Ancam 300 Jiwa, Tanggul Bendungan Kali Deket Kulon Lamongan Longsor

Tanggul bendungan Deket kulon longsor akibat tergerus air.(Alimun Hakim/Bhirawa).

Lamongan, Bhirawa
Hujan deras yang mengguyur Desa Deketkulon, Kecamatan Deket, membuat tanggul Bendungan Kali Deket Kulon longsor sepanjang 10 meter, Selasa (22/1). Akibatnya ratusan warga di dua RT terancam kebanjiran.
Beruntung pada saat longsoran terjadi, luapan pintu air di Dam Deketkulon tidak meluap. Sehingga air tidak sampai meluber ke pemukiman warga yang berada di sebelah barat.
“Kejadian pas hujan deras, Senin (21/1) kemarin, tiba-tiba longsor dan kami langsung menghubungi petugas balai besar Sumber Daya Air (SDA), kata Kepala Desa Deketkulon Tri Mariyono, Selasa (21/1).
Lebih lanjut Mariyono menyebut setelah tanggul jebol tersebut dilaporkan ke Balai Besar Sumberdaya Air Kabupaten Lamongan, kemudian ditindaklanjuti oleh Balai Besar Provinsi Jatim.
Usai dilaporkan tanggul kali yang jebol kemudian diperbaiki dengan menguruk bagian yang longsor mengunakan bebatuan pedel yang dibungkus dengan karung plastik berwarna putih.
Sedangkan agar pengurukan mengunakan batu pedel tidak jatuh ke sungai pekerja mendampinginya dengan papan yang terbuat dari bambu yang dianyam. “Saat ini Dam air yang memiliki tiga pintu masih dibuka satu tapi dibukanya hanya sekitar setengah meter saja, jadi masih aman,” pungkasnya
Terkait warga di sekitar waduk, Mariyono menjelaskan, ada 300 warganya yang tinggal di sebelah sisi barat tanggul yang longsor. Selain pemukiman warga, juga terdapat sejumlah fasilitas umum seperti masjid dan sekolah dasar. Jika tanggul tersebut tak kunjung diperbaiki maka dipastikan longsoran akan terus bertambah dan mengancam keberadaan warga.
“Kejadian ini jelas mengancam masyarakat kami mas, dan kami minta agar secepatnya diperbaiki,” kata Mariyono.
Mariyono menjelaskan, lebar longsoran yang terjadi di tanggul sepanjang 10 meter itu mencapai satu meter lebih. Awalnya sebelum terjadi longsor, tanggul dijadikan alternatif jalan bagi warga setempat.
Namun dengan kejadian ini masyarakat tidak diperbolehkan melintas. Bahkan disebelah bagian sepanjang tanggul juga sudah mengalami keretakan tanahnya dan dikhawatirkan akan merembet di bagian lainnya.
Warga yang sebelumnya mengunakan jalan tanggul untuk menuju jalan poros Pantura, kini harus memutar balik melewati jembatan kecil yang sebelumnya sudah dibangun oleh pemerintah setempat.
“Ya untuk saat ini kita himbau bagi pengguna motor agar jangan dulu melewati. Kalau untuk pejalan kaki masih bisa. Lebih baik putar balik menuju jalan raya yang tembus dengan lampu merah,” ujar Mariyono
Sedangkan usia tanggul pintu air yang memiliki kedalaman sekitar 2,5 meter itu diperkirakan telah berusia 20 tahun lebih, yang dibangun oleh Balai Besar Sumberdaya Air Provinsi Jatim. Usai dibangun tanggul itu juga sudah mendapatkan perawatan dari petugas balai besar.
“Kondisi saat ini masih terbilang aman, karena intensitas curah hujan juga masih agak kurang. Kalau sampai penuh kalinya bisa tamat semua warga saya yang tinggal di dua RT 1 dan 2,” katanya. [mb9]

Tags: