Akhir 2014 Warga Jatim Miliki JKN

 

Dinas-Kesehatan-Dinkes-Kota-Surabaya-memberikan-kemudahan-bagi-masyarakat-Surabaya-yang-mendaftar-sebagai-peserta-Jaminan-Kesehatan-Nasional-JKN.

Dinas-Kesehatan-Dinkes-Kota-Surabaya-memberikan-kemudahan-bagi-masyarakat-Surabaya-yang-mendaftar-sebagai-peserta-Jaminan-Kesehatan-Nasional-JKN.

Surabaya, Bhirawa
Akhir 2014, Badan Penyelenggara Kesehatan Sosial (BPJS) Jatim menargetkan seluruh warga Jatim akan menjadi peserta program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN).
Kepala BPJS Divre VII Jatim, dr Kisworowati mengatakan sampai saat (Pada triwulan pertama sejak diluncurkannya JKN, red) sudah ada 18 juta warga Jatim yang menjadi peserta JKN. Jumlah itu berasal dari peserta Jamkesmas (14 juta), PNS (2,7 juta), Badan Usaha (1,1 juta), TNI/Polri (220.000). “Akhir tahun, kami mentargetkan 38 juta warga Jatim sudah jadi peserta JKN, setidaknya mendekati angka 38 juta,” kata Kisworowati.
Kisworowati menerangkan untuk mencapai target yang ditentukan pihaknya tengah bekerjasama dengan BRI Jatim, dimana nantinya semua cabang bank tersebut bisa melayani pendaftaran peserta JKN baru.
“Kalau sekarang baru 55 cabang saja yang bisa. Tapi dalam waktu dekat, semua cabang BRI akan terintegrasi. Ini satu di antara cara kami mengejar target,” sambungnya.
Pihaknya optimis dengan ditetapkannya target akhir 2014, BPJS Divre VII Jatim akan bekerja keras dalam mencapainya. ”Memang berat target ini tapi dengan kerjasama banyak pihak target tersebut dapat tercapai,” tambahnya.
Menurutnya, dengan semakin baiknya kesadaran masyarakat akan jaminan kesehatan akan mempercepat pencapaian target. ”Saat ini masih ada masyarakat yang menganggap ikut JKN membuang biaya, akantepi jika masyarakat tahu manfaat mengikuti JKN maka masyarakat akan berbondong-bondong mendaftar JKN,” tegasnya.
Kepala BPJS Cabang Utama Surabaya, dr I Made Yasa, menambahkan tiap harinya rata-rata ada 800 warga Surabaya yang mendaftar JKN. Saat ini, sekitar 2,5 juta warga Surabaya telah menjadi anggota JKN. “Kami terus sosialisasi, di antaranya membuka Liaison Office (LO) di kantong-kantong industri untuk menjaring peserta mandiri,” ucapnya.
Menurutnya, dengan pembukaan LO di kantong-kantong industri akan memberikan peluang besar bagi BPJS dalam menjaring peserta baru. Jika dilihat di daerah industri banyak para pegawainya belum mendaftarkan JKN sehingga hadirnya LO BPJS akan mempermudah pihak industri dalam mendaftarkan pegawainya. ”Kalau dijumlah para pegawai di perusahaan junmlah mencapai ribuan, jika para pegawai daftar maka penambahan peserta baru akan banyak,” jelasnya.
Menanggapi pernyataan di atas salah satu warga Surabaya, Aripin menyatakan, sampai saat ini antusias masyarakat dalam mengikuti program JKN belum banyak. Jika dilihat di perkumpulan tempat kerja banyak dari pengawai belum terdaftarkan progran JKN oleh perusahaannya.
”Rata-rata yang diuruskan perusahaan hanya yang pegawai tetap, untuk pegawai kontrak dan honorer masih belum memiliki hak untuk mengikuti program JKN,” tegasnya. [dna]

Rate this article!
Tags: