Anggit Hermanuadi: 70 Desa di Kabupaten Probolinggo Rawan Bencana

Cegah tebing longsor, masyarakat desa Ngadisari tanam rumput vertiver.[wiwit agus pribadi/bhirawa]

Pemkab Probolinggo, Bhirawa
Secara geografis, Kabupaten Probolinggo memiliki wilayah yang rawan bencana longsor. Dari 24 kecamatan se-Kabupaten Probolinggo, terdapat 19 kecamatan rawan bencana, dari jumlah itu ada 8 kecamatan yang berpotensi dilanda longsor. Karenanya, warga diminta tetap waspada memasuki puncak musim hujan. Cegah tebing longsor, masyarakat desa Ngadisari tanam 1000 bibit rumput Vertiver.

Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Probolinggo Anggit Hermanuadi, Rabu (3/2) mengatakan, sesuai pemetaan, ada sekitar 70 desa di 8 kecamatan yang masuk peta rawan bencana longsor. Delapan kecamatan itu adalah Kecamatan Krucil, Tiris, Pakuniran, Gading, Kuripan, Sumber, Sukapura, dan Kecamatan Lumbang. “Kami meminta masyarakat di daerah tersebut agar meningkatkan kewaspadaan. Terutama pada saat terjadi hujan dengan intensitas tinggi,” ujarnya.

Anggit menjelaskan, desa dan kecamatan yang rawan longsor berada di sisi selatan Kabupaten Probolinggo. Kondisi geografisnya berupa daerah pegunungan. “Seluruhnya adalah kecamatan yang berada di daerah lereng dan kaki Gunung Argopuro dan Gunung Bromo. Jadi, wajib terus kami pantau setiap perkembangannya melalui tim relawan kami di sana,” ujarnya.

Tak hanya itu, berdasar peta rawan bencana terbaru, sejumlah wilayah di Kabupaten Probolinggo juga rawan bencana lain. Seperti bencana letusan gunung api, banjir, dan abrasi. Tercatat ada 4 titik daerah rawan letusan gunung api. Yakni, di Kecamatan Tiris, Sumber, Sukapura, dan Lumbang.

Bencana banjir berpotensi terjadi di empat kecamatan. Yakni, Kecamatan Dringu, Sumberasih, Tongas, dan Pakuniran. Sedangkan, kerawanan bencana abrasi ada di 5 kecamatan. Yakni, Kecamatan Kraksaan, Paiton, Pajarakan, Sumberasih, dan Tongas.

“Ancaman bencana di wilayah Kabupaten Probolinggo ini dapat terjadi sewaktu-waktu. Karena itu, kami selalu menyiagakan personel Tagana selama 24 jam. Agar bencana yang terjadi dapat cepat direspons dan ditangani,” katanya.

Untuk mencegah terjadinya longsor karena intensitas curah hujan yang tinggi, Forkopimka Sukapura bersama Tagana Kecamatan Sukapura, kelompok tani dan masyarakat Desa Ngadisari Kecamatan Sukapura melakukan penanaman rumput vertiver atau akar wangi di sepanjang tebung yang ada di jalur jalan menuju kawasan wisata Gunung Bromo, Rabu (3/2).

Sebanyak 1.000 bibit rumput vertiver yang ditanam bersama-sama mulai pukul 06.00 WIB. Mereka bahu membahu menanam rumput vertiver tersebut sebagai upaya untuk mengantisipasi bahasa longsor yang sering terjadi pada saat musim hujan.

Kegiatan ini dihadiri tokoh adat masyarakat Tengger yang juga anggota DPRD Kabupaten Probolinggo Supoyo, Camat Sukapura Rochmad Widiarto bersama jajaran Forkopimka Sukapura, Pemerintah Desa Ngadisari serta Satpol PP setempat.

Anggota DPRD Kabupaten Probolinggo Supoyo mengungkapkan penanaman rumput vertiver ini merupakan sebuah sebuah upaya yang patut diapresiasi dalam rangka untuk mencegah pelaksanaan tanah longsor di sepanjang tebing menuju kawasan Gunung Bromo.

“Rumput vertiver atau akar wangi merupakan tanaman yang mempunyai akar kuat. Selain cepat tumbuh, rumput vertiver juga bisa menjadi sumber resapan air dan bisa menjadi penahan longsor, terutama di wilayah jalur wisata Bromo, “ungkapnya.

Menurut Supoyo, tebing menuju ke kawasan wisata Gunung Bromo merupakan tebing yang curam dan mudah longsor. “Dengan adanya penanaman rumput vertiver ini harapannya tebing di jalur menuju Gunung Bromo tidak mudah longsor,” harapnya.

Sementara Camat Sukapura Rochmad Widiarto menyampaikan ucapan terima kasih kepada Tagana Kecamatan Sukapura serta semua jajaran dan elemen Pemerintahan yang ada di Kecamatan Sukapura yang selalu kompak untuk menjaga kelestarian alam serta peduli dan tanggap bencana.

“Penanaman rumput vertiver ini merupakan upaya antisipasi longsor di musim penghujan, khususnya di tebing sepanjang jalur menuju kawasan Gunung Bromo. Kami terus berupaya semaksimal mungkin agar semua masyarakat bersama pemerintah bisa menimalisir bencana di lingkungannya masing-masing, “lanjutnya.

Di waktu yang bersamaan pasca rusaknya 3 (tiga) rumah warga di Desa Penambangan Kecamatan Pajarakan akibat diterjang angin puting beliung, Senin (1/2) sore, Pemerintah Kecamatan Pajarakan bersama Pemerintah Desa Penambangan langsung bergerak cepat dengan melakukan rehabilitasi dan perbaikan terhadap bagian rumah yang rusak tersebut, Rabu (3/2).

Perbaikan rumah ini untuk bahan bangunannnya dibantu oleh Pemerintah Desa Penambangan dan swadaya masyarakat. Selain itu juga ada bantuan berupa sembako dan terpal dari BPBD Kabupaten Probolinggo. Proses perbaikan 3 rumah milik Buni, Ina dan Jum di Dusun Landangan Desa Penambangan Kecamatan Pajarakan ini dihadiri oleh Camat Pajarakan Rahmad Hidayanto dan jajaran Forkopimka Pajarakan, Kepala Desa Penambangan Hasanuddin bersama segenap perangkat desa.

Kepala Desa Penambangan Hasanuddin mengatakan, ketiga rumah itu rusak karena diterjang angin puting beliung saat hujan masih deras sehari sebelumnya. Meskipun penghuni rumah masih didalam, tetapi tidak sampai mengalami luka. “Alhamdulillah tidak sampai ada korban jiwa meskipun saat kejadian masing-masing pemilik rumah ada didalam. Memang dalam beberapa hari ini cuacanya lumayan ekstrim,” katanya.

Menurut Hasanuddin, terjangan angin puting beliung itu merusak atap dan bagian luar rumah. Sehingga, kerusakan yang dialami oleh ketiga rumah hanya didapati pada bagian luar saja. “Kami bersyukur karena peristiwa ini tidak sampai menyebabkan rumahnya roboh dan tidak ada korban jiwa,” tegasnya.

Sementara Camat Pajarakan Rachmad Hidayanto mengungkapkan pasca kejadian pihaknya langsung berkoordinasi dengan segenap pihak, termasuk BPBD Kabupaten Probolinggo. “Kami langsung gerak cepat untuk melakukan penanganan. Terlebih intensitas curah hujan masih tinggi. Setidaknya saat hujan rumahnya sudah tidak bocor karena kerusakannya sudah diperbaiki,” ungkapnya.

Rachmad menegaskan saat ini cuaca masih ekstrim sehingga dimungkinkan adanya kejadian-kejadian bencana alam. “Untuk itu dimohon kepada seluruh masyarakat untuk selalu waspada dan berhati-hati,” tambahnya.(Wap)

Tags: