Angger Diri Wiranata: Usaha Berbahan Kardus Masih Miliki Peluang Besar

Founder Dus Duk Duk, Angger Diri Wiranata saat mengisi acara diskusi kepemudaan II di The Residence House of Sampoerna Surabaya.

Surabaya, Bhirawa
Usaha berbahan kardus di industri kreatif saat ini dinilai potensial, sebab pemain usaha di sektor ini masih tergolong sedikit yakni hanya sekitar 10 orang saja. Founder Dus Duk Duk, Angger Diri Wiranata saat dikonfirmasi Bhirawa, Kamis (27/9) kemarin mengungkapkan, usaha furnitur maupun instalasi rumah dari kardus ke depannya akan terus berkembang. Hanya, masih banyak masyarakat yang belum tahu sepenuhnya dengan produk furnitur dan dekorasi rumah dari bahan kardus tersebut. “Saat ini masih sekitar 30-40% saja masyarakat yang tahu produk dari bahan kardus ini. Kalau ini dilakukan edukasi pasar terus menerus potensinya untuk usahanya bisa lebih besar lagi,” terangnya.
Angger yang juga sempat mengisi acara diskusi kepemudaan II di The Residence House of Sampoerna Surabaya beberapa waktu lalu mengatakan bahwa Dus Duk Duk saat ini masih menyasar segmen B2B (business to business). Di mana produk custom dan dekorasi memiliki kontribusi sebesar 50-60% terhadap total penjualan Dus Duk Duk.
Produk Dus Duk Duk sendiri juga seratus persen menggunakan bahan dari kardus baru maupun lama, di mana ukuran 4 milimeter untuk produk dekorasi rumah, sedangkan ukuran 10 milimeter untuk produk furnitur. “Kami ingin merubah pola pikir masyarakat, kalau kardus ternyata bisa mempunyai nilai jual tinggi, bukan sekadar sampah saja. Apalagi pemain yang menggunakan material ini di Indonesia masih belum banyak,” katanya.
Rencananya Angger akan memperluas produknya yang berbahan kardus dengan cara memproduksinya secara massal berupa mainan untuk dekorasi rumah seperti kepala binatang berbahan kardus. “Sebenarnya, tahun lalu kami sudah membuat mainan untuk dekorasi rumah ini hanya saja produk mainan itu dibuat hanya sekitar 50 unit saja. Akan tetapi dengan melihat respon masyarakat yang bagus produk itu akan kami buat lagi secara massal tahun depan,” jelasnya.
Bahkan produk mainan ini juga sempat diekspor di sejumlah negara antara lain Las Vegas, Paris, Australia, dan Malaysia. “Ekspor mainan ini kami lakukan tahun lalu. Untuk tahun ini masih belum ada ekspor, kami mau fokus produk massal dulu, kalau sudah bisa sekaligus diekspor,” katanya.
Sedangkan untuk tren penggunaan furnitur dan dekorasi kardus saat ini sudah merambah ke fashion store maupun pameran berskala besar dan kecil. “Beberapa fashion store dan pameran-pameran di Jakarta sudah ada yang berkolaborasi dengan kami. Bahkan, di Bandung ada sebuah cafe dari furnitur maupun dekorasinya menggunakan produk Dus Duk Duk,” tandasnya.
Ke depan, pihaknya berharap bisa menyelenggarakan Festival Kardus bersama pelaku usaha material kardus lainnya, untuk bisa memperkenalkan ke masyarakat terkait furnitur dan dekorasi rumah berbahan kardus. “Sebab, melalui pameran itu banyak poin yang bisa didapatkan, seperti animo masyarakatnya hingga bisa mengubah mindset masyarakat kalau kardus itu bisa jadi sesuatu yang punya nilai tambah,” tuturnya. [riq]

Tags: