Anggota MPR RI Dorong Warga Sidoarjo Menuju Kehidupan Normal

Sidoarjo, Bhirawa.
Masyarakat Sidoarjo tidak perlu ikut-ikutan panas menanggapi RUU HIP (Haluan Ideologi Pancasila) yang tengah bergejolak di ibukota. Sebaiknya tetap fokus bagaimana bisa terhindar dari serangan virus Covid19.

Anggota MPR RI dari FPAN, H Sungkono di depan kaum mileneal sidoarjo, Sabtu (27/6) malam, menegaskan Pancasila sudah paripurna dan tidak bisa diotak-atik lagi. Isu bahwa Pancasila akan menjadi trisila atau Ekasila itu halusinasi segelintir orang. Makanya halusinasi itu tidak perlu direspon berlebihan. Pancasila adalah undang-undang yang tidak tergantikan dan tidak bisa dirubah isinya.

Di depan massa Tanggulangin dan sekitarnya yang mengikuti sosialisasi empat pilar kehidupan berbangsa dan bernegara, ia menyatakan Pancasila adalah sarana untuk memperkokoh dan mempererat warga untuk berbangsa dan bernegara. Biarkan gejolak RUU HIP terjadi di Jakarta, warga Sidoarjo tetap damai dan aman.

“Tidak perlu merespon berlebihan RUU HIP. Dan generasi muda Sidoarjo tidak perlu ikut-ikutan larut dalam persoalan yang belum dipahami. Yang penting amalkan Pancasila secara benar dan seksama, pintanya. Pancasila terlalu sakti untuk diganti, dirubah atau direvisi. Tidak ada kekuatan apapun yang bisa merubah Pancasila, terutama pada sila pertama yakni “ketuhanan yang maha esa”.

Ia mengajak kaum mileneal untuk mewaspadai penyebaran covid daripada memikirkan RUU HIP. Covid ini telah menindas kekuatan ekonomi masyarakat. Mulai pedagang, buruh, PKL, dan hampir semua profesi dan tempat usaha tidak luput dari serangan covid.

Apakah kita harus pasrah? Sungkono meminta masyarakat untuk berjuang melawan covid. Tetap bekerja, mencari nafkah, berusaha sekeras mungkin Mencari nafkah tapi tetap dengan menggunakan protokol kesehatan. Jangan bergerombolan, kalau tidak perlu jangan mendatangi pusat keramaian. Dan mengantisipasi kemungkinan terhadap penyebaran cobid oleh teman, saudara atau siapapun.

Kepercayaan masyarakat harus dipulihkan untuk kembali bekerja secara normal. Takut secara berlebihan terhadap covid akan membuat negara terpuruk.

Saat ini pertumbuhan ekonomi minus 3%, walaupun ini lebih baik dari rata-rata negara lain yang minus 7% tapi tidak berarti baik. Jangan lengah dengan pertumbuhan ekonomi dan tetap berkarya sembari mewaspadai covid.

Ia mengingatkan tekanan ekonomi akibat pandemi covid telah mensengsarakan rakyat. Pendapatan dari sektor pajak nihil akibat hotel sepi, restoran juga sepi. Tempat hiburan tutup, mal dan Plasa juga masih sepi. Hal ini tidak bisa dibiarkan.

Masyarakat harus kembali kapada kehidupan normal. Mengamalkan Pancasila dengan menjaga kekompakan, toleransi, gotong royong dan bahu membahu menuju kehidupan normal. Covid adalah bentuk ujian yang diberikan Alloh dan kita harus lolos dari ujian berat ini. (hds)

Tags: