Ajak Warga Tak Tergantung Beras

Kepala Kantor Ketahanan Pangan Sri Winarni saat memetik buah labu hasil inovasi masyarakat, dalam memanfaatkan lahan.

Kepala Kantor Ketahanan Pangan Sri Winarni saat memetik buah labu hasil inovasi masyarakat, dalam memanfaatkan lahan.

Kota Malang, Bhirawa
Kepala Kantor Ketahanan Pangan Kota Malang, Sri Winarni mengajak masyarakat Kota Malang untuk tidak tergantung dengan nasi (beras). Tetapi mulai memanfaatkan makanan olahan sebagai pengganti nasi.
Menurut Winarni, mengubah kebiasaan makan nasi, memang butuh waktu, karena pola pokir masyarakat sudah terlanjur terbiasa dengan nasi, namun jika diganti dengan makanan olahan lainya dampaknya sangat positif.
“Kebiasaan kita makan nasi tiga kali sehari. Nah kita akan memberikan pengertian kepada masyarakat, agar makan nasinya dua kali saja, sedangkan yang satu kali diganti dengan makanan olahan,”tutur Winarni, Kamis (10/9) dikantornya kemarin.
Makanan olahan berbahan umbi-umbian, dikatakan dia, memiliki karbohidrat yang cukup untuk mengantikan nasi. Makanya pihaknya akan terus mengakapanyekan makanan olahan ini sebagai pengganti nasi.
“Makan nasi terus, dampaknya juga kurang baik, karena karbohidratnya terlalu tinggi. Ini jika diteruskan akan berdampak pada penyakit diabetes,”tuturnya.
Kampanye itu, gencar dilakukan oleh Kantor Ketahan Pangan,  kepada, ibu-ibu PKK, karena mereka yang memiliki kendali terhadap makanan di keluarga.
Apalagi, saat ini, jumlah beras terbatas. Kalau saja setiap rumah tangga berhasil menganti satu kali makan dengan bahan olahan, maka akan mengurangi beras secara signivikan.
Diakui dia, sosialisasi eduksi masyarakat, terhadap  bahan-bahan makanan non beras, agak sulit, namun dia optimis lambat laun akan diterima oleh masyarakat.
Selain, melakukan kampanye makanan olahan non beras, pihaknya, juga menggalakan Kawasan Rumah Pangan Lestari, (KRPL), dengan memanfaatkan lahan atau lingkungan yang kosong, dengan sistem polybag.
Saat ini, sudah ada kelompok masyarakat di kelurahan-kelurahan yang gencar menanam sayuran  polybag. Bahkan mereka juga melakukan  inovasi menanam umbi-umbian.
“Masyarakat, manfaatkan lahan kosong dilingkunganya dengan budi daya tanaman pangan. Mereka menikmati karena bisa membantu, meringankan kebutuhan keluarga,”imbuhnya.
Pihaknya terus mendorong kepada masyarakat, untuk melakukan inovasi, dan hasilnya sangat positif. Bahkan dalam waktu dekat ini, Kelurahan Oro-oro Dowo,akan mengikuti lomba cipta menu tingkat Provinsi.
Menu utamanya pada lomba cipta menu itu, adalah bakso labu, sumber karbohidratnya  dari ubi unggu, dan susu jagung. [mut]

Rate this article!
Tags: