Akademi Komunitas Negeri Lumajang Buka Tujuh Program Studi

Wakil Bupati Lumajang Drs As'at Malik (tengah) memimpin paparan  Akademi Komunitas Negeri Lumajang  di depan Tim Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (Ditjen Dikti) Kementerian Pendidikan RI. [dayat / bhirawa]

Wakil Bupati Lumajang Drs As’at Malik (tengah) memimpin paparan Akademi Komunitas Negeri Lumajang di depan Tim Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (Ditjen Dikti) Kementerian Pendidikan RI. [dayat / bhirawa]

[Terima Mahasiswa Baru 2014 / 2015]
Lumajang, Bhirawa
Upaya Pemkab Lumajang untuk merealisasikan  Perguruan Tinggi Negeri PTN) segera terwujud. Yaitu,  Akademi Komunitas Negeri Lumajang (AKNL) dijadwalkan akan menerima mahasiswa baru mulai tahun ajaran 2014 /2015. Tujuh Prodi  (Program Studi) sudah siap menampung mahasiswa baru. Diantaranya,   Pengolahan Hasil Pertanian, Pariwisata dan Perhotelan, serta Perkayuan.
“Program Studi yang akan diajarkan di Perguruan Tinggi Negeri itu sesuai dengan karakteristik masyarakat Lumajang,” jelas  As’at Malik, Wakil Bupati Lumajang mengatakan
Lebih lanjut As’at Malik mengungkapkan Dirjen Pendidikan Tinggi, sudah melakukan visitasi untuk survei kesiapan, mudah-mudahan perguruan tinggi negeri ini bisa segera terwujud.
“Mahasiswa gelombang pertama yang akan diterima untuk tahun 2014 adalah untuk Diploma 1 dan Diploma 2,” jelasnya. Jika berhasil, maka tidak menutup kemungkinan tidak hanya diploma melainkan juga akan membuka prodi untuk tingkat sarjana. Seraya berharap perguruan tinggi ini segera menampung lulusan SMA dari Lumajang yang tahun ini mencapai 3500 orang dan lulusan SMK mencapai 3600 orang. Sebelumnya, Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (Ditjen Dikti) Kementerian Pendidikan RI Jakarta mengirimkan 3 orang wakilnya untuk melakukan visitasi (survei) kesiapan pendirian Perguruan Tinggi Negeri (PTN) di Kabupaten Lumajang.
Kedatangan tiga wakil Ditjen Dikti ini menyusul rencana pendirian Akademi Komunitas Negeri Lumajang (AKNL) dengan sejumlah Program Studi sejak Tahun 2013 lalu. Bahkan rencana pendirian AKNL yang digagas Dr H Sjahrazad Masdar, MA Bupati Lumajang ini telah dipersiapkan secara matang, baik regulasi maupun anggaran dengan dukungan DPRD Kabupaten Lumajang. Wakil Ditjen Dikti kemudian melakukan pertemuan dengan Drs H As’at Malik, MAg Wakil Bupati dan dr Buntaran Supriyanto, Mkes Sekda yang juga dihadiri Ketua DPRD Kabupaten Lumajang Ahmad Jauhari, SH. MH Wakil.
Turut hadir juga dalam pertemuan tersebut, sejumlah Kepala Satua Kerja (Satker) terkait. Di antaranya, Kepala Dinas Pendidikan (Dindik), Kepala Dinas Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (DPKAD), Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans), Kepala Bagian Perekonomian dan Kepala Bagian Humas.
Dalam pertemuan ini, Ditjen Dikti mendapatkan paparan kesiapan pendirian AKNL oleh masing-masing Satker, baik kesiapan lahan maupun anggarannya. Dan, Ditjen Dikti mencatat data-data yang dipaparkan untuk selanjutnya digodok di Jakarta untuk memproses perijinan operasional PTN di Kota Pisang ini.  “Seluruh kesiapan, baik software berupa regulasi yang telah didukung DPRD Kabupaten Lumajang sesuai pemaparan Wakil Ketua DPRD maupun kesiapan hardware berupa lahan dan anggaran yang pada tahap awal disiapkan Rp. 6 Milyar telah dipaparkan,” kata Kabag Humas Pemkab Lumajang Drs Eddy Hozainy.
AKNL sebelum resmi beroperasional, nantinya disarankan untuk melakukan ujicoba terlebih dulu. Karena, prinsipnya Kementerian Pendidikan tidak begitu saja memberikan izin operasional PTN baru. Dan, AKNL diharuskan melalui kompetensi dengan melakukan studi banding dan belajar di PTN yang sudah eksis.
“Ditjen Dikti menyarankan, untuk mempercepat pendirian AKNL,” imbuhnya. Dari sisi teknis, maka Pemkab Lumajang melalui Dindik diminta menyusu atau melakukan studi banding ke Perguruan Tinggi terdekat yang sudah beroperasional.
“Opsinya adalah di Universitas Negeri Jember (Unej) dan ITS jika prodinya memang komputer dan tehnik mesin. Jika kriterianya sudah memadai, maka ijin operasional akan diberikan,” papar Kabag Humas.
Saran lain dari Ditjen Dikti, masih kata Eddy Hozainy, untuk mempercepat operasionalisasi AKNL jika bangunan belum siap maka opsinya adalah menggunakan bangunan sekolah yang sudah ada. “Opsinya bisa di SMA atau SMK yang telah ada,” paparnya. [yat]

Tags: