(Karena ‘Amplop’ dari Tim Sukses Caleg)
Tuban, Bhirawa
Pemilu Legislatif (Pileg) 2014 sudah usai dan saat ini masih dalam tahap penghitungan di tingkat Komisi Pemilihan Umum (KPU) Pusat. Ternyata pada pelaksanaan pemilihan umum legislatif (Pileg) 2014 yang digelar pada 9 April lalu, jumlah angka Golongan Putih (Golput) atau pemilih yang tidak menggunakan hak pilihnya di Tuban turun dibanding pada Pileg sebelumnya.
Jumlah angka Golput Pileg tahun ini hanya 23,17 persen, sementara pada Pileg 2009 lalu mencapai 32,28 persen. Hal ini diprediksi tingginya masyarakat dalam menggunakan hak pilihnya bukan karena keberhasilan KPU Kabupaten Tuban melakukan sosialisasi atau kesadaran masyarakat dalam demokrasi tinggi.
Akan tetapi lebih didasarkan untuk kepentingan praktis dan sesaat. “Bagaimana tidak tinggi tingkat kehadiran masyarakat, kan setiap pemilih menerima uang ganti kerja lebih dari satu amplop,” kata Basuki, Tim Independen Pemantau Pemilu Tuban.
Dari data yang dapat dihimpun Bhirawa, pada Pileg 2009, yang menerima uang ongkos politik itu hanya tim sukses masing-masing calon legeslatif dan sejumlah tokoh masyarakat saja. Namun, untuk Pileg 2014 hampir semua pemilih menerima uang dari para tim sukses caleg. “Pemilu tahun ini lebih ‘gila’ dibanding Pemilu sebelumnya,” tambahnya.
Hal yang sama disampaikan Syaiful Adam, salah satu pemilih asal Kecamatan Palang, ia dan keluarganya datang ke TPS untuk memilih bukan lantaran untuk memenangkan caleg yang didukung. Tapi, karena ada uang. Bahkan, sebelumnya dia maupun keluarganya tidak akan menggunakan hak pilihnya dan lebih memilih untuk bekerja saja. “Tapi, karena ada yang memberikan uang ya akhirnya ikut memilih,” terangnya tanpa basi-basi.
Terkait dengan hal tersebut, Ketua KPU Kabupaten Tuban Soemito Karmani, tingginya tingkat kehadiran pemilih di Tempat Pemungutan Suara (TPS) untuk menggunakan hak pilihnya karena kebanyakan para calon legeslatif adalah tetangganya sendiri atau bahkan familinya. Warga masyarakat ingin caleg yang dijagokan bisa unggul, sehingga mereka berbondong-bondong untuk datang ke TPS. “Selain itu sosialisasi juga terus kami lakukan. Jadi tidak karena adanya uang,” kata Soemito Karmani.
Ditambahkan, target Golput yang dipatok KPU Kabupaten Tuban pada Pileg tahun ini 25 persen. Dari jumlah Daftar Pemilih tetap (DPT) Tuban sebanyak 926.230 hak pilih yang tidak menggunakan hak pilih atau pun suara rusak sebanyak 214.691 pemilih atau 23,17 persen, sehingga, KPU Tuban menganggap targetnya untuk menekan angka Golput pada Pileg 2014 berhasil.
Jumlah hak pilih di Tuban sebanyak itu terbagi dalam lima Daerah Pemilihan (Dapil). Dapil I yang meliputi Kecamatan Merakurak, Tuban, Kerek dan Montong dengan DPT sebesar 205.831 pemilih dan angka Golputnya sebesar 45.799 atau 22,2 persen.
Dapil II (Kecamatan Palang, Widang dan Plumpang jumlah hak pilih 163.897 pemilih dan Golputnya mencapai 38.982 pemilih atau 23,78 persen. Dapil III (Kecamatan Semanding, Rengel, Soko dan Grabagan) jumlah pemilih 225.746 pemilih. Sementara angka Golputnya mencapai 50.484 pemilih atau 22,36 persen.
Di Dapil IV yang meliputi Kecamatan Parengan, Singgahan, Senori, Bangilan dan Kenduruhan) dengan jumlah pemilih sebanyak 168.452 pemilih dan angka Golpunya mencapai 46.191 pemilih atau 27,42 persen. Sementara di Dapil V (Kecamatan Jatirogo, Bancar, Tambakboyo dan Jenu) hak pilihanya sebesar 162.304 pemilih, angka Golpunya mencapai 33.235 orang atau 20,47 persen.
Sementara itu sesuai hasil penghitungan KPU Kabupaten Tuban beberapa waktu lalu, PKB menjadi partai pemenang Pemilu dengan perolehan kursi di DPRD Tuban sebanyak 14 kursi, Partai Golkar 7 kursi, Partai Demokrat dan Gerindra masing-masing 6 kursi, PDIP 5 kursi, NasDem, PKS dan PAN masing-masing 3 kursi, PPP 2 kursi dan Hunura 1 kursi. [hud]