Aktivis Anti Korupsi Demo Polda Jatim

3-aktivisSurabaya, Bhirawa
Puluhan Ormas yang mengatasnamakan Jaringan Kawal Jawa Timur (Jaka Jatim) melakukan aksi unjuk rasa di depan Mapolda Jawa Timur Jalan Ahmad Yani, Rabu (20/1) kemarin menuntut tindak lanjut penanganan kasus penganiayaan  salah satu aktivis LSM di Kabupaten Bangkallan tepat 20 Januari 2015 lalu.
Dalam aksinya Jaka Jatim menilai Direktorat Reserse Kriminal Umum (Ditreskrimum) Polda Jawa Timur mandul dalam menangani kasus tersebut. Koordinator aksi, Mahmudi Ibnu Khotib mengatakan, kasus penembakan aktivis anti korupsi Mathur Husyairi di Kabupaten Bangkalan setahun yang lalu hilang begitu saja. Kekhawatirannya yakni kasus penembakan ini hilang begitu saja seperti halnya kasus-kasus yang lainnya.
“Sejak tahun 2010 sampai tahun 2014 ada tujuh kasus yang hilang begitu saja. Kami menuntut dan mencari keadilan yang lama terlupakan oleh pihak kepolisian. Seperti kasus Salim Kamcil aktivis lingkungan di Lumajang dan penembakan Mathur yang dilakukan orang tak dikenal di Bangkalan,” katanya ditengah-tengah aksinya.
Ia menerangkan, sudah setahun kasus penganiayaan dan penembakan yang dialami Mathur Husairi-pegiat anti korupsi di Bangkalan, pada 20 Januari 2015 lalu. Penembakan tersebut terjadi karena diduga korban sering bersuara lantang dan mengkritisi kebijakan Pemkab Bangkalan, dan getol mengungkap kasus-kasus dugaan korupsi mantan Bupati Bangkalan.
Penanganan kasus penembakan itu diambil oleh Polda Jatim. Dengan gerakan cepat yang dilakukan oleh Ditreskrimum, polda menahan empat orang yang diduga kuat sebagai otak dan pelaku penembakan. Bahkan katanya, saat penggerebekan salah satu tersangka, tim Jatanras Polda Jatim menyita satu unit senjata api (senpi) rakitan. Namun sangat disayangkan, empat orang yang ditahan dilepas satu per satu tanpa alasan jelas.
“Ada indikasi pengaburan dan pembiaran terhadap kasus penembakan dan penganiayaan lainnya, sehingga berlarut-larut. Padahal hasil pemetaan yang dilakukan kepolisian, sudah sangat kuat indikasinya, dan mengarah kepada keterlibatan beberapa orang tertentu. Teror bom di Jakarta kemarin itu sangatlah kecil bagi kami,” katanya.
Ia menambahkan, pihaknya khawatir kasus penembakan Mathur Husairi menguap dan hilang begitu saja seperti kasus-kasus kekerasan lainnya. “Kami mendesak Kapolda Jawa Timur, mengusut tuntas semua kasus penganiayaan yang dialami para aktivis dan mahasiswa,” ujar Mahmudi yang juga Ketua Poros Pemuda Jawa Timur ini.
Ia meminta, Polri menciptakan rasa aman dan nyaman, di semua lingkungan masyarakat, sesuai komitmen Polri sebagai pelayan dan pelindung setiap warga negara Indonesia. “Jika pihak kepolisian tidak mampu mengungkap kasus-kasus tersebut, kami minta segera keluarkan Surat Perintah Pemberhentian Penyidikan (SP3), agar polisi tidak punya hutang atau tunggakan,” ujarnya.
Bahkan dirinya mengungkapkan dengan mengeluarkan SP3 dengan konsekwensi Kapolda Jawa Timur mengundurkan diri dari jabatannya. “Kita merasa dianaktirikan. Terakhir ini kami juga mendapat terror lewat seluler dan mengajak ketemuan karena kita ditengarai mengintip kantor,” paparnya. (geh)

Tabel
Kasus Penganiayaan Aktivis LSM yang Ngambang Sampai saat ini :

-Perusakan mobil Aliman Harish (Direktur LSM Pusaka Jatim) pada Tahun 2010.
-Pelemparan kaca rumah Mathur Husairi(Direktur CIDe) Tahun 2010.
-Pembacokan M Fahrillah (Ketua LSM Kompak) Tahun 2011.
-Pembakaran mobil Mathur Husairi Tahun 2012.
-Pembacokan Muzakki (Sekretaris PKNU) tahun 2013.
-Pembacokan Mahmudi Ibnu Khotib (Ketua Poros Pemuda Jatim) Tahun 2013.
-Pembacokan Musleh aktivis Madura Corruption Watch (MCW) Tahun 2014.

Rate this article!
Tags: