Akhirnya Pemkab Sidoarjo Perhatikan GTT – PTT

5-GTTSidoarjo, Bhirawa
Setelah beberapa kali unjukrasa, akhirnya Pemkab Sidoarjo, Legislatif maupun Eksekutif memperhatikan nasib para guru dan pegawai yang tergabung dalam Forum Honorer GTT dan PTT (Guru Tidak Tetap dan Pegawai Tidak Tetap) dalam memperjuangkan haknya untuk mendapatkan honor yang lebih layak, minimal senilai UMK (Upah Minimum Kabupaten).
Untuk kesekian kalinya mereka menggelar demo di kantor dewan, meminta agar gaji GTT dan PTT diperhatikan dan dinaikkan setara dengan UMK. Meski profesi mereka bukanlah seorang buruh, mereka tiap bulan hanya mendapatkan honor sekitar Rp300 ribu hingga Rp700 ribu saja. Perjuangan yang lama tak berhasil, jalan demo pun dilakukan. Mereka menggelar aksi di halaman Kantor DPRD Sidoarjo sambil membentangkan baner bertuliskan tuntutan guru selama ini, Jum at (9/1) kemarin.
Usai orasi, mereka diterima Ketua Ketua Dewan Sulamul Hadi Nurmawan dan jajaran Komisi D yang diketuai Usman. Sementara dari jajaran Eksekutif terlihat Ketua BKD, Sri Witarsih, Ketua Inspektorat, Eko, serta Kepala Dinas Pendidikan, Mustain Baladan, juga beberapa perwakilan dari Koorlap GTT dan PTT Kab Sidoarjo.
Sekitar dua jam lebih mereka berdiskusi untuk menemukan solusi. Pihak eksekutif dari Dindik dan BKD akan menyangupi kenaikan itu dengan mekanisme atau aturan yang sudah ditentukan. ”Mereka akan kami carikan solusi terbaik, agar tenaga GTT dan PTT gajinya juga bisa naik lebih baik lagi. Namun, mekanismenya masih perlu dirundingkan agar tak menyalahi aturan,” katanya.
Menurut Ketua Komisi D DPRD Sidoarjo, H Usman, solusi terbaik kenaikan gaji akan di anggarkan pada anggaran 2016 yang masih memungkinkan melalui BOSDA. Dan akan dicarikan dasar hukumnya dulu di tahun 2015 ini, setelah itu baru 2016 anggaran bisa direalisasikan. ”Jadi, nantinya besaran honor yang didapat juga tak sama rata, karena dilihat dari masa kerja. Mereka ada yang baru tiga tahu, tetapi ada juga yang sampai 20 tahun,” katanya.
Koordinator GTT dan PTT Kab Sidoarjo, Yan Hidayat Saputra mendengar penjelasan itu, belum puas. ”Kita akan terus melakukan pengawalan, agar para pemberi kebijakan tidak lupa. Teman-teman akhirnya menerima walaupun tak sepenuh hati,” katanya. [ach]

Tags: