Aksi Treatikal Warnai Peringatan Harkitnas

Aksi treatikal di Kediri dan aksi jalan merangkak di Sumenep.

Aksi treatikal di Kediri dan aksi jalan merangkak di Sumenep.

Kota Kediri, Bhirawa
Sama seperti daerah lain, Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) se Kediri Raya yang berjumlah puluhan orang juga menggelar aksi solidaritas dalam memeperingati hari kebangkitan nasional, Rabu (20/5) kemarin. Yang menarik dalam unjuk rasa puluhan mahasiswa ini diwarnai aksi treatikal yang menunjukkan betapa menderitanya rakyat kecil akibat kebijakan pemerintah yang sama sekali tidak pro rakyat.
Dalam aksi treatikalnya, Seorang petani dibelenggu oleh para pemegang kebijakan yang membuat dirinya harus hidup menderita, aksi itu digambarkan dengan mahasiswa yang diikat leher, kaki dan tangannya oleh Mafia BBM, Penjual Aset Negara.
Sementara disisi mahasiswa yang berperan sebagai seoarang polisi menendang-nendang rakyat yang dibelenggu dan kelaparan akibat kebijakan pemerintah yang meanikan BBM dan Menjual Aset dengan seenaknya. “Aksi ini treatikal ini menunjukkan betapa sengsaranya rakyat saat ini, kami meminta pada Presiden Jokowi agar menstabilkan harga BBM, dan menasionalisasi aset Negara,” kata Resti Koordinator aksi.
Sementara dalam aksinya puluhan juga mengimpun dana untuk menasiolaisasi kan aset negara kepada para pengguna jalan yang melintas di depan Gedung DPRD Kota Kediri yang menjadi titik aksi puluhan mahasiswa ini. Dalam aksi itu, para mahasiswa juga sempat bersitegang dengan aparat kepolisian, yang menjadi pagar betis kantor DPRD, sebab puluhan mahasiswa memaksa masuk ke Kantor DPRD.
Namun ketegangan dapat diredam setelah. Polisi mengizinkan Perwakilan dari pengunjuk rasa masuk ke kantor dewan. Dalam Aksi yang digelar pada Harkitnas ini, Poresta Kediri menyiapkan 393 Personel dari anggota Polresta dan Brimob, Personel ini ditempatkan di empat titik, yakni DPRD Kota, Pemkot, Alun-alun dan Gedung GNI Kota Kediri.
Jalan Merangkak
Sementara itu, memperingati Hari Kebangkitan Nasional (Harkitnas) yang jatuh pada tanggal 20 Mei, belasan aktivis mahasiswa yang tergabung dalam Gerakan Mahasiswa dan Pemuda Revolusioner (Gempar) Sumenep melakukan aksi unjuk rasa dengan telanjang dada dan jalan merangkak dari depan Mesjid Agung menuju geung DPRD setempat.
Selain berorasi, mereka juga membawa sejumlah poster kecaman terhadap pemerintah, salah satunya ‘Selesaikan persoalan hukum di Indonesia’, ‘Kembali ke Pancasilan dan UUD 45’, ‘Bebaskan Bangsa ini dari Koruptor’, ‘Selamatkan Perekonomian Bangsa Indonesia’ dan ‘Kembalikan Kedaulatan Rakyat’.
Korlap aksi, Hazmi menyatakan, momentum harkitnas ini harus menjadi awal kebangkitan bangsa ini dari keterpurukan. Sebab, selama ini kondisi bangsa Indonesia sangat memprihatinkan terutama dalam penegakan hukum.
“Dalam momentum hari kebangkitan nasional ini, jadikan awal untuk memperbaiki kondisi bangsa ini terutama dalam penegakan hukum, sebab selama ini hukum di Indonesia hanya tajam kebawah, tapi tumpul keatas,” kata Hazmi, Rabu (20/5).
Hazmi memaparkan, kondisi hukum di Indonesia tidak memberikan rasa aman kepada masyarakat, bahkan hanya menjadi momok yang menakutkan bagi masyarakat kecil. Penegakan hukum di Indonesia hanya berpihak pada penguasa dan menindas pada rakyat kecil. “Seharusnya semua rakyat, baik pejabat maupun rakyat umum sama di hadapan hukum,” ujarnya.
Ia menilai, Indonesia berada dalam kondisi yang sangat buruk terutama dalam pendidikan sehingga tidak bisa menciptakan peningkatan sumber daya manusia. Sebab, dengan SDM yang bagus, bangsa Indonesia bisa bersaing dengan negara lain. “Pendidikan di Indonesia tidak menciptakan SDM yang bisa bersaing didunia global. Sehingga perkembangan bangsa Indonesia akan bergerak lambat,” terangnya. [van,sul]

Tags: