Angka Covid-19 Masih Tinggi, Sekolah Pertimbangkan Jalankan PTM

Proses tes peminatan jurusan di SMAN 16 Surabaya yang dilakukan Kamis (27/6).

Surabaya, Bhirawa
Wacana pemerintah menggelar Pembelajaran Tatap Muka (PTM) di awal Januari belum bisa terealisasi. Pasalnya, angka positif Covid 19 baik secara nasional maupun regional mengalami peningkatan signifikan. Karenanya, sejumlah sekolah di Surabaya pun, mempertimbangkan menunda digelarnya PTM.
Di SMAN 16 Surabaya, misalnya berdasarkan Surat Pemberitahuan Nomor 000/389/11.6.1.16/2020 pembelajaran semester genap mulai 4 Januari 2021 akan dilaksanakan secara Daring.
“Kami sudah membuat edaran untuk dua minggu ini akan dilaksanakan Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) sembari kita melihat situasi (kasus Covid 19) di Jatim khususnya Surabaya. Kebijakan ini pun berdasar hasil rapat MKKS dan Kacabdindik (wilayah Surabaya),” ujar Kepala SMAN 16 Surabaya, RA Roosdiantini.
Selama pelaksanaan PJJ, pihaknya juga akan melakukan evaluasi terkait persiapan PTM. Hal itupun akan dikoordinasikan dengan Pengurus Komite dan Tim Gugus Covid-19 Di Lingkungan setempat.
“Selama dua minggu ini kita juga mintai pendapat ke wali murid dan komite menggunakan melalui google form. Karena (pelaksanaan PTM, red) ini tergantung orang tua apakah mengizinkan putra – putrinya untuk ke sekolah,” jabar dia.
Kebijakan yang sama pun dilakukan SMKN 2 Surabaya. Rencananya gelar PTM akan dilaksanakan pada tanggal 18 Januari, dengan melihat perkembangan kasus Covid-19 di Surabaya. ”Jadi sementara di pelaksanaan PJJ atau Daring (4 hingga 16 Januari) ini disiapkan betul untuk PTM di tanggal 18 mendatang. Dengan melihat kondisi Covid 19, jika memang harus dilaksanakan PTM kemungkinan prosesntasi 25% hingga 50% dengan melihat kondisi sekolah,””urai Kepala SMKN 2 Surabaya, Djoko Pratmodjo.
Untuk PTM nantinya, Djoko menjabarkan, akan diprioritaskan untuk kelas 12, karena persiapan ujian. Sementara kelas 11 beberapa siswanya akan mengikuti magang secara bertahap.
Sementara itu, Pakar Pendidikan Jatim, Prof Moh Nuh, menekankan pada prinsipnya, pelaksanaan PTM bukan pada hitungan bulan atau penetapan Bulan Januari. Tetapi yang harus diperhatikan dan menjadi catatan adalah kesiapn beradaptasi dengan Covid 19.
“Jika masih merajalela tidak ada makna (digelarnya PTM). Maka jangan dipaksakan (PTM). Tapi pelajari dulu kemungkinannya. Kalau sudah mungkin oke laksanakan. Kalau belum mungkin jangan. Karena nantinya dikhawatirkan ada kluster baru. Sekarang saja RS penuh dengan pasien terkonfirmasi Covid 10.
Jadi, seyognya banyak persiapan yng harus dimatangkan sekolah dan pemerintah. Terutama dalam menghadapi pandemi,” tegas dia. [ina]

Tags: