Anak Hutan Kalimantan Menjadi Raja Properti Australia

book-without-bordersJudul Buku : Without Borders
Perjalanan Hidup Anak Hutan Kalimantan Menjadi Raja Properti Australia
Penulis : Teguh Sri Pambudi
Penerbit : PT Gramedia Pustaka Utama
Edisi Pertama 2016
Tebal buku : 264 Halaman
Peresensi : Wahyu Kuncoro SN
Peneliti Public Sphere Center (Puspec), Surabaya

Anggapan yang mengatakan bahwa pengusaha orang Indonesia ‘jago kandang’ rasanya perlu segera ditanggalkan. Pasalnya, nama pengusaha orang Indonesia asli yang berhasil di mancanegara mulai bermunculan. Tak terlalu banyak memang, namun beberapa di antaranya memiliki prestasi luar biasa. Salah satunya adalah Iwan Sunito, pengusaha properti asal Pangkalan Bun, Kalimantan Tengah, yang sukses berbisnis properti di negeri orang dan didaulat sebagai “Raja Properti Australia”
Buku yang terdiri dari 15 bab tersebut menceritakan perjalanan hidup Iwan yang lahir di Surabaya pada 1966 dan bagaimana dia membangun bisnis propertinya di Australia. Bagi Iwan, tiap-tiap manusia memiliki pengalaman berbeda-beda dalam menjalani hidup. Jadi, setiap orang itu punya pengalaman berbeda-beda, tapi prinsip keberhasilannya sama. Yang terpenting, kita mau bekerja keras mewujudkan apa yang menjadi angan-angan dan cita-cita kita, tak hanya sekadar berbicara saja. Buku ini sangat relevan bagi remaja dan dan para siswa untuk termotivasi mewujudkan mimpi mereka. Yang penting diingat, kegagalan itu tidak mutlak dalam hidup kita. Justru dia (kegagalan) akan membawa kita terbang lebih tinggi lagi.
Di dalam buku yang diterbitkan Gramedia Pustaka Utama itu, Iwan diceritakan sebagai sosok anak manusia yang lahir di Surabaya dan menghabiskan masa kecil di Pulau Borneo. Dia melanjutkan studi SMP dan SMA di Surabaya hingga akhirnya ke Australia untuk mendapatkan gelar Bachelor of Architecture hingga Honours and Masters of Construction Management dari UNSW. Pada tahun 1994, pria yang murah senyum ini memulai membangun perusahaan arsiteknya dan akhirnya bermitra dengan Paul Sathio mendirikan Crown International Holdings Group pada tahun 1996. Perusahaannya itu berkembang pesat dari hanya dengan nilai proyek sebesar Rp280 miliar menjadi Rp35 triliun pada saat ini atau dalam kurun 18 tahun.
Di tangannya Crown Group telah meluncurkan dua proyek properti yang ikonik di Australia pada 2013 yakni Skye by Crown di Sydney Utara dan Viva by Crown (tahap akhir dari Top Ryde City Living). Tak heran bila program TV terpopuler di Australia bertajuk “Financial Review Sunday” menjuluki Crown Group sebagai salah satu perusahaan properti swasta terbesar di Australia. Iwan Sunito merupakan orang Indonesia pertama yang mendapatkan penghargaan Ernest and Young Entrepreneur of The Year 2013 di Australia. Dia juga menerima Diaspora Award.
Bagi Iwan yang lahir di Surabaya, 29 Juli 1966, darah yang mengalir deras di tubuhnya adalah darah Indonesia. Meski bisnisnya dia bangun di luar negeri dan sudah teruji di pasar global, Iwan tetap memiliki kerinduan berusaha di Indonesia. Orang Pangkalan Bun punya pepatah, “siapa pun yang minum dari Sungai Arut, pasti akan kembali ke Pangkalan Bun.” Tak heran bila Iwan selalu ingin kembali ke pangkuan Ibu Pertiwi.
Kehidupan bukanlah hanya sekadar kehidupan, namun bagian dari sesuatu yang lebih luas. Perlu ketajaman intuisi, keluasan imajinasi, dan kegigihan dalam roda kehidupan untuk mencapai sebuah tujuan. Demikian pesan lain yang ingin disampaikan Iwan melalui bukunya yang setebal 264 halaman ini.
Memang membagi kisah sukses melalui buku menjadi alternatif yang ternyata banyak dipilih oleh mereka yang telah sukses membangun perusahaan properti kelas kakap. Setelah beberapa bulan lalu pendiri Lippo Group, yakni Mochtar Riady merilis buku berjudul ‘Manusia Ide’, kini giliran pendiri perusahaan properti yang berbasis di Australia asal Indonesia Crown Group, yaitu Iwan Sunito juga menyusul untuk merilis buku biografinya.
Buku Without Borders menegaskan sebuah kemungkinan yang tidak pernah dibayangkan sebelumnya. Sekaligus membuktikan bahwa keterbatasan bukanlah penghalang utama untuk bisa menembus batas.
Buku “Without Borders” setebal 264 halaman ini dibagi menjadi beberapa fase perjalanan hidup Iwan Sunito yang dimulai dari titik awal hingga detik ini dan akan tersedia di semua gerai buku terkemuka di Indonesia mulai Desember 2016 dan juga tersedia secara daring di Scoop dan Amazon.
Sang penulis, Teguh Sri Pambudi, mengatakan, Iwan Susito ?adalah bukti bahwa paduan ketajaman intuitif, keluasan imajinasi dan kegigihan dalam roda kehidupan adalah sebuah formula yang tepat dalam mencapai sebuah tujuan. Dengan latar belakang jurnalistiknya, Teguh menyusun buku ini selama tiga tahun yakni sejak 2014 hingga 2016. Sepanjang waktu ini digunakan untuk kebutuhan wawancara, riset, dan penulisan.book-without-borders
Teguh melakukan wawancara kepada sejumlah narasumber di banyak tempat seperti Jakarta, Surabaya, Pangkalan Bun, hingga Sidney. Hal ini untuk memperoleh satu cerita yang utuh dan mendetail tentang perjalanan jatuh bangun Iwan Sunito. Bagi Teguh, sosok Iwan Sunito adalah bukti bahwa paduan ketajaman intuitif, keluasan imajinasi, dan kegigihan dalam roda kehidupan adalah sebuah formula yang tepat dalam mencapai sebuah tujuan.
Buku ini pada akhirnya menjadi kompas baru bagi siapa saja yang mau membaca buku ini untuk memhamai makna dari kehidupan itu sendiri dan mendorong pemahaman bahwa kehidupan bukanlah sekadar kehidupan, tetapi bagian dari sesuatu yang lebih luas. Iwan Sunito adalah bukti bahwa paduan ketajaman intuitif, keluasan imajinasi dan kegigihan dalam roda kehidupan adalah sebuah formula yang tepat dalam mencapai sebuah tujuan. Teguh Sri Pambudi sendiri merupakan salah seorang wartawan bisnis senior yang telah malang melintang di dunia jurnalisme selama hampir dua dekade.
Salah satu buku hasil dari tulisan dan pengamatan Teguh S. Pambudi adalah biografi pendiri Astra International, “Man of Honor: Kehidupan, Semangat dan Kearifan William Soeryadjaya” yang menjadi salah satu Best Seller di toko buku terkemuka di Indonesia.

                                                                                                  ————- *** ————–

Tags: