Amalkan Pancasila di Berbagai Sektor Kehidupan

Upacara Peringatan Hari Kesaktian Pancasila Tahun 2014 di halaman, Gedung Negara Grahadi SurabayaPemprov Jatim, Bhirawa
Pancasila dan musyawarah mufakat merupakan manifestasi kultur bangsa Indonesia yang harus dipertahankan. Jika kehidupan berbangsa dan bernegara sesuai kulturnya,  maka negara bisa menjadi lebih bagus.
Pernyataan tersebut disampaikan Gubernur Jatim Dr H Soekarwo, seusai Upacara Peringatan Hari Kesaktian Pancasila Tahun 2014 di halaman, Gedung Negara Grahadi Surabaya, Rabu (1/10). Menurut dia, Pancasila adalah sumber nilai jati diri bangsa sekaligus fondasi negara. Sebagai falsafah negara, Pancasila menjadi acuan untuk mewujudkan masyarakat yang adil, makmur, dan sejahtera.
“Nilai-nilai Pancasila telah membuat bangsa Indonesia semakin matang dalam kehidupan politik sebagaimana telah ditampilkan dalam pelaksanaan pemilihan umum baik legislatif, presiden dan wakil presiden, serta kepala daerah. Intinya, kita harus menggunakan kultur kita. Negara-negara timur kuat, karena menggunakan kultural sebagai basis berbangsa dan bernegara,” ungkapnya.
Dijelaskan, jika ingin membangun bangsa yang berperadaban unggul, salah satu cirinya adalah bangsa yang mampu menunjukkan karakter dan jati dirinya, tanpa harus kehilangan kesempatan dan kemampuan berinteraksi dengan bangsa-bangsa lain, sekaligus mampu mengaktualisasikan makna yang dikandungnya sesuai dengan perkembangan zaman.
“Kalau ingin maju, gunakan Pancasila dalam berbagai sektor. Di sektor politik ya menggunakan musyawarah mufakat,” kata Pakde Karwo, sapaan lekat Soekarwo.
pacara memperingati Hari Kesaktian Pancasila diikuti anggota Korpri, Pelajar, Mahasiswa, TNI/Polri dengan Komandan Upacara, Letnan Kolonel Marinir Kurniawan BCP yang sehari-hari menjabat sebagai Komandan Batalyon Roket-1 Marinir Surabaya. Perwira Upacara, Mayor Chb M. Abdullah yang sehari-hari menjabat Kepala Staf Sub Garnisun 0812/Lamongan ini berjalan tertib dan khidmad. Sebagai Inspektur Upacara (Irup) yakni Gubernur Jawa Timur.
Waspadai komunisme
Sementara itu, bertepatan dengan peringatan hari Kesaktian Pancasila 1 Oktober, puluhan massa dari Gabungan Umat Islam Bersatu (GUIB) menggelar demonstrasi di depan gedung Negara Grahadi. Mereka berorasi sambil menggelar berbagai macam spanduk dan poster.
Juru bicara GUIB, Akurat Jaswadi mengatakan, negara saat ini sudah mulai dipengaruhi oleh liberalisasi agama.”Liberalisasi agama dan pluralism agama akan memecah belah umat Islam, dan bisa berakibat buruk terhadap NKRI,” kata Akurat.
Gejala liberalisasi agama bisa dilihat diantaranya dengan adanya keinginan beberapa pihak untuk menghilangkan kolom agama di Kartu Tanda Penduduk (KTP). Dalam aksi kali ini massa juga menilai saat ini ada gerakan yang akan kembali membangkitkan Partai Komunis Indonesia (PKI). Gerakan ini menjelma dalam sebuah wadah bernama korban ordebaru.
Beberapa poster yang mereka bawa dalam aksi kali ini diantaranya bertuliskan ‘Tolak Komunisme Selamatkan NKRI’, ‘Awas Komunisme Bangkit dari Kubur’, ‘Selamatkan Indonesia dari bahaya Komunisme’.
Sekretaris GUIB, Ustad Yunus mengatakan, masyarakat Indonesia harus mewaspadai bangkitnya ideologi PKI, karena saat ini muncul gerakan membangkitkan kembali PKI melalui sebuah wadah yang dinamakan korban rezim Orde Baru. Selain itu, usulan dari sejumlah pihak agar kolom agama di Kartu Tanda Penduduk (KTP) dihilangkan juga menjadi jadi indikasi yang jelas.
“Gerakan liberalisasi agama yang mengatasnamakan pluralisme tersebut harus dilawan. Karena jelas-jelas dimaksudkan untuk memecah belah ummat Islam. Jika ummat Islam terpecah, selanjutnya mereka akan merongrong keutuhan NKRI,” tegasnya. [ iib]

Tags: