Alarm Detektor Longsor Terus Berbunyi, Warga Dusun Brau Enggan Dievakuasi

Foto: Petugas BPBD Batu bersama tim gabungan melakukan langkah antisipasi longsor dan membuat tenda evakuasi bagi warga Dusun Brau, Desa Gunungsari, Selasa (2/2).

Kota Batu,Bhirawa
Senin (1/2) malam, alarm dari alat detektor longsor atau Early Warning System (EWS) yang ada di Dusun Brau, Desa Gunungsari Kota Batu berbunyi hingga 15 kali. Hal ini mengindikasikan telah terjadi pergerakan tanah di lokasi tersebut sehingga berpotensi lerjadi tanah longsor. Namun 14 KK belum bersedia dievakuasi dan memilih bertahan di tempat tinggalnya. Selasa (2/2),

BPBD Kota Batu membuatkan tenda- tenda darurat yang bisa digunakan warga untuk mengungsi ketika terjadi longsor. “Pada Senin (1/2) siang, EWS sempat berbunyi dua kali. Dan pada malam harinya EWS kembali berbunyi 15 kali. Kemudian setelah pukul 22.00 WIB alarm EWS tidak berbunyi,”ujar Kepala BPBD Batu, Agung Sedayu, Selasa (2/2).

Ia menjelaskan bahwa dugaan awal hasil kaji cepat kemungkinkan terjadi pergerakan tanah pada lokasi sekitar EWS di Dusun Brau. Namun saat itu petugas kesulitan melakukan pengamatan di lokasi karena terkendala malam hari.

Adapun di lokasi sekitar tanah bergerak terdapat 15 Kepala Keluarga (KK). Saat ini 1 KK (3 orang) telah melakukan evakuasi mandiri dengan mengungsi ke rumah orangtuanya. Sementara 14 KK belum bersedia dievakuasi dan masih bertahan tinggal di rumah masing-masing.

“Warga bersedia disediakan tempat evakuasi sementara yang lokasinya dipandang aman dan tidak jauh dari rumahnya. Tempat evakuasi ini akan digunakan warga saat terjadi cuaca hujan, alarm EWS berbunyi, atau adanya kebijakan perintah dari Sistem Komando Siaga Darurat Bencana untuk melakukan evakuasi,” jelas Agung.

Kemarin (2/2), BPBD Kota Batu bersama Kecamatan Bumiaji mulai menyiapkan tempat relokasi sementara untuk 14 KK yang memilih untuk bertahan di rumahnya. Mereka membangun tenda-tenda keluarga yang bisa dipergunakan sebagai tempat mengungsi sementara ketika hujan turun atau saat alarm EWS berbunyi.

Tenda keluarga ini dibangun di lahan milik Ngateno seluas 2700 meter yang lokasinya masih dekat lokasi dengan rumah warga terdampak.

“Kita siapkan relokasi untuk 15 KK. Dari jumlah tersebut yang betul-betul resiko tinggi ada 11 KK. Kondisi saat dalam kesiapsiagaan mengantisipasi kejadian yang tidak kita inginkan bersama,” tambah Agung.

Adapun sebagai langkah preventif terhadap longsor, BPBD bersama relawan menutup lima titik tebing rawan longsor di Dusun Brau dengan terpal. Penutupan dilakukan agar tanah jenuh akibat intensitas hujan yang tinggi tidak sampai mengakibatkan longsor.(nas)

Tags: