Akselerasi Transisi Kendaraan Listrik

Penanganan perubahan iklim dan penurunan emisi pada sektor transporasi saat ini memang perlu mendapat perhatian, pasalnya kendaraan listrik jauh lebih ramah lingkungan dan ternilai signifikan mengatasi masalah perubahan iklim dan pemanasan global. Terlebih, kedepannya mau tidak mau dunia juga akan mengarah pada fuel economy yang berbasis pengurangan emisi karbon, sehingga secara bertahap kita publik pun harus bisa bersiap bertransisi pada penggunaan kendaraan listrik.

Sejumlah upaya pun pemerintah lakukan guna mendorong percepatan penggunan kendaraan listrik. Mulai dengan menyusun Peta Jalan Transformasi Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai (KBLBB) sebagai Kendaraan Operasional Pemerintah dan Transportasi Umum. Peta jalan tersebut tertuang dalam Peraturan Presiden (Perpres) 55 Tahun 2019 tentang percepatan KBL-BB untuk transportasi jalan dan Peraturan Menteri Perindustrian No. 27 Tahun 2020 tentang Spesifikasi, Peta Jalan Pengembangan, dan Ketentuang Penghitungan Nilai Tingkat Komponen Dalam Negeri Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai (Battery Electric Vehicle).

Melalui peraturan tersebut, pemerintah menargetkan 20% dari total unit kendaraan roda empat atau lebih merupakan Low Carbon Emission Vehicle (LCEV) pada tahun 2025, termasuk KBLBB. Penggunaan kendaraan listrik yang ditargetkan mencapai 400 ribu unit di tahun 2025 dikalkulasi dapat mengurangi emisi karbon sebesar 1,4 juta ton, sekaligus mampu menghemat bahan bakar minyak (BBM) hingga 800 juta liter atau sekitar 5 juta barel, yang bila dikonversi mencapai sekitar USD251 juta,(Kompas, 22/2/2022).

Dilanjutkan, di tahun 2030, ditargetkan pengguna KBLBB meningkat menjadi 600.000 unit atau 25% dari total produksi sebanyak 3 juta unit. Sekaligus menyiapkan pengembangan ekosistem kendaraan listrik yang kuat. Ekosistem tersebut terdiri atas kendaraan listrik dan komponen pendukungnya, industri baterai listrik, industri recycling (daur ulang) baterai listrik, jaringan charging station (stasiun pengisian) dan swap battery (penukaran baterai). Dan, kedepannya dengan semakin banyak pengguna kendaraan listrik maka perlu diikuti pembangunan pembangkit listrik yang lebih bersih. Dengan demikian, tidak mengalihkan masalah emisi dari sektor transportasi ke pembangkit listrik.

Masyhud
Dosen FKIP Universitas Muhammadiyah Malang

Rate this article!
Tags: