Alokasikan Rp2 M untuk Proyek Double Track di Madura

Foto: ilustrasi

DPRD Jatim, Bhirawa
Dinas Pendidikan Jatim telah mengalokasikan anggaran untuk proyek double track di Madura pada 2018 mencapai Rp2 miliar. Proyek tersebut diharapkan bisa meningkatkan Indeks Prestasi Manusia (IPM) di Madura mencapai 11 persen.
Kadindik Jatim, Saiful Rahman menegaskan keinginan Gubernur Jatim, Soekarwo untuk menjadikan Pulau Madura sebagai pilot project double track sangat beralasan. Ini karena dari 38 wilayah yang ada di Jatim  paling rendah IPMnya ada di Madura. Karena itulah dalam RAPBD 2018 untuk proyek double track lebih difokuskan di Madura.
“Kami berharap sebagai pilot project double track dapat meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) yang hanya sekitar 4 persen. Dimana dibanding 38 kab/kota di jatim, Madura sangatlah rendah. Dan Pemprov Jatim lewat APBD 2018 akan menggelontorkan anggaran sebesar Rp2 miliar khusus untuk proyek double track,”papar Saiful, Senin (30/10).
Dalam program double track ini nanti akan memberikan keahlian bagi siswa baik SMA atau Madrasah Tsanawiyah (MTs) yang tidak dapat melanjutkan ke Perguruan Tinggi (kuliah) untuk diberikan keahlian. Dengan begitu setelah lulus dan mendapatkan sertifikat yang bersangkutan siap memasuki dunia usaha.
“Otomatis dengan program tersebut akan mengurangi jumlah angka pengangguran disana. Selain itu dapat meningkatkan IPM hingga 11 persen yang kemudian hal ini dapat mengatrol angka kemiskinan di wilayah ujung Jatim,”paparnya.
Terpisah, Wakil Ketua Komisi E DPRD Jatim, Suli Daim mendukung sepenuhnya langkah gubernur. Mengingat pendataan yang dilakukan Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukan jika angka IPM di Madura sangat rendah sekali. Karena itu perlu segera dicarikan solusinya diantaranya dengan program double track.
“Melalui program double track diharapkan ada peningkatan nilai IPM di Madura.  Sebagai wilayah yang harapannya bisa maju dengan dibangunnya jembatan Suramadu ternyata justru tidak membawa Pulau Madura lebih maju khususnya SDMnya. Tetapi justru menurun dan ini segera mendapatkan penanganan yang serius,”tambah politisi asal PAN ini.
Seperti diketahui, Gubernur Jatim, Soekarwo memutuskan untuk program double track di tahun 2018 ini akan difokuskan di wilayah Madura. Pasalnya, saat ini IPM (Indeks Prestasi Manusia) di Madura sangat rendah, dan ini ditunjukan dengan jumlah putus sekolah masih tinggi.
Ditambahkannya, doble track yang pertama dengan memperbaiki kualitas pendidikan formal. Yakni, dengan menambah kurikulum untuk SMA. Selama ini, tambahnya pendidikan vokasional sudah diterapkan di SMK. Doble track juga diterapkan di sektor informal. Secara prinsip adalah mempersiapkan ketenaga kerjaan di Jatim, yaitu membenahi Balai Latihan Kerja (BLK).
“Apabila SMA memiliki kurikulum pendidikan vokasional maka akan menambah kualitas lulusannya,” ujarnya.
Untuk mendukung hal tersebut, Pemprov Jatim bekerjasama dengan semua rektor yang memiliki fakultas teknik sipil. Tujuannya adalah agar bisa menjadi pembina untuk SMK maupun SMA. Selain itu juga membantu meningkatkan sekolah yang belum memiliki akreditasi. [cty]

Tags: