Akseptor Rendah, Petugas KB Kota Batu Harus Turun ke Desa-desa

Pelayanan KB jemput bola dilaksanakan oleh Petugas Pelayanan KB Keliling di Desa Giripurno.

Kota Batu, Bhirawa
Rendahnya angka akseptor Keluarga Berencana (KB) di Kota Batu memaksa Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk, dan Keluarga Berencana untuk merubah strategi dan program. Merekapun melakukan strategi jemput bola dengan mengerahkan Mobil Unit Pelayanan (Mobyan) KB turun ke desa-desa.
Dampak program pelayanan jemput bola inipun langsung bisa dirasakan. Salah satunya terjadi peningkatan akseptor secara significan dibandingkan pelaksanaan safari KB yang dilaksanakan rutin 3 bulanan di Puskesmas.
“Lewat pelayanan jemput bola ini, kita bisa menjangkau masyarakat di pelosok,”ujar Kasi KB dan Kesehatan Reproduksi, Dokter Susan Indahwati, Kamis (8/3).
Ia membenarkan jika Selama ini ada beberapa kendala yang membuat masyarakat enggan ikut KB. Salah satunya rumah mereka jauh dari fasilitas kesehatan KB, kedua, waktu pelayanan yang tidak sesuai dengan aktifitas harian masyarakat, serta kurangnya cakupan informasi dan edukasi mengenai KB bagi masyarakat.
Kemarin, Mobyan KB Keliling menyambangi Desa Giripurno, Kecamatan Bumiaji. Di Desa ini terjaring 25 orang akseptor yang meminta pelayanan dan penanganan KB. Mereka terdiri dari 18 orang yang pasang implan, 5 orang mengganti implan, dan 2 orang melepas implant.
“Sampai hari ini (kemarin-red), sudah ada 5 desa yang kita kunjungi, yaitu Desa Beji, Sumberbrantas, Mojorejo, Tlekung dan Desa Giripurno,” tambah Susan.
Dalam layanan jemput bola ini berbagai pelayanan diberikan, antara lain pemasangan dan pencabutan implant, pelayanan suntik KB 3 bulanan, penyediaan pil KB dan penyediaan kondom. “Dan pelaksanaan pelayanan KB ini kami bekerjasama dengan Dinas Kesehatan untuk menugaskan bidan desa setempat sebagai tenaga medisnya,” pungkas Susan.(nas)

Tags: