Andalkan Katup Gadis, Probolinggo Juara Inovasi Produksi Garam

Sistem Katup Gadis (Buka Tutup, Garam Jadi Super) asal Desa Kalibuntu, Kecamatan Kraksaan, Kabupaten Probolinggo menjadi juara I Inovasi Teknologi Award Provinsi Jatim tahun 2018. [Wiwit Agus probadi]

Probolinggo, Bhirawa
Katup Gadis (Buka Tutup, Garam Jadi Super) asal Desa Kalibuntu, Kecamatan Kraksaan, Kabupaten Probolinggo, menjadi juara I Inovasi Teknologi Award Provinsi Jatim tahun 2018. Inovasi itu merupakan sebuah sistem buka tutup (On-Off System) dalam Rumah Produksi Garam (RPG) yang dikembangkan petambak garam.
Katup Gadis ini menjadi juara di kategori inovasi teknologi bidang agribisnis. Berkat dorongan motivasi dari Bupati Tantriana Sari, kelompok Pugar (pengembangan usaha tambak garam rakyat) atas nama Suparyono, juara 1 Provinsi Jatim.
Kepala Dinas Perikanan Kabupaten Probolinggo, Dedy Isfandi, menjelaskan, embrio penggunaan Katup Gadis ini telah dimulai sejak 2016 lalu lewat sejumlah pelatihan. Setahun berikutnya, mulai melakukan uji coba dan hasilnya cukup bagus. Sehingga kemudian di awal tahun 2018, diterapkan oleh Kelompok Petambak Garam Kalibuntu Sejahtera hingga sekarang yang terus berkembang.
Inovasi ini melindungi tambak garam dari hujan, yang dapat turun sewaktu-waktu dan merusak tambak. Saat hujan turun, tambak akan ditutup. Kemudian setelah hujan reda, tutup kembali dibuka. Dengan demikian, garam bisa terlindungi dari hujan. “Kalau sudah kena hujan, tambak garam jadi rusak semua,” ujanya, Senin (24/6).
Inovasi ini sangat aplikatif, karena tidak memerlukan biaya besar dan bersifat adaptif. Rencananya inovasi teknologi Katup Gadis ini, akan diterapkan ke seluruh kawasan tambak di Kabupaten Probolinggo. “Pelan-pelan, diterapkan ke sentra garam lainnya di Kabupaten Probolinggo,” jelasnya.
“Metode kristalisasi garam Katup Gadis ini awalnya diberi nama sederhana yakni garam On/Off. Nama itu disematkan karena metode kristalisasi garam dengan sistem buka tutup yang membuat petambak masih tetap bisa memanen garam saat musim hujan,” paparnya.
Menurutnya dulu pembuatan garam kristal selalu ditaruh berlantai tanah dan terbuka tanpa adanya penutup, sehingga petani tidak akan memproduksi garam saat memasuki musim peralihan dari kemarau ke hujan. “Melihat kondisi itu, kami berinisiatif membuat terobosan dengan membuat meja kristal dengan alas menggunakan geo isolator. Bukan hanya itu, pada perlengkapan tersebut terpasang pula batang-batang bambu berukuran kecil dan panjang yang melintang dengan arah melebar, sehingga kalau turun hujan tidak perlu khawatir gagal panen,” tandasnya.
Dedy Isfandi mengungkapkan prestasi inovasi dan teknologi tersebut sudah dua kali didapat oleh Kabupaten Probolinggo karena pada tahun 2017 juga meraih juara I tentang inovasi pembuatan pakan ikan. “Kami ingin keberhasilan itu diterapkan lebih luas lagi bagi pelaku usaha perikanan di Kabupaten Probolinggo dan kami akan mengikutkan lagi inovasi dan teknologi untuk pelaku usaha perikanan di tingkat provinsi tahun depan,” tambahnya.
Ketua Kelompok Petambak Garam Kalibuntu Sejahtera, Suparyono mengatakan, sistem Katup Gadis beroperasi dengan cara memanfaatkan terpal plastik. Dijelaskannya, lahan tambak garam dilapisi dengan terpal untuk bagian bawahnya, kemudian di atasnya diberi penyangga, sebagai tempat terpal lain, menutup lahan di bawahnya.
“Jadi kalau lagi terik, terpal yang diatas dibuka. Tetapi jika hujan datang, maka terpal itu digunakan sebagai penutup garam, yang masih dalam hamparan. Ya, meski musim hujan, kami tetap berpoduksi. Itulah nilai tambah dari inovasi ini,” ungkapnya.
Ia juga mengatakan upaya itu sudah dilakukan sejak peralihan musim hujan pada April 2017 dan masih belum banyak petani memproduksi garam karena kekhawatiran hujan datang tiba-tiba. “Metode tetap saya lakukan sampai sekarang. Dengan ukuran meja kristal 4×40 meter, kami bisa panen 1,5 ton garam dalam waktu 7 hari,” lanjut Suparyono.
Ia berharap inovasi tersebut bisa diadopsi juga oleh petambak garam di daerah lain dan bisa diterapkan secara nasional, sehingga ke depan tidak ada kelangkaan garam dan pemerintah tidak perlu melakukan impor garam seperti yang telah terjadi saat ini. [wap]

Tags: