lain yang juga mandi, cuci dan buang hajat di sungai.
“Kita memiliki angan-angan bahwa masyarakat kita nanti memiliki jamban di masing-masing rumah. Kejadian pada sekitar tahun 90-an tidak boleh terjadi lagi di Bondowoso. Masyarakat harus sadar akan pentingnya kesehatan. Sebab, mandi, cuci dan buang hajat di sungai adalah kebiasaan yang tidak baik,” jelas Bupati ketika membuka acara  lokakarya ‘menuju Masyarakat Bondowoso Sehat’ melalui Babs, di pendopo Bupati kemarin.
Bupati menambahkan, berdasarkan laporan yang ia terima pada tahun 90 an tersebut, wabah hipatits tersebut menyerang sejumlah warga di Kecamatan Wonosari, Kerang dan beberapa desa lainnya. Bahkan tidak hanya hipatitis melainkan juga penyakit lain. “Bayangkan, kalau banyak orang yang membuang hajat di sungai, berapa banyak kotoran yang kemudian menyerang warga,” katanya.
Ia berharap agar masyarakat benar-benar sadar akan pentingnya kesehatan. “Pemerintah sendiri bersama Dewan Riset Daerah (DRD) mempunyai komitmen untuk itu. Pak Sekda juga sudah melayangkan surat edaran ke seluruh kecamatan agar kepala kecamatan menindaklanjutinya ke tingkat desa mengenai pentingnya menjaga kesehatan dengan memiliki sanitasi di masing-masing rumah,” katanya.
Adapun pembuatan sanitasi atau jamban, tidak lah terlalu memakan biaya mahal. Pemerintah juga sedang menggalakkan arisan sanitasi atau jamban, ada kredit jamban di salah satu desa di Bondowoso. “Kita juga mengkonsep jamban murah, tidak butuh biaya mahal yang penting sehat. Kita terus dorong itu dan kita akan membantu dalam memfasilitasi terwujudnya program jamban ini,” jelasnya.
Berdasarkan data yang ada, masyarakat per kotaan masih tercatat sekitar 70% yang menggunakan jamban. Sedangkan masyarakat pedesaan masih bertinggir di sekitar 30% yang menggunakan jamban. “Kita akan terus memberikan stimulan ke mereka,” akunya.
Selain Kepala Dinas Kesehatan dan kepala Puskesmas, Hadir dalam acara tersebut, Dewan Riset Daerah Bondowoso, M. Saiful Bahar, M. Si, Zainudin, KH Sobri Wasil Ghazali M Hum dan lainnya. Bahkan untuk menindaklanjuti acara tersebut menurut DRD akan dilakukan rencana kegiatan tindak lanjut untuk menentukan skala prioritas. “Setelah Lokakarya ini kita akan merencanakan dengan lebih konkrit untuk menentukan skala prioritas terkait daerah mana yang akan digarap terlebih dahulu”, kata HM Syaeful Bahar anggota DRD Bondowoso. [har]

Tags: