Aktivis PENA 98 dan Pemuda Jatim Tolak Rusuh Jelang Putusan MK

Surabaya, Bhirawa
Pemuda-pemudi di Jawa Timur ramai-ramai mendeklarasikan diri untuk menuju Indonesia damai. Di dalam deklarasi tersebut juga menyambut hasil sidang putusan Mahkamah Konstitusi (MK) terkait sengketa Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019 dan menolak segala bentuk kerusuhan.
Deklarasi ini dipimpin langsung oleh Deklarator PENA 98, Haris Budi Kuncahyo, S.Ag M Si. Eksponen Front Aksi Mahasiswa Indonesia (FAMI) ini menyampaikan bahwa giat ini untuk memperkuat dan memperkokoh integrasi Nasional. Pihaknya juga mendukung apapun keputusan Konstitusi Negara.
“Kami tegas bahwa Negara yang berdaulat itu memiliki konstitusi. Jadi, ketika Mahkamah Konstitusi sudah memutuskan siapapun pemenangnya, rakyat harus tunduk,” tegasnya dalam Musyawarah Pemuda untuk Indonesia Damai (Musy-PID 2019).
Pria yang sekarang sedang menempuh Program Doktor Sosiologi Politik di Universitas Muhammadiyah Malang ini menjelaskan bahwa sekarang ini ada oknum tertentu mengepung MK dinilai salah besar.
“Apalagi Pak Prabowo dan Sandiaga sudah bilang lihat didepan televisi, termasuk Pak Jokowi dan Kiai Ma’ruf Amin. Kalau ada oknum yang masih mengepung MK itu salah besar,” katanya.
Kedua Capres-Cawapres 2019 ini, kata Haris, adalah orang-orang hebat dan Negarawan yang lebih memetingkan Negera ini berdaulat dan damai. “Kalau ada kelompok yang melakukan perlawanan bahkan mengarah anarki itu sesuatu yang antagonis dan kontradiktif, seperti di Jakarta hari ini,” terang Haris.
Oleh sebab itu, lanjut Haris, pihaknya memerlukan pemuda-pemudi bergerak bersama dengan saling menghargai untuk menjaga kedaulatan ini. “Jadi yang instabilitas, yang selalu membuat keonaran-keonaran politik pasca keputusan konstitusi, TNI dan Polri harus tegas menindak dan menangkap mereka,” imbuhnya.
Tidak kalah pentingnya lagi, kata Haris, pemuda Jawa Timur juga menolak segala giat radikalisme, fundamentalisme, liberalisme, kapitalisme, komunisme, separatisme dan terorisme. “Karena ini yang akan menghancurkan Indonesia damai dan mengakibatkan runtuhnya peradaban Indonesia secara internasional,” pungkasnya. [geh]

Tags: