Anak Asuh Yayasan Adinda Terkesan Kunjungi Studio Rapendik

Anak-anak dari Yayasan Addinu Wadunya (Adinda) saat belajar tentang peralatan dan aktifitas di Rapedik, Kamis (7/6).

Surabaya, Bhirawa
Ramadan tahun ini memberikan kesan tersendiri bagi anak-anak dari Yayasan Addinu Wadunya (Adinda) Surabaya. Mereka mendapat kesempatan memasuki dapur rekaman, studio broadcast sekaligus studio radio milik Radio Pendidik (Rapendik) UPT Teknologi Informasi dan Komunikasi Pendidikan (TIKP) Dinas Pendidikan (Dindik) Jatim, Kamis (7/6).
Sebanyak 50 anak asuh dari Yayasan Adinda tersebut dikenalkan secara khusus tentang apa saja isi dari studio radio, broadcast dan dapur rekaman. Fathy Azza Bilqista mengaku cukup terkesan dengan apa yang dia jumpai. Dikatakannya, itu merupakan pengalaman pertama dalam hidupnya. “Selama ini tahunya radio cuma dengar suaranya dan tahu bentuknya,” tutur Azza yang merupakan siswi kelas 2 SD Alkhoiriyah tersebut.
Dari studio radio, anak-anak lalu diarahkan ke studio broadcasting. Steven Oktavianus mencoba mengambil gambar dari kamera yang sudah terpasang di atas tripod. Dengan tubuh mungilnya, dia berusaha sebisanya meraih kamera hingga harus menggunakan kursi agar dapat menjangkau. “Senang bisa belajar kamera. Ini baru pertama masuk studio seperti ini. Sebelumnya juga tidak pernah sampai pegang kamera begini,” tutur siswa kelas 1 SD Adinda tersebut.
Kepala UPT Tekkomdik Dindik Jatim Ema Sumiarti menuturkan, acara untuk menyapa anak-anak dari panti asuhan tersebut merupakan rutinitas tahunan. Mereka sengaja diajak melihat secara langsung fasilitas yang ada di dalam studio radio dan broadcasting. Dengan harapan, rasa ingin tahu mereka semakin terpacu dan kelak mereka bisa mempelajarinya lebih dalam.
“Kita ingin melihat mereka ikut merasakan indahnya Bulan Ramadan ini. Selain ada bingkisan untuk keperluan lebaran mereka, anak-anak juga kita pancing kemauannya untuk belajar di dunia multimedia,” tutur Ema.
Ema mengakui, Rapendik merupakan radio streaming yang memiliki fokus program pendidikan. Di dukungan dengan broadcasting, program pembelajaran jarak jauh terus dilakukan.
Sementara itu, Ketua Yayasan Adinda Ahmad Bahrudin menuturkan, konsep pemberian bantuan tahun ini ada perubahan yang menarik. Anak-anak asuh tidak hanya datang untuk menerima bingkisan, melainkan mereka juga diberi kesempatan untuk belajar. “Dengan begitu mereka semakin tertarik dan antusias. Karena dunia multimedia tentu saja hal yang masih baru bagi mereka,” pungkas Bahrudin. [tam]

Tags: