Akhirnya Lumba-lumba Hidung Botol Dilepas

Setelah terdampar 18 jam, lumba-lumba hidung botol yang terdampar di Pantai Kenjeran dilepas, Senin (23/5). [gegeh bagus]

Setelah terdampar 18 jam, lumba-lumba hidung botol yang terdampar di Pantai Kenjeran dilepas, Senin (23/5). [gegeh bagus]

Selama 18 Jam Terdampar, Alami Luka Gores di Bagian Tubuh
Surabaya, Bhirawa
Seekor ikan lumba-lumba yang terdampar di Pantai Kenjeran, Nambangan Surabaya, Minggu (22/5) malam, akhirnya dilepas di sisi selatan Jembatan Suramadu, Senin (23/5) kemarin pada pukul 10.15. Setelah hampir 18 jam terdampar karena terjaring jala nelayan, ikan jenis mamalia ini mengalami luka-luka di beberapa bagian tubuhnya. Luka tersebut diduga akibat tersangkut jaring nelayan, hingga membentur karang di dasar laut.
Nelayan setempat Hafidin (31) yang menemukan pertama kali lumba-lumba hidung botol mengatakan, ikan lumba-lumba ditemukan di bawah perahu miliknya. Saat itu, kata dia, ikan dalam kondisi lemas dan terlihat beberapa luka gores di bagian kulitnya. Sampai perahu beranjak pergi ke pesisir, ikan tersebut tetap mengikuti hingga terus menyundul badan perahu.
“Mungkin luka itu karena terbentur karang dan bebatuan saat tersangkut jaring kami. Dan sering menyundul-nyundul perahu kami,” kata Hafidin saat ditemui Bhirawa di lokasi kejadian.
Pria warga Nambangan Perak Gg 3, Kelurahan Kedung Cowek, Kecamatan Bulak Surabaya?, itu pun mengaku mencoba menolong ikan dengan mendorong ke tengah laut. Namun ikan tersebut enggan, seakan butuh pertolongan manusia. “Akhirnya ikan lumba-lumba ini kami giring ke darat untuk diberi pertolongan sebelum kami lepas,” kata dia.
Sesaat setelah itu, tim dokter dari Kebun Binatang Surabaya (KBS) tiba di lokasi dan melihat kondisi terakhir mamalia langka tersebut. Ikan yang diperkirakan memiliki berat sekitar 1 kwintal dengan panjang sekitar 2,5 meter ini kemudian disuntik dengan obat antibiotik dan vitamin.
“Suntikan vitamin dan antibiotik ini agar kondisi dan stamina ikan bisa kembali pulih,” kata Penjabat Sementara Direktur Utama KBS Aschta Nita Boestani Tajudin.
Sebagai upaya penyelamatan, pihaknya bekerjasama dengan tim dari Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Jatim untuk mengevakuasi sekaligus mencari jalan keluar agar lumba-lumba bisa kembali ke habitatnya.
“Untuk sementara ini kami berupaya mencari kolam yang sesuai dan tidak berada di keramaian manusia. Meski tidak ditemukan luka serius, namun lumba-lumba harus segera mendapat perawatan ekstra,” katanya.
Ikan tersebut ditemukan sekitar 900 meter dari daratan. Meski sudah dilakukan pertolongan, ikan tersebut tetap mengikuti arah perahu nelayan, hingga akhirnya ikan itu dibawa ke daratan untuk diberi pertolongan sementara.
Peristiwa ini pun menjadi tontonan warga sekitar Pantai Kenjeran mulai Minggu malam hingga keesokan harinya. Sebab, terdamparnya lumba-lumba hidung botol ini baru pertama kali di pesisir Timur Surabaya.
“Terdamparnya mungkin karena kehilangan arah. Biasanya lumba-lumba bermigrasi dalam kawanan menuju perairan Probolinggo,” ujar Pjs PDTS Aschta Boestani Tajudin kepada Bhirawa saat meninjau  lumba-lumba.
Tetapi Aschta belum bisa mengetahui pasti kenapa hewan mamalia ini  terpisah dari kelompoknya kemudian terjerat jaring nelayan. Dari sini lumba hidung botol ini tidak bisa menggunakan sonarnya  untuk mendeteksi arah kawanannya. “Hewan ini mengalami disorientasi. Maka dia mengikuti apa yang dia lihat pertama kali,” lanjut Aschta.
Dan kemungkinan pertama kali yang dilihat lumba-lumba adalah perahu nelayan. Sampai akhirnya mengikuti perahu nelayan yang menepi ke pantai dan membuatnya terdampar. “Karena di perairan dangkal, tubuh lumba-lumba mengalami luka. Tapi tidak  berpengaruh. Tetapi disorientasi itulah yang membuat lumba-lumba lemah dan kehilangan arah,” papar Aschta. [geh]

Tags: