Aksi Peduli Banjir Dringu, Kabupaten Probolinggo

Anak-anak korban bencana banjir saat mengikuti trauma healing di Balai Desa Dringu, Kecamatan Dringu, Kabupaten Probolinggo. [wiwit agus pribadi]

Ada yang Berikan Trauma Healing, PGRI Bantu 220 Ribu Sembako untuk Guru dan Siswa
Probolinggo, Bhirawa
Ribuan anak menjadi korban banjir yang terjadi di Dringu, Kabupaten Probolinggo. Untuk mencegah dan menghilangkan trauma pada anak-anak, trauma healing digelar oleh Psychologist Counselor di PUSPAGA Rumah Permata Hati Kabupaten Probolinggo.
Puluhan anak korban banjir berkumpul di Balai Desa Dringu, Kecamatan Dringu, Kabupaten Probolinggo. Mereka duduk rapi sambil menyaksikan sejumlah badut beraksi. Mereka pun tertawa lepas melihat kelucuan badut-badut itu, Sejak 15-19 Maret 2021 lalu.
Tidak hanya anak-anak yang datang. Orang tua mereka pun menemani. Sejenak, perhatian anak-anak itu pun teralih. Mereka yang sejak akhir Februari bergelut dengan banjir, kemarin sejenak bisa bercanda.
Itulah upaya trauma healing yang dilakukan PUSPAGA Rumah Permata Hati Kabupaten Probolinggo. Kegiatan itu sengaja digelar untuk menghilangkan trauma yang mungkin terjadi pada anak-anak korban banjir.
“Cukup senang ada kegiatan seperti ini. Karena memang anak-anak ini sudah bosan dan trauma melihat banjir. Melihat hiburan seperti ini rasanya hilang capek dan trauma anak-anak ini,” kata salah satu orang tua, Samian, warga Desa Dringu.
Intan, salah satu anak yang melihat badut itu pun mengaku sangat senang. Bocah 10 tahun itu pun terlihat beberapa kali tertawa saat melihat badut. Menurutnya, sejak banjir terjadir, dirinya dan teman-temannya tidak bisa lagi bermain. Rasa capek dan bosan pun menghinggap. “Mau bermain tidak bisa kalau banjir. Senang ada hiburan badutnya juga,” ungkapnya.
Ranti Sagita, psychologist counselor di PUSPAGA mengatakan, permainan dengan menghadirkan badut itu merupakan trauma healing untuk anak-anak korban banjir. “Banyak cara untuk membantu korban banjir. Kami dari PUSPAGA Rumah Permata Hati Kabupaten Probolinggo bersama LKKNU dan Mega Badut Probolinggo melakukan trauma healing untuk anak-anak korban banjir,” katanya.
Menurut Ranti, pascabanjir yang melanda Dringu, banyak pihak membantu korban banjir. Mulai pemerintah daerah, komunitas, dan relawan. Sedangkan PUSPAGA dan LKKNU fokus pada psikologis. Pihaknya fokus untuk membantu menenangkan psikologis anak-anak. Supaya dapat mencegah trauma ataupun menghilangkan trauma bencana banjir itu sendiri. “Ketika mereka mengalami trauma akibat banjir, kita berikan pencegahan supaya trauma itu tidak berkelanjutan dan meluas,” tuturnya.
Trauma healing dilakukan dengan terapi. Salah satu caranya, memberikan beragam permainan. Seperti ular tangga, strory telling, dan menghadirkan badut-badut untuk menghibur anak-anak. Dengan begitu, anak-anak yang sempat mengalami bencana banjir berkali-kali, tidak larut dalam rasa sedih dan trauma. Karena hiburan itu bisa mengisi psikologi anak-anak dengan kegembiraan.
Trauma healing sendiri, dikatakan Ranti, dilakukan tidak hanya di balai Desa Dringu. Ada beberapa titik yang digelar trauma healing. Seperti di lapangan Desa Kedungdalem, tempat penampungan SDN Dringu 1 dan balai desa. Harapannya, ribuan anak-anak yang menjadi korban banjir bisa tetap bergembira. Dan rasa trauma pun hilang.
“Dengan hal yang sederhana, permainan, menggambar, dan mengajak anak-anak bersenang-senang sangat efektif untuk menghilangkan rasa trauma atau mencegah trauma berlanjut,” terangnya.
Kades Dringu Sunan Bukhari mengapresiasi bentuk bantuan yang berbeda ini. Menurutnya, warganya memang membutuhkan semangat tidak berlarut-larut dalam kesediaan usai menghadapi banjir. “Kami welcome ke siapapun, termasuk trauma healing anak korban banjir,” ujarnya.
Sementara itu, Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) Kecamatan Dringu menyalurkan sebanyak 220 ribu paket sembako bagi GTK (Guru dan Tenaga Kependidikan) dan siswa terdampak banjir di Kecamatan Dringu.
Ratusan ribu sembako tersebut diberikan kepada 33 orang GTK dan 428 siswa di Kecamatan Dringu yang berasal dari PAUD, TK, SDN Kedungdalem 1, SDN Kedungdalem 2, SDN Kalisalam 1, SDN Dringu, SDN Kalisalam 2, SMP 1 Dringu dan SMP 2 Dringu.
Pembagian sembako untuk GTK dan siswa ini secara simbolis dilaksanakan di aula SDN Kedungdalem 2 Kecamatan Dringu, 15-18 Maret 2021. Masing-masing penerima mendapatkan paket sembako berisi beras 5 Kg, minyak goreng dan lainnya senilai Rp100 ribu.
Penyerahan ini dihadiri oleh Ketua PGRI Kabupaten Probolinggo Purnomo, perwakilan Forkopimka Dringu, Korwil Pendidikan Kecamatan Dringu serta Ketua PC PGRI Kecamatan Dringu Sugeng Sunaryono.
“Alhamdulillah, hasil penggalangan dana yang kami lakukan mencapai Rp22 juta berasal dari PGRI Kecamatan Dringu, koperasi, dermawan dan guru-guru se-Kecamatan Dringu yang tidak terdampak banjir,” ujar Ketua PC PGRI Kecamatan Dringu Sugeng Sunaryoto.
Menurut Sugeng, pemberian paket sembako ini merupakan salah satu bentuk kepedulian yang diberikan oleh PGRI kepada para guru dan siswa yang menjadi korban dari banjir yang ada di Kecamatan Dringu.
“Mudah-mudahan apa yang telah diberikan oleh PGRI ini bisa membantu para guru dan siswa terdampak banjir Dringu. Setelah ini kami masih akan menyalurkan bantuan dari PGRI di luar Kecamatan Dringu maupun Provinsi Jawa Timur,” tegasnya.
Sementara Ketua PGRI Kabupaten Probolinggo Purnomo mengaku ikut prihatin melihat dampak banjir yang menimpa warga Kecamatan Dringu, terutama rekan-rekan guru dan anak-anak yang saat ini masih trauma. “Bahkan di saat tertimpa musibah, ada seorang guru masih memikirkan nasib tetangganya. Musibah ini tentunya menjadi musibah kita semua,” katanya.
Menurut Purnomo, berbagai bantuan dan empati teman PGRI se-Jawa Timur juga membuat rasa sedih menjadi ringan. Apalagi dalam waktu dekat PGRI Provinsi Jawa Timur berencana turun langsung ke lokasi.
“Saya berharap kepada PC PGRI Kecamatan Dringu yang bertugas memetakan dan meyerahkan bantuan untuk bisa melaksanakan sungguh-sungguh, tepat sasaran dan selanjutnya dipertanggungjawabkan dengan melaporkan secara resmi dan mendokumentasikan semua kegiatan. Semoga musibah ini segera berlalu,” tambahnya. [wiwit agus pribadi]

Tags: