Andriyanto: Sebanyak 404 Anak di Jatim Positif Covid-19

Andriyanto

Pemprov Jatim, Bhirawa
Jumlah orang terkonfirmasi positif virus corona atau Covid-19 di Jatim terus bertambah setiap harinya. Per 7 Juni 2020, jumlahnya telah mencapai 5.940 orang. Dari jumlah tersebut, sebanyak 404 anak di Jatim telah terpapar virus mematikan tersebut.
Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindunan Anak dan Kependudukan (DP3AK) Provinsi Jatim, Andriyanto menuturkan, ada banyak sebab kenapa anak-anak bisa tertular Covid-19. Salah satu yang paling banyak adalah karena tertular dari orang tua atau keluarganya yang OTG (orang tanpa gejala), PDP (pasien dalam pengawasan) dan positif Covid-19. Selain itu, juga karena lingkungannya seperti dari tetangga.
“Jika dibandingkan dengan kasus di luar negeri, memang jumlah anak yang tertular Covid-19 di Indonesia termasuk di Jatim sangat tinggi. Dari 404 anak itu, anak usia 0-5 tahun yang tertular sebanyak 101 anak. Kemudian anak usia 6-17 tahun sebanyak 303 anak. Banyakanya anak yang tertular ini tentu harus mendapatkan perhatian khusus,” ujar Andriyanto, Senin (8/6/).
Agar anak-anak tak mudah tertular, jelasnya, orang tua harus memberikan pemahaman kepada anak-anak agar mematuhi protokol kesehatan yang telah ditetapkan pemerintah. Seperti selalu menggunakan masker saat keluar rumah, sering membiasakan cuci tangan dan menjaga jarak.
“Memberikan pemahaman ini membutuhkan waktu. Perlu proses yang cukup lama agar anak-anak menjadi biasa. Kalau sekarang itu istilahnya membiasakan yang tidak biasa. Orang tua harus telaten mengingatkan anak-anak, jangan pernah bosan untuk mengingatkannya,” tuturnya.
Selain itu, kata Andriyanto, DP3AK Provinsi Jatim juga mendorong Kampung Tangguh atau nama-nama lainnya yang kini telah terbentuk di kampung-kampung untuk mencegah penularan Covid-19, juga ikut mengingatkan anak-anak saat di luar rumah. Jika melihat anak-anak, disaat ada cuci tangan untuk ikut mengingatkan agar anak tersebut cuci tangan.
“Jadi yang ditegur bukan hanya orang dewasa, tapi juga anak-anak yang mungkin tidak memakai masker. Kampung tangguh itu memang penting, tapi konten di dalamnya yang lebih penting. Kepedulian untuk menjaga anak-anak juga harus menjadi perhatiannya,” ungkapnya.
Berdasarkan hasil web seminar (webinar) yang telah diselenggarakan DP3AK Provinsi Jatim bersama Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), UNICEF, ALIT Indonesia LPA (Lembaga Perlindungan Anak) menyebutkan, virus corona tidak pilih kasih dalam menyerang seseorang. Untuk itu, IDAI meminta DP3AK, dinas sosial dan dinas pendidikan agar memberikan perhatian pada anak-anak karena mereka juga bisa tertular.
“Untuk data pasti berapa anak yang sudah sembuh dan berapa yang meninggal itu memang tidak mudah dikeluarkan oleh Gugus Tugas Covid-19. Tapi berdasarkan informasi, anak-anak lebih banyak yang sembuh. Memang ada yang meninggal, tapi cenderung banyak yang sembuh,” pungkasnya.[iib]

Tags: