Aktifitas 200 KK Lumpuh Akibat Air Masih Tinggi

Banjir-Rob-masih-landa-3-desa-di-kabupaten-Probolinggo-terlihat-air-laut-di-desa-kalibuntu.

Banjir-Rob-masih-landa-3-desa-di-kabupaten-Probolinggo-terlihat-air-laut-di-desa-kalibuntu.

(6 Hari Banjir Rob Masih Tinggi)
Probolinggo, Bhirawa
Sudah enam hari ini sejak hari Sabtu kemarin hingga saat ini, banjir Rob masih terjang pemukiman warga di Desa Kalibuntu dan desa Sidopekso Kecamatan Kraksaan serta Desa Randutatah Kecamatan Paiton. Akibat tanggul yang jebol, membuaat aktifitas 200 KK lebih lumpuh. Bahkan puluhan ha tambak ikan gagal panen.
Hingga saat ini Kamis 9/6 banjir Rob masih melumpuhkan aktifitas warga setempat. Banjir Rob yang di pekirakan hanya berlangsung selama 4 hari ini, ternyata masih berlangsung selama 6 hari.
Menurut Sugeng Wiyanto, Camat Kraksaan, saat di lokasi, warga Desa Kalibuntu sendiri yang menjadi korban banjir Rob, Kamis 9/6, banjir rob sudah mulai merata, yang semula hanya 3 dusun saja, namun saat ini sudah mancakup keseluruhan. Saat ini pemerintah mulai akan membangun tanggul yang jebol.
Demikian pula dengan waraga desa Sidopekso, zkibzt bznjir rob tersebu maka aktifitas warga lumpuh, bahkan puluhan hektar tambak ikan milik warga gagal panen”Sementara saat ini pemerintah melakukan pembangunan tanggul. Namun, akan lebih dimaksimalkan penambahan tanggul pada tahun 2017 mendatang, khusus di desa Kalibuntu,”ujar Sugeng.
Terpisah Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Probolinggo, Dedy Isfandy, mengaku bahwa peristiwa tahunan ini, biasanya tidak berlangsung lama. Namun, saat ini melebihi jangka waktu sperti basanya. Bahkan, saat ini Rob di Kabupaten Probolinggi, terjadi di 3 titik, yakni di Kalibuntu, Randu Tatah Paiton dan Pajurangan Kecamatan Gending.
“Kami masih melakukan pendataan untuk kerugian material milik warga yang menjadi korban banjir Rob ini. Sementara untuk bantuan untuk warga dan kerugian material akan kami ajukan dulu ke pemerintah Pemprov Jatim,”kata Dedy.
Sampai saat ini warga Desa Kalibuntu masih kesulitan untuk melakukan aktifitasya. Pasalnya, debit air dampak banjir Rob, masih cukup tinggi. Warga berharap pemerintah segera melakukan bantuan terhadap warga, dan melakukan pembangunan tanggul yang baru.
Korban banjir akibat gelombang air laut pasang atau rob di Kec Kraksaan, Kab Probolinggo mulai terserang berbagai penyakit. Genangan air setinggi satu meter sejak beberapa hari lalu masih merendam pemukiman hingga mengganggu aktivitas warga.
Banjir rob yang melanda Desa Kalibuntu dan Desa Sidopekso, Kecamatan Kraksaan, belum juga reda. Banjir rob yang sudah berlangsung selama pekan terakhir ini membuat air menjadi kotor karena bercampur sampah.
Akibatnya, warga korban banjir mulai terserang penyakit. Mereka terserang penyakit gatal-gatal, demam, batuk dan sakit perut. Warga terserang penyakit karena genangan banjir, airnya kotor dan berlumpur.
Berdasarkan data dari Puskesmas Kraksaan, saat ini warga sudah mulai ramai mendatangi petugas kesehatan untuk berobat. Namun, sejauh ini belum ada penyakit yang sangat membahayakan warga.
“Terutama sekali penyakit kulit kami biasanya menyebutnya dermatitis, karena kontak lama dengan air yang sudah tercemar oleh sampah. Ada beberapa penyakit baru akhir-akhir ini tapi selama ini belum ada angka kesakitan penyakit tersebut yang dibawa ke kami, saya rasa yang paling berdampak di sana adalah penyakit kulit,” kata Kepala Puskesmas Kraksaan, dr Agus Ciptosantoso, Kamis 9/6.
Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Dwijoko Nurjayadi mengimbau masyarakat mengantisipasi siklus ini. “Agar tidak menimbulkan korban jiwa,” katanya.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Probolinggo menyiapkan bantuan sembako bagi warga yang jadi korban banjir rob di Desa Kalibuntu dan Sidopekso, Kecamatan Kraksaan; serta Desa Randutatah, Kecamatan Paiton.
kami telah meminta camat untuk mendata warga terdampak. “Nanti BPBD bantu sembako untuk mengurangi penderitaan,” paparnya.
Terkait tanggul penahan yang jebol, BPBD tak bisa berbuat apa-apa selama rob terus terjadi. Langkah darurat baru bisa dilakukan bila air surut, yaitu berupa tambal sulam tanggul dengan karung pasir. “Untuk langkah permanen, kami akan usulkan perbaikan ke BNPB,” tambahnya.(Wap)

Tags: