Anggota PWI Sumenep Ziarah Kubur Senior

Anggota PWI Sumenep saat melakukan ziarah terhadap kuburan para seniornya.

(Peringati HPN 2017)
Sumenep, Bhirawa
Sejumlah wartawan yang tergabung dalam Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Kabupaten Sumenep melakukan ziarah terhadap sejumlah kuburan senior di TPU Panyangakan, jalan Pahlawan, Pandian, kecamatan Kota. Dalam ziarah tersebut, anggota PWI mendatangi kuburan Oesman Saleh (ketua PWI Sumenep periode 1975-1992), Abd Rasyid (ketua PWI Sumenep periode 2004-2013), Moh Ramli (anggota), Tohet Readi (anggota) dan Proyo Hadi Wahyono (mantan bendahara). Para anggota PWI dari berbagai media itu membaca tahlil dan mendoakan agar para senior tersebut mendapatkan pengampunan di dalam kubur.
Ketua PWI Sumenep, Moh Rifa’i mengatakan, ziarah kubur itu merupakan salah satu bentuk penghormatan terhadap para senior PWI. Sebab, mereka pernah menghidupkan dan membesarkan PWI Sumenep hingga tetap eksis sampai sekarang ini. “Ini merupakan kegiatan pertama kali yang dilakukan para anggota PWI selama ini. Ziarah kubur ini merupakan rasa hormat dari para yunior terhadap para senior,” kata Ketua PWI Sumenep, Moh Rifai, Rabu (8/2).
Rifa’i menerangkan, keberadaan PWI Sumenep saat ini tidak terlepas dari jerih payah para senior yang telah membangunnya sejak persiapan hingga bisa bertahan sampai sekarang ini. PWI merupakan organisasi profesi yang menjadi tempat bernaungnya para jurnalis. Dengan demikian, anggota dan pengurus PWI pada periode sekarang ini menjadi penting untuk menjaga keberadaan PWI ini. “Dimomen HPN dan HUT ke-71 PWI kali ini kita sebagai wartawan yang tergabung dalam PWI harus bersama-sama tetap berkarya secara profesional,” ucapnya.
Hasil rapat panitia pelaksana HPN kali ini akan mengadakan sejumlah kegiatan, diantaranya resepsi HPN, HUT ke-71 PWI dan dialog publik tentang peran pers dalam pembangunan daerah. Resepsi HPN dan HUT ke-71 PWI dijadwalkan pada tanggal 9 Februari dan dialog publik pada tanggal 15 Februari 2017.
“Harapan kami, anggota PWI bisa berkarya dibidang jurnalistik dengan mempertimbangkan kemaslahatan masyarakat secara umum. Sebab, sesuai fungsinya, jurnalis itu harus menjadi kontrol terhadap sistem pemerintahan yang mengacu pada kemajuan masyarakat,” tuturnya.
Ia menegaskan, sebagai jurnalis tidak hanya bisa melempar issu atau menjadi profokator yang menimbulkan gejolak di masyarakat. Melainkan harus bisa memberikan solusi terhadap kesenjangan masyarakat yang ada. “Kehadiran jurnalis bukan hanya bisa mengoreksi, tapi harus bisa memberikan solusi agar tatanan masyarakat lebih baik,” imbuhnya. [sul]

Tags: