Akhirnya Tujuh Lokalisasi di Malang Hari Ini Ditutup

Salah satu lokalisasi di Kabupaten Malang.

Salah satu lokalisasi di Kabupaten Malang.

Pemprov Jatim, Bhirawa
Pernyataan Gubernur Jatim Dr H Soekarwo yang mengaku pesimistis dapat menutup seluruh lokalisasi di Jatim pada tahun ini, tampaknya menjadi cambuk bagi anah buahnya untuk bergerak lebih cepat.  Yang terakhir, muncul keberanian untuk menutup tujuh lokalisasi yang ada di Kabupaten Malang.
Penutupan lokalisasi yang tersebar di Kabupaten Malang tersebut bukan sebatas wacana lagi, tapi sudah menjadi target utama. Sesuai rencana, penutupan tujuh lokalisasi tersebut mulai, Senin (24/11) hari ini dengan cara memulangkan para PSK  di lokalisasi tersebut.
Sekadar catatan, Gubernur Soekarwo pernah menyatakan target Jatim bisa bebas lokalisasi 2014 sulit bisa terwujud. Sebab dari 47 lokalisasi yang ada di Jatim, kini masih ada 15 lokalisasi yang masih beroperasi. Bahkan dari 15 lokalisasi itu, ada Pemda yang ogah-ogahan untuk menutup tempat maksiat tersebut.
Menurut Soekarwo, menutup lokalisasi di Jatim tidak mudah dan membutuhkan tenaga ekstra. Semua elemen harus ikut turun tangan mulai dari TNI/Polri, tokoh masyarakat, tokoh agama hingga organisasi kemasyarakatan.
“Saya realistis saja. Upaya penutupan semua lokalisasi di Jatim sulit bisa terwujud tahun ini. Tapi kita tetap bersyukur karena lokalisasi yang pernah menyandang predikat terbesar di Asia Tenggara sudah bisa ditutup. Yaitu  Gang Dolly di Surabaya. Sekarang lokalisasi itu sudah benar-benar tutup,” katanya.
Kepala Biro Administrasi Kesejahteraan Rakyat (Kesra) Setdaprov Jatim Ratnadi Ismaon mengatakan Pemprov Jatim akan terus memfasilitasi kabupaten/kota se-Jatim yang berkeinginan menutup lokalisasi yang ada di wilayahnya. Kali ini, yang menjadi target penutupan adalah lokalisasi di Malang dan selanjutnya bakal menyusul lokalisasi lain di Ngajuk, Lumajang dan Mojokerto.
“Sesuai dengan Surat Gubernur, kami berkewajiban memfasilitasi dan berkoordinasi dengan pemkab dan pemkot dalam upaya penutupan lokalisasi. Untuk rencana penutupan lokalisasi di Malang telah dilakukan rapat koordinasi Jumat lalu di Ruang Binaloka Adhikara  Kantor Gubernur Jatim yang dihadiri perwakilan dari Malang,” kata Bibing, sapaan lekat Ratnadi Ismaon, Minggu (23/11).
Dalam rapat tersebut, kata Bibing, selain dihadiri perwakilan Pemda Malang, juga dihadiri perwakilan 21 kabupaten/kota lainnya di Jatim yang merupakan asal PSK yang menjajakan diri di Malang. “Dalam rakor ini kami juga mengundang 21 kabupaten/kota lain terkait pemulangan PSK dari Malang, karena dari data yang ada, seluruh PSK yang ada di Malang berasal dari daerah tersebut,” jelasnya.
Bibing juga menjelaskan, setelah Malang, konsentrasi berikutnya yang akan dibidik untuk ditutup adalah di wilayah Kabupaten Ngnajuk. “Kita yakin akan bisa menutup seluruh lokalisasi di Jatim hingga akhir tahun ini,” pungkasnya.
Sementara itu, Assisten IV Bidang Kesra Pemkab Malang Prihadi Waskito menuturkan, ketujuh lokalisasi yang akan ditutup adalah Suko di Kecamatan Sumberpucung, Kalikudu di Kecamatan Pujon, Kebobang di Kecamatan Wonosari, Slorok di Kecamatan Kromengan, Girun di Kecamatan Gondanglegi, Embong Miring di Kecamatan Ngantang, dan Sendang Biru di Kecamatan Sember Manjing Wetan.
Prihadi mengatakan, Pemkab Malang sudah jauh-jauh hari melakukan sosialisasi di tujuh lokalisasi ini dan optimistis akan bisa dilakukan penutupan tanpa kekerasan. “Kita sudah berkoordinasi dengan aparat kepolisian dan yakin Senin besok (hari ini) proses penutupan akan berjalan lancar,” tandasnya. [iib]

Tags: