Anggaran Menurun, PU Bina Marga Terapkan Skala Prioritas Penanganan Jalan

sejumlah-pekerja-menyelesaikan-perbaikan-jalan-di-jalur-_130728150651-258Pemprov Jatim, Bhirawa
Anggaran penanganan jalan di provinsi jawa Timur mengalami penurunan selama tahun 2014. Dinas PU Bina Marga Jatim menerapkan  skala prioritas penanganan jalan sebagai alternative penggunaan anggaran yang rendah ini.
Anggaran untuk penanganan jalan dan jembatan di Jatim selama tahun 2014 mencapai Rp 557 miliar. Dana tersebut digunakan untuk penangan fisik konstruksi Rp 430 miliar dan belanja tidak langsung Rp 127 miliar. Jumlah anggaran 2014 itu turun dibanding dua tahun sebelumnya, yakni 2012 sebesar Rp 568 miliar dan 2013 sebesar Rp 678 miliar.
“Dana untuk penanganan jalan sepanjang tahun yang kami kelola memang mengalami penurunan. Untuk itu, kami membuat skala prioritas jalan dan jembatan yang kondisinya rusak berat yang perlu penanganan segera,” kata Kepala Bidang Pemeliharaan Jalan Dinas PU Bina Marga Jatim, I Made Sukartha, Rabu (22/7).
Ia menuturkan, untuk penanganan jalan yang menjadi prioritas, yakni jalan di wilayah Mojokerto menuju Lamongan Gedeg sepanjang 2KM dengan anggaran Rp 10 miliar dan Mojokerto-Ploso sepanjang 1KM sebesar Rp 5 miliar untuk peningkatan struktur dan kapasitas. Untuk jalur Jombang dari Pulorejo-Pare Kediri sepanjang 2,34KM dengan dana Rp 11 miliar, Jombang ke Babat sepanjang 1,5 KM dengan dana Rp 8,5 milair.
Untuk wilayah Bojonegoro dari Pakah hingga Poncoh sepanjang 2KM dengan dana Rp 10 miliar, Ponco-Jatirogo 2KM dengan dana Rp 10 milar. Wilayah Malang, dari Karanglo ke Batu sepanjang 2,41KM dianggarkan Rp 11,3 miliar, Cangar-Batu sepanjang 2KM dengan dana Rp 10 miliar.
Jalur Ponorogo-Pacitan sepanjang 2,5KM mendapat alokasi dana Rp 10 miliar. Dengok arah Ponorogo-Trenggalek sepangan 2,5KM dengan dana Rp 10 miliar. Bondowoso-Situbondo 3KM dengan anggaran Rp 10 miliar.
Dari Mlirip Mojokerto ke Gresik Wringin Anom sepanjang 3,85KM dengan dana Rp 23,75 miliar. Penanganan jalan di Madura, yakni Pamekasan-Sotabar 1,6KM dengan dana Rp 8,24 miliar dan Sotabar-Sumenep 3,9 KM dengan dana Rp 16 miliar.
Sedangkan penanganan jembatan yakni Jembatan Plapar Pacitan sepanjang 50 meter dengan dana Rp 15,8 miliar. Jembatan Mantup sepanjang 14meter dengan dana Rp 3 milar. Empat jembatan kecil dengan dana Rp 7,4 miliar, yakni Jembatan Bedok 4, Jaten, Jati, Cumpleng Lama.
Ia menuturkan, dari 1760 KM panjang jalan provinsi Jatim, yang kondisinya mantap (baik dan sedang) mencapai sekitar 1.584 KM atau 90,27 persen. Untuk anggaran yang dialokasikan  jalan mantap, kata dia, per KM dialokasikan Rp 50-100 juta per KM dan totalnya mencapai sekitar Rp 120 miliar.
Sisanya sekitar 176 KM atau 9,73 persen dalam kondisi tidak mantap atau rusak sedang dan berat. Adapun anggaran penanganannya mencapai Rp 10-15 miliar per KM sehingga anggaran yang disediakan sekitar Rp 180 miliar. “Untuk jalan tidak mantap yang sedang dan rusak ini perlu peningkatan struktur jalan sehingga perlu alokasi lebih besar,” ujarnya.
Dengan keterbatasan dana APBD Jatim tersebut, tegas Made, pihaknya hanya mengoptimalkan kebutuhan pemeliharaan dan perbaikan jalan yang menjadi prioritas. “Jalan dengan kondisi rusak berat akan jadi prioritas untuk diperbaiki dan dana sisanya untuk perbaikan jalan rusak ringan dan pemeliharaan jalan kondisi sedang dan baik,” katanya.  [rac]

Tags: