Angin Kencang di Danau Ranu Grati, Puluhan Ribu Ikan Mati Mengambang

Suasana Danau Ranu Grati, Kecamatan Grati, Kabupaten Pasuruan usai ada badai sapon, Minggu (13/12).

Pasuruan, Bhirawa
Puluhan ribu ikan di Danau Ranu Grati, Kecamatan Grati, Kabupaten Pasuruan mengambang dan mati. Penyebabnya adalah angin kencang (badai sapon) yang melanda danau tersebut.

Kepala Desa Randuklindungan, Yuslimu menyatakan akibat angin kencang membuat 300 petani keramba ikan di Danau Ranu merugi ratusan juta rupiah.

“Usai badai sapon, sekitar 1 ton lebih ikan di keramba mati mengambang. Kerugiannya mencapai ratusan juta,” ujar Yuslimu, Minggu (13/12).

Menurut Yuslimu, musibah itu merupakan fenomena musiman. Ketika badai angin sapon menerpa, angin kencang yang berhumbus membuat suhu air sangat dingin. Hingga akhirnya membuat ikan mati. Badai angin tersebut tanpa disertai hujan.

“Badai datang angin berhembus sangat kencang, membuat suhu air menjadi sangat dingin. Tak ada hujan itu menjadi penyebabnya. Yang menamakan badai sapoan ini, masyarakat di area Danau Grati,” kata Yuslimu.

Yuslimu menjelaskan terpaan badai sapon juga membuat gelombang ombak besar di Danau Ranu. Ikan kemudian mati tersapu keluar dari keramba.

“Pemilik keranda ikan hanya bisa pasrah. Saat itu, masyarakat dengan spontan ramai-ramai menyapu ikan yang baru mati itu menggunakan jaring,” jelas Yuslimu.

Adapun jenis ikan milik petani keramba ikan yang mati di antaranya ikan nila, patin, gurami. Selama Tahun 2020, badai sapon tercatat sudah dua kali menerpa. Yakni di bulan Agustus dan Desember.

Terpisah, di perairan Pasuruan dalam sepekan terakhir ini mengalami cuaca ekstrem dan ombak tinggi. Selain ombak yang mencapai satu meter lebih, hujan sering kali turun disertai petir.

Kasat Polairud Pasuruan, AKP Poerlaksono menyatakan semua nelayan diimbau waspada dan melengkapi diri dengan baju pelampung saat melaut.

“Sambil berpatroli, kami minta para nelayan untuk ekstra hati-hati saat melaut. Ombak lagi tinggi, hujan juga sering disertai petir. Termasuk pula, kami minta nelayan tak lupa bawa baju pelampung atau jeriken,” urai Poerlaksono. [hil]

Tags: