Aktivitas Kuliah Sempat Halangi Waktu Berlatih

Tim paduan Suara Ubaya menyanyikan lagu berjudul Hodie Christus Natus Ets. Atas bakatnya, mereka berhasil meraih dua medali emas dalam ajang Bali International Choir Festival 2015.

Tim paduan Suara Ubaya menyanyikan lagu berjudul Hodie Christus Natus Ets. Atas bakatnya, mereka berhasil meraih dua medali emas dalam ajang Bali International Choir Festival 2015.

Sukses Tim Ubaya Sabet Dua Medali di Ajang Bali International Choir Festival 2015
Kota Surabaya, Bhirawa
Hasil yang didapat selalu setimpal dengan usaha yang diperjuangkan. Begitu  pula yang diyakini tim Paduan Suara Universitas Surabaya (Ubaya) ketika akan mengikuti ajang International Choir Festival 2015 di Bali pada 29 Juli hingga 2 Agustus lalu. Atas perjuangannya selama berlatih, tim paduan suara yang terdiri dari 38  anggota ini sukses menyabut dua medali emas sekaligus.
Alunan nada lagu berjudul Hodie Christus Natus Ets bergema indah dari Ruang Serba Guna Fakultas Psikologi Ubaya, Kamis (6/8). Tinggi rendahnya suara begitu rapi tertata. Para penyanyinya pun tampak begitu hikmat mengurai lagu berbahasa Italia tersebut.
Awalnya, nada tinggi dengan suara ramping. Tak lama kemudian suara nada kian cepat dengan saling bersahutan. Beberapa anggota tampak sedikit emosional dan lebih ekspresif menyanyikan lagu yang memang digunakan untuk pemujaan kepada Tuhan tersebut. Selain bermain suara nada tinggi, teknik sahut-menyahut membuat para penyanyi harus pandai mengatur ritme penafasan dan suaranya. Tapi di situlah keindahannya, perubahan nada tinggi rendah, dan tempo cepat bersautan atau lembut beriringan.
“Lagu Hodie Christus Natus Ets lahir di zaman renaisans dan barok. Tekniknya sangat sulit dan perlu latihan yang cukup lama,” kata konduktor paduan suara Ubaya, Bagus Syafriza Paradhika.
Kesulitan menjadi alasan betapa keras perjuangan yang harus dijalani anggota tim. Para anggota paduan suara Ubaya perlu waktu sembilan bulan untuk bisa menguasai lagu karya komposes Italia, Ruggiero Giovanelli tersebut.
Bukan hanya untuk melatih teknik suara tinggi dan penuh penjiwaan. Tapi, juga harus lihai melakukan teknik sahut-menyahut dengan kecepatan tingkat tinggi. “Lagu ini kian rumit karena banyak anggota yang belum menguasai,” tambahnya.
Apalagi aktivitas kuliah para anggota yang tak kalah padat. Kendati sempat sulit dalam latihan, namun kini Bagus dan para anggota paduan suara Ubaya bisa bernafas lega. Mereka berhasil meraih dua medali emas dalam lomba bergengsi yang digelar oleh Bandung Choral Society (BCS) tersebut.
Bagus mengaku sangat puas dengan keberhasilan Ubaya meraih medali emas dalam ajang bergengsi tersebut. Selain karena saingannya berat yakni berasal di Flipina, Korea, Spanyol, Malaysia, Singapura dan kota-kota di Indonesia lainnya.
Bagus merasa bila usahanya selama setahun ini  sudah bisa terpuaskan dengan hanya meraih medali emas. “Memang kita tidak juara satu, tapi kalau ingat proses latihan. Dari mulai mendisiplinkan anggota hingga latihan kita sudah puas dengan hasilnya. Banyak anggota yang waktu kuliah dan magangnya berbenturan dengan latihan,” kata Bagus.
Apalagi, dalam perlombaan yang baru digelar empat kali di Indonesia ini, Ubaya mengikuti dua katagori sekaligus yakni katagori Mixed Youth dan Musica Sacra yang keduanya berhasil menyabet dua medali emas. Untuk katagori Mixed Yout, paduan suara menyanyikan lagu Rene Clausen dan Ov’e Lass Il bel Viso. Sementara untuk katagori Musica Sacra  menyanyikan lagu Hodie Christus Natus Ets dan Gloria.
Ketua Paduan Suara Ubaya Sandra Yunita mengaku sulitnya latihan sempat membuat timnya bergonta-ganti anggota. Padahal, waktu untuk perlombaan semakin mepet. “Kalau latihannya tidak rutin ya kita ganti. Daripada nanti merepotkan anggota lain saat lomba. Jadi kita disiplinkan anggota,” pungkasnya. [Adit Hananta Utama]

Tags: