Aksi Pembakaran Rumah di Mulyorejo, Khofifah: Hentikan Aksi Premanisme Saat Panen Kopi

Gubernur Khofifah bersama Bupati Jember Hendy dan Sekda Kab Banyuwangi Mujiono pada Rakor penyelesaian kerusuhan antara Warga Mulyorejo dengan warga Banyuanyar di Pendopo Wahyawibawa Graha, Senin (8/8).

Jember, Bhirawa
Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa meminta Forkopimda dan Forkopimcam Jember dan Banyuwangi untuk segera menghentikan sindikasi premanisme yang ada di Desa Mulyorejo Kecamatan Silo Kabupaten Jember. Gubernur menilai aksi premanisme ini menjadi akar persolan aksi teror bakar rumah dan kendaraan di di desa, beberapa waktu lalu.
“Sindikasi premanisme harus dihentikan utamanya disaat musim panen kopi. Oleh karena itu, Bupati bersama Forkopimda dibantu Forkopimcam kedua Kabupaten (Jember-Banyuwangi) bersama-sama menghentikan aksi premanisme ini,” pinta Khofifah saat Rakor penyelesaian kerusuhan antara Warga Mulyorejo Kecamatan Silo dengan warga Banyuanyar Kecamatan Kalibaru Banyuwangi di Pendopo Wahyawibawa Graha, Senin (8/8).
Selain itu, Gubernur Khofifah juga meminta kepada Perhutani untuk segera melihat status tanah yang selama ini digarap oleh masyarakat menjadi ladang kopi rakyat ” Segera tarik benang merahnya, apakah lahan kopi yang selama ini digarap oleh warga masuk perhutanan sosial atau bukan. Kalau masuk, segera diurus dan bisa menjadi hak milik warga,” tandasnya.
Sementara, dalam kasus teror pembakaran rumah warga dan kendaraan berupa mobil dan sepeda motor di Desa Mulyorejo Polres Jember telah mengamankan 15 orang warga Kalibaru Banyuwangi dan 9 diataranya ditetapkan tersangka.
Kapolres Jember AKBP Heru Purnomo SI, SH mengatakan, bahwa motif pembakaran rumah dan kendaraan di Desa Mulyorejo merupakan aksi balas dendam.” Setiap warga Banyuanyar Kalibaru Banyuwangi melakukan panen kopi di Desa Mulyorejo selalu dipalak oleh preman setempat. Setiap musim panen selalu mendapat perlakukan seperti itu. Sehingga warga Banyuanyar melakukan aksi balas dendam dengan membakar rumah pelaku pemalakan,” ujar Kapolres Heru Purnomo kemarin.
Polisi akan terus memburu para preman yang menjadi otak pemalakan yang melarikan diri. Selain itu Polres juga menerjunkan personilnya untuk berjaga-jaga di lokasi kejadian,” Para personil sengaja kami terjunkan untuk memberikan perlindungan kepada warga. Dan Alhamdulillah sekarang kondisinya sudah kondusif. Dalam kami juga akan mempertemukan perwakilan kedua warga, agar bisa hidup rukun berdampingan,” tandasnya.
Sekda Kabupaten Banyuwangi Mujiono menyampaikan bahwa keterkaitan kasus yang terjadi di di Jember, Pemkab Banyuwangi sama-sama mencari solusi. ” Kasus ini juga menjadi tanggung jawab kami. Kami mencari solusi, dengan pertemuan ini diharapkan bisa bersinergi untuk sama-sama menjaga kondusifitas dalam peningkatan kesejahteraan masyarakat,” tandasnya pula. [efi.wwn]

Tags: