Anggota MPR RI Sungkono: Jangan Biarkan Intoleransi Tumbuh di Masyarakat

Anggota MPR RI dari FPAN, Sungkono, saat mensosialisasikan empat pilar kehidupan berbangsa dan bernegara di desa Kludan, Tanggulangin, selasa (4/2) malam.

Sidoarjo, Bhirawa.
Di Tengah kecemasan menyebarnya virus corona, masih saja merebak kasus SARA sepeti pengrusakan fasilitas ibadah yang dilakukan sekelompok orang di Minahasa, Sulut. Bukannya membangun kerukunan tapi malah membuat kekalutan.
Anggota MPR RI dari FPAN, Sungkono, saat mensosialisasikan empat pilar kehidupan berbangsa dan bernegara di Desa Kludan, Tanggulangin Sidoarjo Selasa (4/2) malam, mengaku cemas melihat situasi seperti ini.
“Sebagian masyarakat kita masih hidup dengan semangat intoleransi” Katanya seraya menggambarkan situasi di Minahasa.
Menurutnya, dalam setiap sosialisasi empat pilar, ia selalu menekankan pentingnya menjaga hubungan baik dengan siapapun tanpa memandang kesukuan, agama maupun kedaerahannya. Menjaga hubungan baik ini jangan temporer, tetapi harus terus menerus dipupuk.
”Komunikasi ini penting untuk menghindarkan kecurigaan dan kesalahpahaman,” tambah Sungkono.
Ia menuturkan bahwa tugas menjaga NKRI bukan hanya dilakukan anggota MPR, tetapi oleh segenap anak bangsa, para tokoh agama, pendidik, kampus dan semuanya. Bila perlu kurikulum pelajaran P4 perlu dihidupkan lagi. Karena sosialisasi empat pilar simetris dengan P4.
“Saya setuju sekali bila P4 dijadikan kurikulum lagi. Karena pelajaran ini sangat tepat untuk membina dasar anak-anak kita. Dengan kondisi bangsa yang masih dihantui dengan intoleransi di beberapa tempat, kayaknya pelajaran P4 saatnya dihidupkan lagi,” pintanya.
Membangun peradaban itu penting, sama halnya ketika menjaga toleransi. Kejadian kecil tentang pengrusakan jangan diremehkan karena bisa merembet ke mana-mana. Dan akan sulit dipadamkan bila sudah menyebar.
Ia memohon kepada pemimpin agama dan pendidik untuk menyampaikan pesan yang menyejukkan kepada khalayaknya, ajak masyarakat supaya berpikir positif. Jauhkan adu domba. Jaga kerukunan, dengan tekanan mengobarkan semangat toleransi.
“Mari atasi persoalan bangsa ini secara bersama-sama, karena di depan sudah membentang perlambatan ekonomi, tawuran, pengrusakan dan banyak masalah lain,” ujarnya.
Ia mengharapkan ekonomi harus dijaga agar tidak merosot. Karena tekanan terhadap ekonomi, pengangguran, kemiskinan akan membuat orang mudah dipengaruhi untuk melakukan perbuatan negatif. (hds)

Tags: