Pemprov Jatim Tetap Programkan Subsidi Angkut

Truk pengangkut tebu saat mengantre untuk masuk ke pabrik penggilingan tebu untuk gula merah PT Tlogo Kilang, Desa Gading, Kec Bululawang, Kab Malang

(Amankan Stok Pangan, )

Pemprov, Bhirawa
Gubernur Jatim Dr H Soekarwo memastikan stok bahan pangan jelang Ramadan ini mencukupi. Meski demikian, Pemprov Jatim tetap bakal menyediakan dana subsidi angkut sebagai langkah antisipatif jika sewaktu-waktu harga kebutuhan pokok melonjak saat Ramadan.
“Saat ini kondisi sangat bagus. Stok kebutuhan pokok aman semua. Gula dan beras stoknya dalam keadaan aman juga. Ketersediaan telur yang biasanya saat Ramadan kebutuhannya naik saat ini juga masih sangat banyak,” ujar Gubernur Soekarwo, Selasa (2/5).
Untuk gula, lanjut Pakde Karwo, sapaan karib Gubernur Soekarwo, kondisi tahun ini membaik dibanding tahun lalu. Di mana pada 2016 jelang bulan puasa stok gula sedikit terganggu. Namun, tahun ini kondisinya mencukupi. “Tahun lalu kami rapat di Grahadi membahas soal stok gula sampai malam. Tapi sekarang jumlahnya stabil dan ada barangnya,” tuturnya.
Ditanya mengenai operasi pasar, orang nomor satu di Jatim ini menyebutkan tidak perlu. Dari 138 pasar yang ada di Jatim sudah ada gerainya. Dia memastikan bahwa harga bahan pokok yang stabil ini dirasa tidak perlu ada droping produk. Kendati demikian, pemprov tetap akan siaga seandainya ada lonjakan harga di pasaran.
Namun, kepastian stabilnya harga bahan pokok ini, bukan berarti meniadakan subsidi angkut yang dicanangkan pemerintah menghadapi Lebaran. Pakde Karwo memastikan bahwa hal tersebut tetap ada. “Subsidi angkut masih tetapi kita sediakan. Tapi itu menjadi cadangan solusi,” ungkapnya.
Hanya saja, masih menurut gubernur kelahiran Madiun itu, menyisakan komoditi bawang putih dan cabai rawit yang stoknya bisa dikatakan masih kurang. “Pak Menteri sudah pastikan, untuk Jatim akan didatangkan dari tempat lain. Kita memang tidak ada produksi bawang putih ini. Jadi stoknya harus dipenuhi dari luar,” bebernya.
Sebelumnya, Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi Jatim Bambang Herijanto mengatakan, pengembangan bawang putih memang masih sangat sulit di Jatim. Tapi, saat ini pihaknya masih berusaha mengembangkan produksi bawang putih. Dia mengakui bahwa kualitas impor yang lebih bagus, membuat petani bawang putih kurang bersemangat. Penyebabnya adalah panen bawang putih memiliki risiko tinggi.
Dalam waktu dekat, Bambang akan melajukan studi banding ke Jateng guna melihat bagaimana di sana bisa mengembangkan bawang putih. Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan akan belajar penanaman bawang putih hingga bisa mencapai warna agak kekuningan. Dengan begitu diharapkan produksi bawang putih Jatim bisa lebih bagus. [iib]

Tags: