Anggap Gegabah Jika Gerindra Usung Moreno di Pilgub Jatim

foto ilustrasi

Surabaya, Bhirawa
Maraknta pemberitaan terkait nama Moreno yang akan diusung dalam Pilgub Jatim oleh Gerindra dianggap pengamat Universitas Trunojoyo Bangkalan, Surokhim sebagai langkah gegabah. Mengingat calon yang akan running dalam kontestasi pilkada jatim hanya memenuhi beberapa syarat kultural.
“Moreno sejauh ini hanya sebatas populer didapilnya dan secara kultural masih akan kesulitan menebarkan daya jangkau karena kesan metronya. Sulit rasanya akan bisa menggaet pemilih tradisional dan rural di Jatim,”tegas pria yang juga Dekan Fisip Unijoyo yang dihubungi lewat telepon genggamnya, Selasa (26/12) ini.
Sebaliknya, Jika Gerindra jadi mengusung Moreno maka pertimbangannya hanya semata-mata karena kader dan eksistensi partai an sich dan tidak mempertimbangkan peluang menang kontestasi. “Jika dinilai performance mas Moreno yg borjuis malah agak jauh dan paradoks dengan visi kerakyatannya Gerindra,”tandasnya..
Karena itu, Surokhim minta Gerindra berhati-hati sebagai partai oposan dan bervisi kerakyatan. Sebaliknya mengusung calon borjuis malah bisa kontraproduktif bagi citra Gerindra sendiri serta berpotensi mendapat efek electoral negative. “Sejauh ini belum pernah beredar nama Moreno dalam tracking survey pilkada Jatim. Tokoh muda yang muncul justru Yeni wahid, Azrul ananda, Achsanul Qosasih,”paparnya.
Terpisah, Wakil Ketua DPD Partai Demokrat Jatim, Kuswanto menegaskan munculnya poros baru yang dipandegani oleh PKS, Gerindra dan PAN untuk Pilgub Jatim, tak berpengaruh bagi Partai Demokrat sebagai partai pengusung utama bagi pasangan cagub Jatim Khofifah-Emil di Pilgub Jatim mendatang.
Partai berlambang symbol mercy ini tetap optimis pasangan Khofifah-Emil akan memenangi Pilgub Jatim ke depan. “Kondisi Jatim harus kita akui bahwa dua tokoh Gus Ipul dan Bu Khofifah. Sulit untuk ditandingi karena popularitas keduanya sudah diatas angka 90 persen. “Kalau ada kandidat yg dipaksa mencapai angka popularitas setingkat dua kandidat dalam waktu 6 bulan kedepan sangat sulit,” kata Kuswanto
Ditambahkan Kuswanto tidak mudah untuk mencari kandidat baru karena waktu coblosan hanya tinggal menunggu hitungan bulan.”Disamping tarik ulur internal partai. Untuk mendukung salah satu kandidat yang ada dan mencari tokoh baru. Yang masih juga sulit ditemukan akan menjadi pertimbangan keras. Khususnya PAN yang menjadi kunci koalisi poros baru,” tandasnya. [cty]

Tags: