Amankan Harga Pangan

Harga PanganInflasi harga pangan mengiringi pergantian tahun. Bagai rombongan “tamu tak diundang” turut memasuki tahun 2017. Inflasi dipimpin oleh kenaikan harga cabai, sayur, dan ikan laut (hasil tangkapan nelayan). Walau dapat dipahami sebagai pengaruh iklim, namun wajib segera dikendalikan. Diperlukan kecerdasan pemerintah mengendalikan inflasi, selain melalui impor bahan pangan. Seyogianya, APBN (Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara) segera digelontor.
Begitu pula seluruh APBD propinsi serta kabupaten dan kota, segera dilaksanakan pada awal tahun. Sebagai stimulus, APBN dan APBD diharapkan mampu mengawali peregerakan perekonomian. Terutama untuk proyek padat karya, serta program fasilitasi ekonomi kerakyatan. Kredit UMKM (Usaha Mikro Kecil dan Menengah) mesti di-mudah-kan. Sektor ini (UMKM) sudah membuktikan menjadi pilar tangguh pada saat resesi ekonomi.
Sektor UMKM memiliki unit tak kurang dari 10 juta “lapak” usaha. Mayoritas berbasis rumahtangga. Umumnya tidak memiliki agunan (aset jaminan) yang bank-able. Namun realitanya lebih patuh membayar utang. Sedangkan usaha skala besar dan menengah lebih banyak menunggak, men-dominasi NPL (Non-Performance Loan) perbankan. Sehingga manakala UMKM sehat, maka perekonomian rumahtangga (rakyat) akan lebih kokoh. Negara di-untung-kan dengan kepatuhan pajak sektor ritel.
Tetapi saat ini, setiap keluarga harus lebih cermat menghitung ulang kebutuhan pangan rumahtangga. Jika tidak, pengeluaran rumahtangga bisa memicu pertengkaran berujung ketidak harmonisan keluarga. Harga pangan akhir-akhir ini bisa tiba-tiba naik, dengan penyebabnya tidak logis. Pemerintah daerah (Propinsi dan kabupaten/kota) semestinya juga memperkuat aksi stabilitasi harga dengan berbagai inovasi, selain degan operasi pasar.
Diperlukan cara lebih sistemik. Misalnya dengan fasilitasi tata-niaga hasil panen. Serta fasilitasi usaha ke-pertanian, termasuk tanam cabai. Hingga kini, pemerintah seolah-olah sering tergagap-gagap menghadapi meroketnya harga pangan? Setelah melambungnya harga daging, kini giliran spekulan coba “bermain pedas” dengan mendogkrak harga cabai sampai 30%. Ingat dulu, laju inflasi pada dua bulan awal tahun 2013 (Januari-Februari) cukup tinggi, hingga mencapai 1,78%.
Hampir pasti, sektor pangan menjadi pendorong utama inflasi pada bulan ini. Dulu, awal Januari 2011 (dua tahun lalu) harga cabai mengguncang perkonomian nasional. Serasa percaya – tidak percaya, cabai menyumbang angka inflasi melebihi komoditas apapun saat itu. Konon menurut perhitungan BPS, sumbangan angka laju inflasi oleh cabai saat itu mengalahkan dampak kenaikan harga BBM (0,96%).
Setangkai cabai, tidak cuma menggairahkan selera, tetapi juga pedas secara ke-ekonomi-an. Ibu-ibu rumahtangga pernah diguncangkan melangitnya harga cabe, bersaing dengan harga daging. Sampai Presiden perlu memanggil Menteri terkait bidang ekonomi (Pertanian dan Perdagangan). Tetapi petani lebih sering terguncang karena harga cabe tiba-tiba jeblok hingga nyaris setara harga gula per-kilogramnya. Maka pastilah diperlukan penataan tataniaga hingga industri olahan cabe.
Produksi cabai nasional mencapai 922 ribu ton per-tahun. Padahal kebutuhan cabe hanya sebanyak 822 ribu ton per-tahun. Seharusnya terjadi kelebihan sekitar 12%. Tetapi tak jarang, cabe mendadak hilang di pasar-pasar tradisional. Pedagang di pasar Kramat Jati Jakarta, pasar Pabean di Surabaya maupun di Martapura Kalimantan Selatan, serta di Makssar, tidak tersuplai. Kemana kelebihan sebanyak 100 ribu ton?
Saat ini musim hujan juga bertambah panjang. Beberapa sentra cabai di Jawa Timur (Ponorogo, Trenggalek, Tulungagung, Nganjuk dan Jombang) diguyur hujan deras. Namun panen cabai masih cukup sampai akhir tahun. Tetapi diperlukan sistem penyimpanan hasil cabe pada saat surplus (panen pada musim kemarau). Surplus itu bisa digelontorkan ke pasar untuk menutup kekurangan produksi saat musim hujan. Naik-turun harga cabai tidak mengejutkan. Juga tidak perlu impor.

                                                                                                          ——— 000 ———–

Rate this article!
Amankan Harga Pangan,5 / 5 ( 1votes )
Tags: