Ajarkan Muridnya Untuk Tidak Mencintai Dunia

Suasana prosesi pemakaman Pengasuh Kitab Kuning Al Hikam Masjid Agung Sunan Ampel KH Umar Said di komplek makam Sunan Ampel Surabaya, Kamis (18/5) kemarin. [Gegeh Bagus Setiadi/bhirawa]

(Sosok Pengasuh Kitab Kuning Al Hikam Masjid Sunan Ampel KH Umar Said)
Surabaya, Bhirawa
Pengasuh Kitab Kuning Al Hikam Masjid Agung Sunan Ampel KH Umar Said meninggal pada Kamis (18/5) pukul 03.00 WIB karena gagal ginjal. Almarhum KH Umar Said berpulang di usianya ke-61 tahun. Wafatnya pun telah membuat murid-muridnya yang berada di luar Provinsi Jawa Timur berduka mendalam.
Menurut penuturan putra almarhum KH Umar Said, Muhammad Aswiyah (35), semasa hidup KH Umar Said sudah mengalami sakit pada tahun 2014 lalu. Waktu itu almarhum menunaikan ibadah haji di Makkah. Pada saat di Makkah, almarhum sempat dirawat di rumah sakit cukup lama.
“Jadi, cuci darah pertama kali di Makkah pada saat menunaikan ibadah haji,” katanya saat ditemui Bhirawa di sela prosesi pemakaman di komplek makam Sunan Ampel Surabaya, kemarin.
Aswiyah, putra ke tiga dari empat bersaudara ini menjelaskan bahwa almarhum mengalami penyakit kronis telah lama dialaminya. Usai pulang dari Makkah, almarhum pun masih rutin tranfusi darah di rumah sakit di Kota Surabaya.
“Pada saat rutin cuci darah tersebut, bapak (Almarhum KH Umar Said, red) masih ingin menunaikan ibadah Umrah. Namun keluarga masih belum tega mengizinkannya saat itu,” terangnya.
Wafatnya KH Umar Said meninggalkan duka mendalam bagi murid-muridnya. Salah satu muridnya yakni Sugeng Wahyono yang kini berada di ujung barat laut pulau Jawa Kota Cilegon Provinsi Banten.
“Beliau mendidik murid-muridnya penuh kesabaran dan kasih sayang. Beliau pun berakhlak mulia, zuhud terhadap dunia dengan artian tidak mencintai dunia,” katanya saat dihubungi via ponselnya, kemarin.
Dimata Sugeng Wahyono, Almarhum KH Umar Said mempunyai wawasan ilmu yang sangat luas khususnya ilmu syariat dan hakikatnya. Mendidik murid untuk Mujahadah memerangi nafsu untuk menuju derajat wusul atau mengenal Sang Khalik. “Beliau sangat tawadu’ kepada Mursyidnya. Kondisi sakit apapun tidak pernah meninggalkan mengaji ke Mursyidnya dan mengajar kepada muridnya,” jelasnya.
Bahkan, menurut Sugeng Wahyono bahwa dirinya mulai mengenal ‘Alif’ hingga bisa membaca kitab berkat Almarhum KH Umar Said. “Hingga tumbuh hati untuk bisa mengenal Allah. Mudah-mudahan ilmu yang kami dapat selalu bisa menuju ridho, kurnia hidayah dan Maghfiroh, amin,” tandas pria asal Kota Pahlawan ini. (geh)

Tags: