Alumni SMAN 4 Surabaya Bagi di Depan Sekolah, RAR di Bambu Runcing

2-bagi takjil(Komunitas -komunitas Bagikan Takjil Ramadan)
Surabaya, Bhirawa
Pelaksanaan bulan Ramadan ternyata dijadikan momentum bagi  banyak komonitas untuk membagi rezeki dan bersedekah.  Biasanya komunitas-komunitas ini memanfaatkan titik -titik penting untuk lokasi pembagian takjil.
Seperti yang dilakukan alumni SMAN 4 Surabaya yang masih sering berkumpul bersama. Kali ini , pada hari ke-4 pelaksanaan bulan puasa, sebanyak 100 alumni SMAN 4 dari tahun 1969 berkumpul dan membagikan ta’jil kepada pengendara lalu lintas yang melintasi Jl Prof Mustopo Surabaya.
Penasehat Alumni SMAN 4 Surabaya, Sri Widarini Singgih menegaskan selama ini para alumni saling curhat lewat Waths-up (WA) saja. Karenanya baru tahun ini digagas berkumpul bersama dengan melalui pembagian ta’jil di depan sekolah mereka. Dan ternyata pesertanya cukup membludak hingga sampai 100 orang.
”Memang kami memulai mengumpulkan teman-teman yang usianya di atas 60-an melalui aksi sosial seperti saat ini pembagian ta’jil. Bahkan rencananya acara ini akan ditutup dengan syukuran bersama yang akan dihadiri mantan Kapolda Jatim, Untung Radjab. Semoga teman-teman dari seluruh alumnus mulai 1969 hingga 2014 dapat hadir semua,”tegas Widarini disela-sela membagi takjil di depan SMAN 4 Surabaya.
Ditambahkannya, bila selama ini setiap alumni sudah mengadakan acara sendiri-sendiri, diantaranya bhakti sosial ke panti asuhan hingga ke panti jompo. Hal ini semata-mata untuk menjalin silaturrohim dan mempererat tali persaudaraan. Sehingga bila terjadi sesuatu, dengan melalui kecanggian tekhnologi digital dan media sosial, semua dapat berkomunikasi.
Pembagian Takjil juga dilakukan Komunitas Peduli Surabaya Rek Ayo Rek (RAR) yang menjadikan Ramadan 1437 Hijriah sebagai momentum peduli dan berbagi. Kamis (9/6) kemarin sore, RAR membagikan takjil di Jalan Panglima Sudirman, timur Monumen Bambu Runcing.
Ketua Umum RAR Herman Rivai mengatakan, ada 1.000 paket takjil yang dibagi pada sesi pertama. “Pada sesi berikutnya ada 1.000 paket lagi pada lain hari,” kata Herman disela pembagian takjil.
Pria yang akrab disapa Meneer ini menyebut, sumber pembelanjaan takjil berasal dari swadaya anggota RAR serta bersumber dari sejumlah donatur. “Kesempatan partisipasi takjil kami buka dalam seminggu. Per paket takjil senilai Rp10.000. Alhamdulillah terkumpul 2.000 paket takjil yang akan dibagikan untuk dua sesi di hari berbeda,” sambungnya.
Herman yang juga ketua Ikatan Pencak Silat Indonesia (IPSI) Jawa Timur ini menyebut dalam waktu 15-20 menit, 1.000 paket takjil ludes. “Selain kue, ada minuman kemasan, ada kolak dan lainnya,” rincinya.
Pembagian tidak sampai memadatkan, apalagi memacetkan arus lalu lintas. “Teknis pembagian kami atur sedemikian rupa supaya tidak ada efek kemacetan. Kami membagi dari pedestrian,” tukasnya.
Untuk sampah juga tidak ada di lokasi pembagian. Ini karena kemasan langsung dibawa pengguna jalan yang menerima takjil. Selain pengendara motor, pengemudi mobil, angkutan umum, pemulung yang kebetulan melintas.
Agus, warga Waru Sidoarjo mengaku senang menerima takjil. “Alhamdulillah. Setidaknya ini bisa untuk membatalkan puasa di jalan. Kalau ada komunitas, pihak lain yang mengadakan acara seperti ini tentu akan membantu orang yang berpuasa dan saat waktu berbuka sedang ada di jalanan,” tuturnya. [cty.geh]

Tags: