Ancaman Krisis Keuangan Dunia, Gus Fawait: UMKM dan Sektor Informal Jadi Penyelamat

Ketua Fraksi Gerindra DPRD Jatim M Fawait

DPRD Jatim, Bhirawa
Ketua Fraksi Partai Gerindra DPRD Jatim, Muhammad Fawait menyikapi kebangkrutan yang terjadi pada tiga bank di Amerika Serikat yaitu Silicon Valley Bank, Silvergate Bank dan Signature Bank.

Menurut pria yang akrab disapa Gus Fawait ini mengaku khawatir kolaps tiga bank di negara adidaya ini akan berdampak di Indonesia, khususnya di Jawa Timur. Berkaca pada 1998, guncangan di sektor moneter dunia dikhawatirkan berimbas pada sektor ekonomi Indonesia.

“Berkaca pada 15 tahun lalu, tentu ini menjadikan pelajaran bagi kita bahwa ketika terjadi guncangan di sektor moneter dunia yang dikhawatirkan berimbas pada sektor ekonomi dunia juga termasuk Indonesia. Kita perlu lagi untuk memprioritaskan sektor-sektor informal, sektor UMKM bahkan sektor pertanian untuk membentengi ekonomi Indonesia,” katanya, Sabtu (18/3).

Politisi muda ini pun membeberkan bahwa krisis ekonomi di Indonesia di tahun 1998 itu awal mula adalah karena terjadi guncangan dan krisis di sektor moneter. Dimana, keguncangan ini membuat panik banyak orang sehingga berlomba-lomba menarik dananya dari perbankan pada waktu itu sehingga terjadi krisis ekonomi.

“Nah, tentu kolapsnya 3 perbankan di USA ini membuat dunia kaget semua. Kenapa, karena kita lihat ekonomi amerika ini merupakan ekonomi terkuat di dunia, tiba-tiba dilanda kolapsnya 3 perbankan itu,” jelasnya.

Dijelaskan Gus Fawait, dengan sistem ekonomi terbuka, apabila terjadi suatu gejolak ekonomi atau gejolak keuangan disatu negara dengan adanya ekspor impor akan merembet ke negara lain. “Ini bisa dilihat seperti di Argentina. Dimana, inflasi di Argentina hari ini sudah mencapai 100 persen kenaikan inflasi disana,” imbuhnya.

Apa yang disampaikan oleh Presiden Jokowi, kata Gus Fawait, harus diwaspadai. Jangan sampai, dampaknya merembet ke Indonesia. Sebab, di Indonesia sendiri punya pengalaman di tahun 2008 juga terjadi guncangan. Bahkan, pertumbuhan ekonomi pada tahun 2008 ke 2009 itu terendah semenjak tahun 2001.

“Tapi, kita diselamatkan perekonomian kita oleh sektor UMKM dan informal dengan jumlah penduduk sebagai SDM sebagai pembeli yang melimpah di Indonesia,” ungkapnya.

Pada masa pandemi Covid-19, lanjut dia, sektor yang paling survive adalah sektor informal, khususnya pertanian.

“Maka, ini kesempatan kita, Fraksi Gerindra DPRD Jatim akan mendorong Pemprov untuk membuat terobosan terkait perhatian kepada UMKM, sektor informal, kepada pedagang kaki lima dan petani. Karena Jatim dengan jumlah penduduk terbesar kedua di Indonesia setelah Jabar tentu apapun yang kita lakukan di Jatim itu bagus juga akan berdampak bagus bagi perekonomian Indonesia,” bebernya.

“Sebaliknya, kalau terjadi apa-apa di Jatim maka akan berdampak negatif pada perekonomian Indonesia,” tambahnya.

Maka, lanjut Gus Fawait, sesuai anjuran Presiden Jokowi harus mengantisipasinya. Oleh karenanya, Fraksi Gerindra DPRD Jatim bergerak cepat dengan mendorong Pemprov Jatim untuk melakukan terobosan-terobosan termasuk kebijakan belanja pemerintah di PABD 2023 lebih pro kepada UMKM, sektor informal, pedagang asongan dan petani.

“Kita juga mendorong BUMD kita yang bergerak di sektor keuangan yaitu Bank UMKM Jatim dan Bank Jatim. Kita akan mendorong dua perbankan ini lebih memberikan perhatian seperti kemudahan kredit kepada sektor UMKM, sektor informal maupun sektor pertanian,” katanya.

Apalagi, kata Presiden Laskar Sholawat Nustara (LSN) ini, dihadapkan dengan momentum yaitu bulan Ramadan dan Idulfitri. “Nah, disini bisa dimanfaatkan untuk meningkatkan permintaan daya beli masyarakat. Kalau bisa dimanfaatkan dan ekonomi masyarakat ini bergerak maka saya yakin dampak negatif dari gonjang-ganjing krisis keuangan di USA ini akan bisa diminimalisir di Jatim dan Indonesia secara umum,” pungkas Gus Fawait. [geh]

Tags: