Anggota DPRD Kab.Malang Ikut Antarkan Penumpang

Anggota DPRD Kab Malang H Hadi Mustofa ikut sebagai relawan untuk mengantarkan penumpang terlantar di Kota Malang dengan menggunakan mobil pribadinya

(Sopir Mikrolet Mogok, Muncul Relawan Angkutan)
Kab Malang, Bhirawa
Aksi mogok sopir mikrolet di wilayah Kota Malang, yang sudah berlangsung tiga hari ini, tidak saja membuat prihatin warga Kota Malang saja, namun warga Kabupaten Malang pun juga ikut prihatin. Sebab, dengan tidak beroperasinya mobil mikrolet di kota setempat, hal itu telah membuat anak sekolah, pegawai, dan penumpang lainnya harus diangkut dengan mobil Pemerintah Kota Malang (Pemkot) Malang dan mobil TNI/Polri. Kondisi itu membuat munculnya gerakan relawan yang denganĀ  sukarela mengantarkan mereka dengan menggunakan sepeda motor maupun mobil pribadi.
Salah satu anggota DPRD Kabupaten Malang H Hadi Mustofa yang warga Desa Pakis, Kecamatan Pakis, Kabupaten Malang juga ikut sebagai relawan untuk mengantarkan warga dengan menggunakan mobil pribadi.
“Saya sangat prihatin dengan terlantarnya penumpang pada pagi hari dan sore hari, karena sopir mikrolet mogok beroperasi. Sehingga dirinya mau menjadi relawan mengantarkan penumpang dimanapun tujuannya,” kata Mustofa, Rabu (8/3) kemarin.
Sebelum dirinya berangkat bekerja ke Kantor DPRD Kabupaten Malang di Kepanjen, lanjut dia, dirinya menyempatkan untuk membantu para penumpang yang terlantar di jalan.
“Saya mengantarkan para penumpang angkutan umum itu ke beberapa titik tempat, baik sekolahan maupun kantor mereka bekerja. Begitu juga ketika saya pulang kerja pada sore hari, juga mengangkut warga Kota Malang yang pulang kerja,” jelas Mustofa.
Dalam kesempatan itu, dirinya juga menyampaikan, agar kejadian mogok sopir mikrolet tidak terjadi di wilayah Kabupaten Malang, maka dirinya akan secepatnya akan rapat dengan komisi dan dilanjutkan dengan rapat kerja, baik itu dengan dinas terkait dan Organda selaku lembaga yang membawahi angkutan umum. Karena untuk menyelesaikan persoalan mogok sopir angkutan umum harus melibatkan stakeholder. Selain itu, tegas dia, untuk menyelesaikan persoalan mogok sopir angkot tidak hanya dilakukan satu daerah saja, namun perlu dilakukan tiga daerah, yakni Kota Malang, Kabupaten Malang, dan Kota Batu. Sebab, mogok sopir mikrolet ini tidak hanya di wilayah Kota Malang saja, juga berdampak di wilayah Kabupaten Malang. Hal itu dikarenakan rasa solidaritas antar sopir angkutan umum.
“Karena mobil angkutan pedesaan (angdes) yang beroperasi di wilayah Kabupaten Malang, misalnya jalur Pakis-Arjosari secara otomatis mobil angdes tersebut melewati Kota Malang. Sehingga mereka ikut mogok hingga saat ini,” terang Mustofa. [cyn]

Tags: