FAMS Sumenep Tuntut Dirut PT WUS Diganti

7-FOTO B sul-demo pt wus 2Sumenep, Bhirawa
Sejumlah aktivis mahasiswa yang tergabung dalam Fron Aksi Mahasiswa Sumenep (FAMS) melakukan aksi unjuk rasa di depan kantor PT Wira Usaha Sumekar (WUS). Selain berorasi, mereka membawa sejumlah poster. Di antaranya, ‘PT WUS harus transparan’, ‘PT WUS rugi, bupati harus tegas’, dan ‘Ganti direktur atau PT WUS ditutup’.
Mereka juga datang dengan menggunakan pakaian atasan jas dan bawahan celana pendek sebagai lambang bahwa pengelolaan salah satu BUMD yang bergerak dibidang SPBU dan bengkel mobil itu gagal karena selalu merugi meski sudah digelontorkan dana penyertaan modal pada tahun 2013 sebesar Rp1 miliar lebih.
Koordinator aksi FAMS, Hazmi mengatakan, kedatangan aktifis yang kesekian kalinya ke kantor PT WUS di jalan Trunojoyo dan kantor Bupati di jalan Dr Cipto itu bertujuan untuk meminta pengelolaan BUMD ini dilakukan secara transparan sehingga bisa menyumbang ke pendapatan asli daerah (PAD).
Sebab, selama kepemimpinan Sitrul Arsy, selalu terjadi kerugian dengan alasan tangki pendam SPBU bocor. “Dalam hal ini Bupati harus tegas, apakah direkturnya diganti atau PT WUS-nya ditutup agar tidak menambah beban terhadap Pemkab,” kata Hazmi, di depan kantor Bupati, Kamis (12/2).
Ia menegaskan, tidak ada alasan merugi dalam perusahaan besar seperti BUMD. Sebab, dana yang digelontorkan Pemerintah setempat tidak sedikit yakni milyaran rupiah. Ia menilai, jika benar terjadi kerugian, berarti pengelolaannya tidak serius atau memang sengaja dana tersebut menjadi bancaan para petinggi di PT WUS, “Ini perusahaan besar, kenapa selalu rugi. pengecer bensi di desa-desa saja masih bisa meraup keuntungan, padahal modalnya tidak seberapa,” jelasnya.
Dia menuding, kerugian itu tidak terjadi karena kebocoran tangki pendam saja melainkan ada unsur kesengajaan. Bahkan, mereka membeberkan kekayaan direktur PT WUS, Sitrul Arsy setelah menjabat pimpinan PT WUS.
Salah satu kekayaan Sitrul Arsy di antaranya satu unit solar packed dealer nelayan (SPDN) di Pamekasan, satu unit toko di Bangselok, kecamatan Kota Sumenep senilai Rp350.000.000, satu unit rumah di Bangselok senilai Rp250.000.000, satu unit rumah di perumahan bumi Sumekar senilai Rp400.000.000. “Jangan salahkan kami jika menaruh curiga kepada Sitrul, karena setelah menjabat Direktur PT WUS, kekayaannya semakin bertambah, sementara perusahaannya yang dipimpinnya selalu rugi,” tegasnya.
Sementara itu, Kabag Perekonomian, Pemkab Sumenep, Moh Hanafi saat menemui pada demonstrans menyatakan, BUMD yang mengalami kerugian dalam pengelolaan usahanya tidak diwajibkan untuk menyumbang ke PAD seperti PT WUS yang rugi akibat bocornya tangki pendam.
“BUMD tidak perlu menyetor PAD kalau masih merugi. Untuk SPBU yang dikelola PT WUS itu merugi disebabkan kebocoran tangki pendamnya. Tapi perbaikan kebocoran itu sudah dilakukan tahun kemarin,” jawab Moh Hanafi didampingi Kepala Kantor ESDM, Abd Kahir.
Ia menegaskan, tahun ini tangki pendam SPBU itu bisa dimanfaatkan dan PT WUS berjanji akan menyumbang PAD juga tahun ini. “Semoga target itu benar-benar terealisasi,” harapnya.
Ia menambahkan, selaku tim monetoring BUMD, pihaknya sudah banyak bertindak seperti perbaikan manajemen di PT WUS. “Dan kami akan terus melakukan evaluasi terhadap semua BUMD termasuk PT WUS,” pungkasnya. [sul]

Keterangan Foto : Demo-pt-wus [sul/bhirawa]

Tags: