Angin Kencang Mengancam Malang Raya

Kepala BMKG Stasiun Klimatologi Karangploso Hartanto (tengah) bersama Forecaster BMKG Maritim Tanjung Perak Surabaya Ari Widjajanto (kanan) saat memberikan keterangan pers, di Kantor BMKG Karangploso, Kec Karangploso, Kab Malang.

Kepala BMKG Stasiun Klimatologi Karangploso Hartanto (tengah) bersama Forecaster BMKG Maritim Tanjung Perak Surabaya Ari Widjajanto (kanan) saat memberikan keterangan pers, di Kantor BMKG Karangploso, Kec Karangploso, Kab Malang.

(BMKG Ingatkan Pengendara Motor Waspada)
Kab Malang, Bhirawa
Angin kencang yang menerjang wilayah Malang Raya sejak beberapa Minggu terakhir ini adalah akibat peralihan musim yakni dari musim penghujan ke musim kemarau. Kondisi cuaca belum stabil, dan bahkan kecepatan angin mencapai 30-40 kilometer (km) per jam. Demikian disampaikan Kepala Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Klimatologi Karangploso Hartanto, Rabu (15/6), saat memberikan keterangan pers, di Kantor BMKG Karangploso, Kecamatan Karangploso, Kabupaten Malang.
Menurut Hartanto jika kondisi cuaca dalam keadaan normal kecepatan angin hanya 10-20 km per jam.
“Angin kencang ini masih berlangsung dua Minggu mendatang. Sehingga pengguna kendaraan roda dua harus lebih berhati-hati ketika melakukan perjalanan. Karena angin kencang bisa membuat pengendara jatuh akibat terkena angin kencang,” jelasnya.
Sementara, angin kencang tersebut belum sampai taraf merusak.
Selain angin kencang yang menerjang wilayah Malang Raya, jelas Hartanto, angin La Nina juga menerjang wilayah pesisir Pantai Malang Selatan. Karena angin La Nina menyebabkan gelombang laut menjadi tinggi. Sehingga membahayakan para nelayan ketika nekat melaut untuk mencari ikan.
“Meski La Nina membahayakan bagi nelayan, namun angin itu juga membawa berkah bagi nelayan. Sebab, La Nina telah juga membawa rezeki bagi nelayan yang berada di Pantai Malang Selatan, yaitu melimpahnya ikan tuna,” terangnya.
Sayangnya, kata dia, dengan melimpahnya ikan tuna di wilayah Pantai Malang Selatan, namun dibarengi dengan tingginya gelombang laut yang mencapai 2,5-3 meter. Sehingga hal itu telah membuat nelayan di Pantai Sendangbiru, Pantai Tamban dan Pantai Licin, tidak berani melaut.  Sedangkan La Nina diperkirakan akan berakhir pada tahun ini, dan tentunya nelayan akan kesulitan mencari ikan.
Dijelaskan, La Nina adalah gejala gangguan iklim yang diakibatkan suhu permukaan laut Samudera Pasifik dibandingkan dengan daerah sekitarnya. Akibat dari La Nina adalah hujan turun lebih banyak di Samudera Pasifik sebelah barat Australia dan Indonesia. Dengan demikian di daerah ini akan terjadi hujan lebat dan banjir di mana-mana.
“Sehingga masyarakat harus selalu waspada, meski La Nina tahun ini cenderung lama namun tidak perlu ditakuti,” kata Hartanto.
Sementara itu, Forecaster BMKG Maritim Tanjung Perak Surabaya Ari Widjajanto, yang juga ikut memberikan keterangan pers di Kantor BMKG Karangploso  menambahkan, angin kencang tidak hanya menerjang wilayah Malang Raya saja, tapi juga melanda daerah-daerah di Jawa Timur (Jatim).
“Jika dilihat dari pola angin permukaan seperti ini bisa berlangsung lama. Karena ini ciri khas musim kemarau, akan tetapi kondisi atmosfer di atas tidak terlalu kencang,” ujarnya.
Ia juga mengatakan, sebetulnya wilayah Jatim, seperti wilayah di Indonesia pada umumnya, sudah memasuki musim kemarau. Jadi hampir seluruh wilayah Jatim sudah mulai masuk musim kemarau. Sehingga angin kencang ini merata di seluruh provinsi, tapi sekarang jugaa da fenomena La Nina, dimana suhu permukaan laut di Indonesia hangat. [cyn]

Rate this article!
Tags: