Akibat Gaya Hidup Tak Sehat, Diabetes Serang Usia Produktif

Pakar kesehatan,dr Grace Judio-Kahl MSC MH CHt, Kasubdit Diabetes Melitus dan gangguan metabolik mewakili Direktur P2PTM kementerian Kesehatan RI, Dyah Erti Mustikawati MPH, Ketua DPD Persandi Jatim Agus Sri Wardoyo SH MM dan Brand Manager Diabetasol Yunita Chandrawati dalam Gerakan Indonesia Lawan Diabetes di Hotel Sheraton Surabaya. [trie diana/bhirawa]

Surabaya, bhirawa
Fakta  menunjukkan bahwa Diabetes sudah mulai menyerang golongan masyarakat usia produktif dengan tingkat pemahaman akan gejala dan bahaya Diabetes yang sangat rendah. Edukasi terkait diabetes diperlukan prevalensi penderita penyekit ini.
Salah satu upaya memerangi penyakit Diabetes maka dilakukan Gerakan Indonesia Lawan Diabetes yang merupakan program kemitraan antara PT Kalbe dengan Kementerian Kesehatan RI, berupa seminar edukasi Diabetes baik kepada masyarakat awam maupun tenaga medis.
“Sejalan dengan visi dan misi PT Kalbe, menggalang kampanye Gerakan Indonesia Lawan Diabetes sebagai wujud komitmennya untuk memerangi Diabetes di Indonesia, secara konsisten setiap tahunnya,” ungkap Group Business Unit Special Needs and Healthy Lifestyle, Kalbe Nutritionals, Diny Elvirani saat dikonfirmasi Bhirawa di Hotel Sheraton Surabaya, Senin (24/7) kemarin.
Diny menambahkan, berdasarkan data Riskesdas tahun 2013 Diabetes merupakan pembunuh nomor 3 di Indonesia setelah penyakit jantung yang menduduki peringkat pertama dan stroke yang menduduki peringkat ke-2.
“Upaya memerangi penyakit Diabetes, perlu dilakukan secara konsisten dan menyeluruh, mengingat Indonesia sudah menduduki peringkat ke-7, untuk populasi penderita Diabetes tertinggi di dunia,” jelasnya.
Sementara statistik prevalensi penderita Diabetes di Indonesia berdasarkan kelompok usia menunjukkan bahwa 2 dari 100 penderita, berusia antara 25-34 tahun. Sementara 48% penderita Diabetes berasal dari kalangan usia 35-44 tahun.
Sedangkan seminar edukasi untuk kalangan medis yang diadakan Kampanye Indonesia Lawan Diabetes, tahun ini merupakan kelanjutan dari acara edukasi medis tahun lalu, dimana tema tahun ini adalah ‘Medical Diabetic Nutrition Therapy Through Cognitive Management Treatment with Traffic Light Diabetic Method’.
Dimana seminar edukasi medis tahun ini mengupas secara detil aplikasi edukasi Diabetes yang menyeluruh, sehingga setelah acara ini para rekan medis diharapkan dengan mudah dapat melakukan edukasi terhadap pasiennya.
Dilengkapi dengan tools penggambaran traffic light diabetic method (Merah Oranye Hijau) yang mudah dipahami. Warna merah menunjukan peringatan untuk hal-hal yang perlu dihindari, warna oranye menunjukan hal-hal yang dapat dilakukan sesekali dan warna hijau menunjukan hal-hal yang bagus untuk dilakukan.
“Harapannya dengan kampanye Gerakan Indonesia Lawan Diabetes, bisa memberikan dukungan berupa edukasi kepada masarakat dan juga bisa menerima dukungan dari masyarakat. Supaya upaya untuk meminimalisir jumlah penderita Diabetes di Indonesia, bisa menjadi upaya bersama dan bisa terealisir,” terang Brand Manager Diabetasol, Yunita Chandrawati.
Salah satu topik yang sangat umum namun belum banyak dipahami masyarakat adalah, adiksi terhadap karbohidrat sederhana yang mudah memacu kadar gula dalam darah. Pada negara-negara berkembang, konsumsi karbohidrat berkisar 70-80 persen dari total kalori.
Ini dapat dipahami, sebab sumber makanan yang mengandung karbohidrat, harganya lebih terjangkau, dibandingkan sumber makanan yang mengandung protein dan lemak. Jenis karbohidrat sederhana, mudah dipecah karena struktur kimianya yang sederhana.
Pemecahan ini dapat berlangsung dalam waktu singkat dan cepat diserap tubuh. Akibatnya kadar gula darah dapat dengan naik dengan segera, hanya beberapa saat setelah mengkonsumsinya. [riq]

Tags: