Anak Mulai Sadar Pentingnya Budaya Baca

elajar-SMP-Negeri-35-Surabaya-saat-mengerjakan-tugas-sekolahnya-di-perpustakaan-Baperpus-Kota-Surabaya-meski-libur-sekolah.-[Gegeh/bhirawa]

elajar-SMP-Negeri-35-Surabaya-saat-mengerjakan-tugas-sekolahnya-di-perpustakaan-Baperpus-Kota-Surabaya-meski-libur-sekolah.-[Gegeh/bhirawa]

Surabaya, Bhirawa
Minat baca penduduk Surabaya diperkirakan mulai naik. Sejumlah program peningkatan literasi telah dijalankan terutama pada anak usia sekolah.
Kasubid Informasi dan Layanan Perpustakaan, Ratih Retnowahyuni mengatakan, jumlah pengunjung Taman Bacaan Masyarakat (TBM) terus mengalami peningkatan. Hal ini dikarenakan setiap sekolah mempunyai program wajib baca setiap hari minimal 15 menit setiap harinya.
“Saat ini memang sudah terlihat bahwa warga Surabaya khususnya pelajar sudah tahu akan pentingnya membaca. Terbukti, di Taman baca komplek Balai Pemuda pengunjung mencapai 1500 perharinya, ini rekor. Meski saat ini musim liburan sekolah,” kata Ratih saat ditemui Bhirawa di Kantor Baperpus Kota Surabaya, Selasa (30/6) kemarin.
Ratih membenarkan bahwa gerakan dimulai denga menerapkan program membaca yang berkelanjutan (sustainable). Mulai dari sekolah tingkat TK sampai Perguruan Tinggi, maupun masyarakat umum yang melakukan kegiatan literasi membaca dan menulis secara aktif sebagai kegiatan sehari-harinya.
“Gerakan ini adalah gerakan budaya bagi peningkatan mutu bangsa secara keseluruhan,” tambahnya.
Ia mengatakan, di hari biasa pengunjung perpustakaan milik Pemkot Surabaya itu sekitar 100anĀ  orang per hari, sedangkan selama Ramadan meningkat menjadi kira-kira 300 orang per hari. Ini hanya di lingkup kantor perpustakaan Baperpus.
Selain membaca berbagai buku yang menjadi koleksi perpustakaan itu, pengunjung juga membaca sejumlah koran, baik terbitan lokal maupun nasional. Hingga saat ini, Kota Surabaya menetapkan target baca siswa untuk setiap tahun umpamanya sebanyak lima juta buku dalam tahun ini.
“Kami berharap kepada seluruh orang tua untuk meluangkan waktunya mendampingi anaknya yang hendak pergi ke perpustakaan. Agar apa yang dibaca anaknya ortu bisa tahu. Selian itu, juga menjalin kedekatan anak dengan ortunya,” pungkasnya.
Tantangan itu disikapi Kepala Badan Arsip dan Perpustakaan (Baperpus) Kota Surabaya, Arini Pakistyaningsih, dengan penuh optimisme. Menurutnya, perpustakaan di Surabaya punya keunggulan tersendiri. Yakni, jumlahnya yang mencapai 947 titik. Lokasi perpustakaan dan taman baca tersebar di balai-balai RW, kelurahan, kecamatan, taman kota, rumah susun, puskesmas, sekolah, terminal, dan panti sosial.
“Itu masih ditambah lagi dengan layanan mobil perpustakaan keliling di 64 lokasi. “Banyaknya jumlah perpustakaan sesuai dengan misi utama kami, yaitu mendekatkan buku ke masyarakat,” paparnya
Dikatakan Arini, Baperpus tak henti-hentinya mendorong peningkatan minat baca masyarakat. Salah satu strategi yang ditempuh adalah membiasakan membaca sejak usia dini. Baperpus menggandeng Dinas Pendidikan (Dispendik) Kota Surabaya untuk mewujudkan masyarakat gemar membaca. Caranya, dengan memasukkan kegiatan membaca dalam kurikulum sekolah. Dengan demikian, anak-anak usia sekolah akan terbiasa dengan membaca buku setiap harinya.
“Kemajuan teknologi tak bisa dipungkiri juga membawa dampak negatif. Nah, membaca merupakan salah satu cara membentengi diri dari terpaan hal-hal negatif,” tuturnya.
Ditemui Bhirawa, pelajar SMP Negeri 35 Surabaya, Yeni Merlina saat mengerjakan tugas sekolahnya meski dihari liburan sekolah. Dirinya mendapatkan tugas literasi yakni meresume buku. Karena, sekolahnya memberikan tugas membaca dan meresume 15 buku dan minimal bukunya 100 halaman.
“Bulan Desember besok harus dikumpulkan tugas ini.Ya, sambil mengisi liburan daripada di rumah mending nyicil tugas di tempat yang banyak bukunya. Ini sekalian membuat kartu pelanggan agar bisa kesini dan pinjam buku untuk dibawa pulang,” ungkap siswi yang masih kelas VIII ini pada Bhirawa. (geh)

Tags: