Akibat Rel Terendam, KAI Merugi 50% Perhari

Foto: ilustrasi

Foto: ilustrasi

Surabaya, Bhirawa
Terendamnya jalur kereta api, di daerah Porong berdampak terhadap terganggunya moda transportasi roda besi tersebut. Kerugian yang di alami PT KAI di bawah pengelolaan Daop 8 Surabaya nilainya cukup fanstastis. Kerugian tersebut lebih disebabkan membengkaknya biaya operasional yang berpengaruh terhadap pendapatan PT KAI.
Suprapto, Manajer Humas PT KAI Daop 8 Surabaya mengatakan, Daop 8 mengalami kerugian sebesar 50 persen setiap hari akibat imbas dari banjir yang merendam jalur KA di ruas Porong, Sidoarjo, Jawa Timur.
“ Menurut kalkulasi, hitungan kami minus, per per hari pada hari biasa kita bisa mendapatkan hingga Rp.3 milyar, kalau ramai sampai Rp.4 milyar, dampak dari banjir saat ini pendapatan yang kita dapatkan menurun sampai Rp.1,5 milyar,” jelas Suprapto, di Gubeng Surabaya, Senin (15/2) kemarin.
Suprapto melanjutkan, efek dari banjir ini, telah membuat PTK KAI mengeluarkan anggaran yang cukup besar. Anggaran tersebut di ambil dari kas yang tersedia, termasuk margin keuntungan yang nilainya juga tidak terlalu besar.
“ Banjir ini membuat kita dengan terpaksa harus menyewa bus sehari rata-rata 10 bus untuk mengantarkan penumpang, belum lagi pembatalan tiket yang dilakukan calon penumpang. Kita juga kehilangan pendapatan KA Penataran (Surabaya – Sidoarjo), dibatalkan, untuk KA Probawangi tidak sampai Surabaya hanya sampai Bangil,”katanya.
Selain pembatalan tiket dan penyewaan bus, PT KAI masih harus menanggung kerugian yang dihadapi Daop 8, yakni terdapat pada perbaikan prasarana disekitar rel, sehingga biaya semakin membengkak. “Kita menyiapkan 6 gerbong kricak guna memperkuat jalur rel yang terendam sepanjang 700 meter antara Tangulangin – Porong,”  tuturnya.
Sementara itu, Firmansyah, Wakil Ketua DPD Organda Jatim mengungkapkan tidak terjadi lonjakan penumpang terkait beralihnya penumpang KA ke Bus. Penumpang yang terangkut, tetap di layani oleh bus regular yang di sediakan masing-masing oleh perusahaan bus.
“ Bus regular yang tersedia saat ini masih menampung perpindahan penumpang KA ke bus. Selain itu, kejadian ini bukan terjadi pada saat libur panjang dan tanggal muda. Jadi kalau di katakan ada kenaikan, tetap ada tetapi jumlahnya tidak terlalu signifikan. Kalau memang lonjakannya sampai 5%, pasti masing-masing perusahaan bus mengeluarkan bus cadangan,” imbuhnya. [wil]

Tags: