Anggota Gudep 03.111 dan 03.112 Meraih Juara I Lomba Foto Pramuka APR

Della Puspita Anggraini dan Muhammad Abu Thalif menunjukkan karya foto Pramuka yang meraih Juara I Lomba Foto Pramuka Asia Pasifik Region ke-19 di Manila, Filipina. [Sufendhi Dimyati]

Kado Istimewa untuk Kwarda Jatim di Hari Pramuka ke-59
Kota Surabaya, Bhirawa
Pada peringatan Hari Pramuka ke-59 tahun 2020 ini, Kwartir Daerah (Kwarda) Jatim mendapat kado istimewa dari dua anggotanya, yakni Muhammad Abu Thalif, anggota Pramuka Gugus Depan (Gudep) 03.111 dan Della Puspita Anggraini, anggota Pramuka Gugus Depan 03.112. Kedua siswa SMKN 1 Kebonsari, Madiun ini berhasil meraih Juara I (Gold Prize) Lomba Foto Pramuka Asia Pasific Region (APR) ke 19 di Manila, Filipina pada 9 Juli lalu.
Tema Lomba Foto Kepanduan Asia Pasifik tahun 2020 ini terkait ‘Keberagaman dan Inklusif dalam Kepramukaan’. Foto Della dan Abu-sapaan akrab kedua anggota Pramuka yang mengaku latihan kepramukaan setiap Jumat setelah pulang sekolah ini, berhasil mengalahkan foto-foto anggota Pramuka se-Asia Pasifik lainnya. Sedangkan untuk Juara II (Silver Prize) diraih dua negara bersama yaitu Tiongkok dan Malaysia, dan Juara III (Brown Prize) diraih tiga negara bersama Banglades, Filipina dan India.
Menurut Della dan Abu saat ditemui di salah satu media elektronik di Kota Surabaya bersama Wakil Ketua Kwarda Jatim, Kakak AR Purmadi dan Wakil Ketua Kwarda Jatim yang juga Wakil Kwartir Nasional Gerakan Pramuka, Kakak Prof Suyatno, foto dengan konsep melompat dan bergandengan tangan bersama adik-adik tingkatannya ini diambil di Desa Mbacem, Kecamatan Kebonsari, Kabupaten Madiun. Awalnya ikut lomba foto, setelah ditawari teman satu Gudep yang membaca pengumuman dari Akun Instagram @KakLayen yakni Handalan Pramuka Luar Negeri.
Della dan Abu menjelaskan, foto ini menceritakan keberagaman secara analogis yakni sesuatu yang bersumber dari berbagai kondisi, situasi dan sudut pandang. Sedangkan, Unsur Keberagaman dalam foto diambil dari semboyan Bangsa Indonesia yaitu Bhinneka Tunggal Ika, artinya berbeda-beda tetapi tetap satu jua. Hal ini menggambarkan berbagai macam kondisi Bangsa Indonesia yang berbeda suku, ras, agama dan budaya tetapi memiliki satu pemahaman yang sama yakni Kami Bangsa Indonesia.
“Seperti halnya Semboyan Bhinneka Tunggal Ika, Gerakan Pramuka terdiri dari bebarapa golongan dan tingkatan. Mulai dari Siaga sampai Pandega, bahkan anggota Pramuka dewasa. Pada foto ini terlihat dua anggota Pramuka Penegak, dua anggota Pramuka Penggalang, dan satu anggota Pramuka siaga yang menunjukkan perbedaan usai, golongan dan tingkatan,” papar Della.
“Meskipun begitu mereka bergandengan tangan dengan ekspresi ceria yang menggambarkan dalam perbedaan golongan dan tingkatan, mereka masih mengenakan seragam yang sama, hasduk merah putih yang sama, logo Tunas Kepala yang sama. Hal ini mencerminkan satu makna bahwa Kami Pramuka Indonesia yang bisa saling bersinergi dalam perbedaan dengan melangkah bersama memajukan Bangsa Indonesia,” tambah Abu yang semangat cerita ketika ditanya seputar juara lomba foto.
Della menjelaskan, inklusif pengertiannya menempatkan diri pada cara pandang orang lain dalam melihat dan memahami sesuatu. Unsur inklusif diambil dari Ajaran Ki Hajar Dewantara yang berbunyi Ing Ngarso Sung Tuladha, Ing Madya Mangun Karsa, Tut Wuri Handayani, artinya,di depan membericontoh, di tengah memberi semangat, dan dibelakang memberi dorongan.
Tentunya harus mengandung ajaran yang baik bisa diterapkan, guna menjadi suri tauladan dalam kehidupan sehari-hari dengan gambaran ekspresi saling menatap wajah satu sama lain dengan raut wajah ceria yang menunjukan keinginan memahami satu sama lain. Seorang anggota Pramuka Penegak tentu pernah melewati fase menjadi anggota Pramuka Pengggalang. Dan seorang anggota Pramuka Penggalang tentu pernah melewati fase menjadi anggota Pramuka Siaga. Tetapi apabila dibalik kondisinya, seorang anggota Pramuka Siaga tentu belum pernah melewati fase menjadi anggota Pramuka Penggalang. Dan anggota Pramuka Penggalang tentu belum pernah melewati fase menjadi anggota Pramuka Penegak.
Dengan adanya cara pandang inklusif dalam kepramukaan, diharapkan seorang anggota Pramuka yang lebih dewasa, dalam hal ini anggota Pramuka Penegak yang tentu pernah melewati fase Pramuka Penggalang, jelas dapat menempatkan cara pandang dan pemahamannya untuk memahami kondisi seorang anggota Pramuka penggalang.
Sehingga dapat menjadi pemimpin yang memberikan contoh, semangat, dan dorongan dengan cara yang baik dan tepat dalam rangka membimbing dan mengarahkan adiknya yang masih berstatus golongan Pramuka Penggalang, agar menjadi seorang anggota Pramuka Penggalang yang baik. Begitu pula dengan anggota Pramuka Penggalang dalam peranannya memberikan contoh, semangat, dan dorongan kepada adiknya yang masih berstatus Pramuka Siaga, dengan cara yang baik dan tepat dalam rangka membimbing dan mengarahkan adiknya yang masih berstatus Pramuka Siaga, agar menjadi seorang anggota Pramuka Siaga yang baik.
Abu dan Della yang kini dilatih Kak Prananda Alif Mohtadi, mengaku senang bisa ikut esktrakurikuler Pramuka, sebab mendapat banyak pelajaran yang positif dan bermanfaat, juga diajarkan leadership, melatih sikap mandiri, bertanggungjawab. Selain itu, dapat memahami sifat dan karakter sesorang, mengetahui wawasan di luar daerah, serta memiliki ketrampilan tepat guna yakni mengolah atau mendaur ulang barang bekas menjadi barang yang berguna dan bermanfaat.
Ketika Della dan Abu ditanya, bagaimana dengan tawaran Kak Purmadi kepada keduanya untuk mengikuti KMD (Kursus Mahir Dasar) untuk menjadi pelatih di Kepramukaan. “Mungkin bisa dipertimbangkan untuk ikut KMD,” jawabnya.
Sementara itu, Wakil Ketua Kwarda Jatim, Kak AR Purmadi mengatakan, prestasi yang berhasil diraih Della dan Abu merupakan suatu kebanggaan dan harus diberi apresiasi. Memang sesuatu itu kalau dipersiapkan secara matang dan dilakukan dengan kerja keras, akan menghasilkan sesuatu yang bisa dibanggakan. “Pada foto Adik Della dan Adik Abu itu kelihatan natural, mungkin itu yang menjadi penilaian lebih dari APR. Mungkin APR menilai dari Brotherhood atau jiwa persaudaraan yang natural, apalagi pelakunya mereka sendiri,” kata Kak Purmadi.
Kak Purmadi mengaku, Kwarda Jatim sangat mengapresiasi prestasi tingkat dunia itu dan memberi support kepada keduanya. Dengan latihan serius maka keduanya didorong menjadi Pramuka Penegak Garuda kemudian menjadi Pramuka Penegak Teladan. Prestasi itu juga akan diajukan kepada Pimpinan Pramuka untuk mendapatkan beasiswa dan untuk Gudep tempat keduanya meraih prestasi akan diberikan piagam penghargaan.
“Harapannya, prestasi ini bisa menginspirasi semua anggota Pramuka di lingkungan Gerakan Pramuka Kwarda Jatim. Apapun bila dikerjakan dengan serius dan perencanaan matang bisa menghasilkan prestasi yang membanggakan,” tandas Kak Purmadi. [Sufendhi Dimyati]

Tags: